Keberangkatan ke Jakarta

Hari-hari yang sibuk ketika Romy mempersiapkan keberangkatannya ke Jakarta untuk kuliah kedokteran.

Dengan sangat berat hati ia meninggalkan kota kelahirannya. Ia juga meninggalkan Novi sahabatnya.

Sang ibu merasakan perasaan Romy yang sedih meninggalkan keluarga dan sahabatnya, tapi dia juga memahami bahwa anaknya harus mengejar impian dan masa depannya di Jakarta.

Ibu Romy membantu mempersiapkan segala kebutuhan Romy di Jakarta, termasuk memberikan nasihat dan semangat agar Romy tetap kuat dan bersemangat dalam mengejar impian barunya.

"Ibu sangat bangga denganmu, nak. Kamu adalah anak yang pintar dan memiliki tekad yang kuat untuk mengejar impianmu. Ingatlah, apapun yang terjadi di Jakarta, jangan pernah menyerah. Teruslah berjuang dan teruslah belajar dengan giat. Ibu yakin kamu akan mencapai cita-citamu dan menjadi seorang dokter yang sukses." ucap ibu Romy dengan penuh harapan.

Romy terharu mendengar kata-kata ibunya. Ia merasa sangat beruntung memiliki orang tua yang selalu mendukung dan mencintainya. Ia berjanji akan selalu berusaha dan tidak mengecewakan harapan orang tuanya.

Dengan penuh semangat, Romy bersiap berangkat ke Jakarta untuk memulai masa depannya sebagai seorang mahasiswa kedokteran.

"Terimakasih banyak Ibu, doa ibu akan selalu menyertai langkah Romy." Ucap Romy kepada ibunya.

"Iya nak, selalu berdoa dan percayalah bahwa Tuhan akan selalu menyertai langkahmu. Jangan lupa untuk selalu menghubungi kami di rumah, dan juga jangan lupa untuk merawat kesehatanmu baik-baik. Sampaikan salamku kepada teman-temanmu di sana ya," ucap ibu Romy sambil memeluk anaknya dengan erat.

Romy merasakan cinta dan kasih sayang yang luar biasa dari ibunya. Ia berjanji akan selalu menghubungi dan memberi kabar kepada keluarganya di rumah. Ia merasa semakin terpacu untuk berjuang dan belajar lebih giat lagi di Jakarta. Dengan semangat yang baru, Romy berangkat ke Jakarta untuk memulai masa depannya.

Sang ayah memang terkenal dengan sifatnya yang tegas dan kaku, namun dalam hatinya ia juga merasakan sedih melihat anak semata wayangnya pergi ke Jakarta untuk mengejar impian barunya. Meskipun tidak menangis, namun ia selalu menyempatkan waktu untuk memberikan nasehat dan semangat kepada Romy.

"Ayah tahu kamu adalah anak yang cerdas dan pintar. Tetapi jangan hanya mengandalkan itu saja, yang lebih penting adalah bagaimana kamu bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan mempertahankan tekadmu untuk mencapai impianmu. Jangan lupa, selalu berpegang pada prinsip kejujuran, disiplin, dan bertanggung jawab. Ayah yakin kamu akan berhasil, anakku." ucap sang ayah dengan tegas namun penuh harapan.

Romy merasa senang mendengar dukungan dan nasehat dari sang ayah. Ia merasa semakin kuat dan yakin untuk mengejar impian barunya di Jakarta. Meskipun berat meninggalkan keluarga dan sahabatnya di kota kelahirannya, namun ia percaya bahwa masa depannya yang cerah menanti di Jakarta.

Dengan hati yang lega, Romy berangkat ke Jakarta dan siap memulai perjalanan barunya sebagai seorang mahasiswa kedokteran.

Ayah dan ibunya pergi mengantar Romy ke stasiun. Di sepanjang perjalanan Romy mulai berkaca-kaca teringat sahabatnya Novi.

Di tengah perjalanan menuju stasiun, Romy mulai merenung dan teringat kembali pada sahabatnya, Novi, yang sedang berjuang melawan penyakit leukimia. Rasa sedih dan perpisahan yang tadi sempat terlupakan, kini kembali menghantui dirinya.

Romy merenung sejenak, lalu mengambil handphone-nya untuk menelpon Novi. Namun, ketika menelpon, suaranya hanya terdengar lemah.

"Novi, apa kabar?" tanya Romy khawatir.

"Aku baik Romy, kamu udah mau berangkat ke Jakarta ya?" jawab Novi dengan suara yang terdengar pelan.

“Iya, doakan aku ya.” Ucap Romy.

“Selalu Romy. Aku tunggu kamu di sini ya!” Ucap Novi dengan suara yang lemah.

“Iya makasih. Aku pengen kita selalu berkomunikasi ya!” Pesan Romy kepada Novi.

“Iya, kamu hati-hati!” Pesan Novi kembali.

“Iya kamu juga ya! selalu jaga diri, kabarin aku kalo ada apa-apa pkokoknya!” Tegas Romy kembali.

“Iya!” Jawab Novi tegas.

Romy memutus teleponnya dengan Novi. Ia merasa sedih dan tidak tega meninggalkan Novi dalam kondisi yang seperti ini. Namun, ia tahu bahwa dia harus terus maju dan mengejar mimpinya.

"Novi, aku akan selalu mendoakanmu. Jangan khawatir, aku akan segera pulang dan kita akan mendaki gunung bersama," ucap Romy dalam hati.

" Romy. Aku akan selalu berdoa untukmu juga. Semoga kamu sukses di Jakarta," Ucap Novi di dalam hatinya sebagai doa tulus untuk sahabatnya, Romy.

Romy terus merasa sedih dan berat hati meninggalkan sahabatnya yang sedang berjuang melawan penyakit mematikan. Namun, dia juga yakin bahwa dengan dukungan dan doa dari sahabat-sahabatnya, ia akan bisa melewati segala rintangan dan mencapai impian barunya di Jakarta.

Akhirnya Romy melangkahkan kakinya di kota jakarta. Kota metropolitan dengan segala hingar bingarnya. Ketika Romy sampai di Jakarta, ia merasa kota ini sangat berbeda dengan kota kelahirannya. Kota ini lebih besar, lebih ramai, dan penuh dengan gedung-gedung tinggi yang menjulang ke langit.

Romy merasa sedikit kewalahan dengan kerumunan orang dan suara bising yang ada di kota ini. Namun, ia berusaha untuk tidak terlalu terpengaruh dan tetap fokus pada tujuannya untuk kuliah kedokteran.

Setelah tiba di asrama mahasiswa, Romy segera mempersiapkan diri untuk menghadapi hari pertamanya di kampus. Ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan bertemu dengan teman-teman sekelasnya.

Walaupun terkadang Romy merasa kesulitan dalam beradaptasi, ia tetap berusaha untuk belajar dan mengejar cita-citanya. Ia tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah membantunya, terutama Novi dan keluarganya yang telah memberikan dukungan dan doa untuknya.

Hari-hari Romy di Jakarta tidaklah mudah, tetapi ia terus berjuang untuk meraih impian dan cita-citanya sebagai dokter. Ia menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, namun ia selalu berusaha untuk tidak menyerah

Fakultas kedokteran yang sedang ia tempuh merupakan salah satu fakultas yang paling sulit dan kompleks di perguruan tinggi. Pelajaran yang diajarkan mencakup berbagai disiplin ilmu seperti anatomi, fisiologi, biokimia, mikrobiologi, farmakologi, patologi, dan lain sebagainya.

Selain itu, Romy juga harus mempelajari berbagai keterampilan klinis seperti pemeriksaan fisik, diagnosa, dan tindakan medis yang terkadang memerlukan pengalaman langsung di lapangan.

Di sela-sela kesibukannya, tak lupa ia selalu mengabari orang tuanya dan Novi. Hampir setiap hari Romy menghubungi Novi untuk menanyakan bagaimana keadannya.

Jauh dari keluarga dan sahabatnya membuat Romy sedikit kesepian di Jakarta. Suasana kota yang kurang cocok dengannya membuatnya terkadang ingin menyerah.

Namun, ia mengingat kembali orang tuanya. Ia adalah tumpuan besar orang tuanya. Ia ingin mewujudkan cita-cita orang tuanya untuk menjadi seorang dokter.

Ia berjanji akan menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke kota asalnya untuk menemui orang tuanya dan juga sahabatnya Novi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!