episode 11

Felix pov

Hujan deras di minggu pagi~

Saat ini, Felix berbaring di kasurnya dan meratapi nasib.

“Aku tidak bisa membiarkan badanku tetap melemah seperti ini. Jika aku lemah, maka akan mustahil untuk menghilangkan kutukan yang terakhir.”

“Mungkin guru bisa membantuku mencari solusi.”

Aku kemudian berusaha bangun dari kasur dan melangkah pergi keluar rumah, sambil membawa tongkat untuk menahan diriku agar tidak terjatuh.

Hujan yang deras diluar dan jalan yang basah membuatku semakin hati-hati melangkah.

Tempat kediaman guru berada di pelosok hutan, membuat aku terpaksa berjalan melewati beberapa semak belukar. Bahkan aku sempat terjatuh beberapa kali karena jalan yang licin.

Setelah beberapa jam, akhirnya sampai di sebuah pondok sederhana.

Gurunya yang di dalam sedang duduk. Dirinya terkejut melihat Felix berdiri didepan pintu dengan badan basah.

“Guru tolong aku....” ucapnya dengan lirih.

Gurunya menghampiri, lalu merangkul Felix masuk ke dalam.

“Hei kalian cepat bawakan pakaian kering untuk Felix!” pinta guru itu kepada murid yang lainnya.

Setelah mengganti baju dan menghangatkan diri. Felix melangkah mendekati gurunya, lalu menceritakan semua masalahnya dengan detail.

“Felix, kenapa kau mau menolongnya?, dia kan bukan siapa-siapa mu.” ungkap murid lain yang sedang duduk disampingnya.

“Dia itu adalah temanku meskipun tidak seberapa dekat. Dan alasanku menolong karena tidak tega melihat kondisinya yang kesakitan. Jadi, guru kumohon bantu aku kali ini untuk mencari cara membunuh kutukan itu.”

“Hmm..baiklah aku akan membantumu.”

Guru itu berdiri dan pergi kebelakang. Beberapa detik kemudian, dirinya kembali ke hadapan Felix dengan membawa segelas air putih.

Ia membacakan sebuah mantra dengan menggenggam gelas air itu. Kemudian menyodorkannya ke Felix untuk segera diminum.

Setelah meminumnya hingga habis. Badan Felix yang lemah, secara perlahan mulai sembuh dan normal lagi.

“Bagaimana? apakah kondisimu sudah merasa membaik?”

“Iya Guru, aku sudah merasa membaik.”

“Syukurlah, kalau begitu kau bawalah ini bersamamu, benda ini sudah dibacakan mantra.” ucapnya dengan menyodorkan sebuah pisau.

“Untuk apa ini?”

“Pisau ini dapat membunuh kutukan secara permanen. Caranya adalah dengan menemukan boneka itu, kemudian menusuknya dengan pisau ini. Bagaimana? apakah kau sudah mengerti?”

“Ooo, begitu. Aku mengerti.. Terimakasih Guru sudah membantu ku.” ungkap Felix lalu berpamitan untuk pergi.

Hujan sudah berhenti beberapa jam lalu. Akhirnya Felix melakukan perjalanan selanjutnya. Ia berhenti sejenak untuk mengambil handphone disaku.

“Sialan..tidak ada sinyal disini.” ucap Felix yang berusaha menelfon Stefan.

Sementara itu di kediaman Henry~

Pukul 21.05

Stefan sedang bersantai di ruang tamu.

“Sedang bersantai ya?” Henry datang dan duduk disampingnya.

“Hmm..iya.”

“Hei, aku membawakan hadiah untukmu.”

“Hmm..hadiah apa? aku kan sedang tidak berulang tahun.”

Ia melihat posisi kedua tangan Henry dibelakang, seperti memegang sesuatu.

“Aku memberimu hadiah bukan untuk ulang tahun, tapi sebagai tanda minta maaf.” ucap Henry sambil menyodorkan hadiahnya.

Bentuknya kotak dan sedikit berat saat Stefan genggam. Karena penasaran, ia langsung membuka hadiahnya.

“Wah, ini handphone baru. Kau membelikannya untukku?”

“Iya, aku memang membelikannya untukmu. Ini sebagai pengganti handphone mu yang rusak karena ulahku kemarin.”

“Terimakasih atas hadiahnya, kau memang sahabat terbaikku.” ucap Stefan sambil tersenyum.

Tok-tok-tok.

Terdengar seseorang yang sedang mengetuk pintu.

“Siapa yang mengetok pintu malam-malam seperti ini?”

“Entahlah, ayo kita cek bersama.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!