Rencana Ayah

Romy merasa bingung oleh rencana sang ayah yang sangat mendadak itu. Ia bercita-cita menjadi seniman dan pelukis sejak kecil dan selalu berusaha untuk mencapainya. Namun ia juga ingin mewujudkan mimpi ayahnya agar ia bisa menjadi seorang dokter.

Di sisi lain, Romy pun dihadapkan pada dilema yang sulit. Ia harus meninggalkan Novi yang sedang sakit atau menunda impian kuliahnya di Jakarta.

Romy dan Novi adalah sepasang sahabat sejati. Mereka berteman baik dan saling mengerti satu sama lain. Kini, Novi sedang menidap leukemia dan butuh perawatan yang intensif. Romy tahu bahwa ia adalah satu-satunya teman yang tersisa di sisi Novi.

Romy adalah anak semata wayang. Ia adalah tumpuan besar orang tuanya. Ia tahu bahwa peluang untuk kuliah di kota besar akan membuka jalan untuknyamewujudkan impian orang tuanya menjadi dokter. Romy tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

Keputusan Romy untuk meninggalkan Novi mungkin bukan keputusan yang mudah baginya. Namun, mengambil keputusan tersebut menunjukkan bahwa Romy mempertimbangkan masa depannya dengan serius dan juga mempertimbangkan kesehatan sahabatnya.

Pagi - pagi sekali Romy sudah bergegas pergi ke rumah sakit untuk memberikan hasil penggalangan dana semalam dan memberikannya kepada ibunya Novi. Sekaligus ingin bercerita kepada Novi bahwa ia akan berangkat ke kota Jakarta untuk kuliah.

“Pagi sekali Nak mau kemana?” Tanya sang ibu kepada Romy.

“Romy mau ke rumah sakit bu, mau kasih hasil penggalangan dana buat Novi.” Jawab Romy.

“Wah, ibu sangat terharu Nak, kamu anak yang baik. Ibu titip salam untuk Novi dan ibunya ya. Tolong sampaikan maaf ibu belum sempat datang menjenguk Novi.” Pesan sang ibu.

“Iya bu, nanti aku sampaikan ya. aku pamit ya bu!” Ucap Romy.

“iya hati-hati ya Nak!” Ucap ibunya.

Setelah Romy tiba di rumah sakit, ia memberikan hasil penggalangan dana semalam kepada ibu Novi.

“Tante, ini ada sedikit bantuan dari para relawan untuk bantu biaya pengobatan Novi Tan.” Ucap Romy sambil memberikan amplop berisi uang kepada ibunya Novi.

"ya ampun Nak, ini apa? terimakasih!" Ucap ibunya Novi sambil menangis terharu.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Romy telah menggalang dana untuk Novi. Ia sangat berterimakasih kepada Romy.

Romy sangat senang bisa membantu Novi dan keluarganya. Dia tahu bahwa situasi yang dihadapi oleh keluarga Novi sangat sulit, dan dia ingin membantu mereka sebisa mungkin. Romy tersenyum dan mengucapkan,

"Sama-sama Bu, Romy hanya ingin membantu Novi dan keluarga. Semoga penggalangan dana ini bisa sedikit membantu dalam biaya pengobatan Novi."

Romy juga memastikan bahwa keluarga Novi tahu bahwa mereka selalu dapat menghubungi dia jika ada hal yang dibutuhkan. Dia ingin membantu sebisa mungkin untuk meringankan beban keluarga Novi. Ibu Novi merasa terharu dengan perhatian dan bantuan yang diberikan oleh Romy dan keluarganya. Dia berterima kasih kepada Romy dan keluarganya, dan berdoa agar Romy selalu dilindungi dan diberikan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya

Romy memberikan dukungan moral pada Novi dan memastikan bahwa dia akan selalu ada untuknya meskipun dia tidak berada di dekatnya setiap saat. Romy juga menyampaikan harapan agar Novi segera pulih dan bisa menjalani kehidupannya dengan normal kembali.

Romy kemudian duduk di samping Novi dan bercerita padanya tentang rencananya untuk berangkat ke Jakarta untuk kuliah.

"Novi, aku akan pergi ke Jakarta untuk mengambil kuliah kedokteran. Kamu gak apa-aku aku tinggal?" Ucap Romy dengan raut wajah sedih.

"Romy, tentu saja aku mengerti dan aku mendukungmu untuk mengejar mimpi mu. Jangan khawatir tentang aku di sini, aku akan baik-baik saja dan aku selalu mengingat kata-katamu bahwa aku harus kuat dan semangat untuk sembuh. Kamu juga harus fokus pada kuliahmu dan menjalani kehidupanmu di Jakarta. Aku akan selalu mendoakanmu dan mendukungmu dari jauh," jawab Novi dengan senyum lembut.

Meskipun Romy merasa sedih meninggalkan Novi di saat-saat seperti ini, dia merasa lega mendengar dukungan dan pemahaman dari sahabatnya. Dia juga percaya bahwa Novi akan selalu kuat dan semangat untuk melawan penyakitnya.

Romy kemudian berjanji untuk selalu menjaga komunikasi dengan Novi, mengirimkan kabar dan membantu Novi dari jauh. Mereka saling melepas dengan tangan bergenggaman dan doa untuk keberhasilan dan kesembuhan masing-masing.

“Aku ingin mengajakmu mendaki gunung lagi". Ucap Romy.

"Tenang saja, Romy. Kita pasti bisa mendaki gunung lagi setelah aku sembuh. Sekarang yang terpenting adalah kesembuhanku, dan aku percaya bahwa kita bisa pergi mendaki suatu saat nanti," jawab Novi dengan senyum lembut.

Romy merasa lega mendengar jawaban Novi. Dia tahu bahwa kesehatan Novi adalah yang terpenting saat ini dan mereka bisa melaksanakan rencana mendaki gunung tersebut ketika Novi sudah sembuh sepenuhnya.

Romy berjanji untuk selalu mendukung dan mendoakan kesembuhan Novi. Dia juga berharap bisa segera melaksanakan rencana mendaki gunung bersama sahabatnya itu. Mereka saling berpelukan sebelum Romy meninggalkan rumah sakit dan menuju ke Jakarta untuk mengejar impian dan masa depannya

"Lalu bagaimana mimpimu sebagai pelukis? Apakah kamu masih menyimpan mimpi itu?" Lirih Novi kepada Romy.

Romy tersenyum lembut mendengar pertanyaan Novi. "Tentu saja, aku masih menyimpan mimpi itu. Menjadi seorang pelukis adalah salah satu impianku sejak kecil. Tapi sekarang, aku ingin mengejar impianku untuk menjadi dokter terlebih dahulu," jawab Romy dengan dan mengenggam tangan Novi.

Novi tersenyum mendengar jawaban sahabatnya. Ia tahu bahwa Romy adalah orang yang sangat berbakat dan memiliki banyak impian besar. Ia yakin bahwa Romy akan berhasil mencapai semua impian dan cita-citanya.

"Dengarkan aku, Romy. Aku yakin kamu akan berhasil mencapai semua impian dan cita-citamu. Kamu adalah orang yang sangat berbakat dan gigih dalam mengejar apa yang kamu inginkan. Jangan pernah menyerah dan tetaplah bersemangat dalam mengejar impianmu," kata Novi dengan senyum lembut sambil terus menahan sakitnya.

Romy tersenyum dan merasa sangat terinspirasi oleh kata-kata Novi. Dia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Novi yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam hidupnya

"Aku terus menunggu kamu di sini Romy, kamu janji kan kita akan pergi mendaki bersama?" Ucap Novi kembali kepada Romy.

Romy mengangguk pelan, "Tentu saja, Novi. Aku akan kembali lagi dan kita akan pergi mendaki bersama seperti yang kita janjikan. Aku tidak akan melupakan janji kita. Dan aku berharap kamu akan sembuh dan kembali sehat seperti sediakala."

Novi tersenyum bahagia, "Terima kasih Romy, kamu selalu menjadi sahabat yang baik dan perhatian. Aku akan berjuang semampuku untuk sembuh dan menunggu kepulanganmu nanti."

Kepergian Romy untuk mengejar cita-citanya menjadi beban tersendiri untu Novi. Ia kehilangan sahabat terbaiknya, Romy. Namun, ia tetap berpegang teguh dengan janji mereka bahwa Romy akan kembali dan pergi mendaki gunung bersama suatu saat nanti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!