episode 12

Setelah pintu dibuka, terdapat Felix yang berdiri di depan pintu dengan keringat bercucuran.

“Felix? kau dari mana saja? kenapa kau tampak kelelahan?” tanya Stefan dengan rasa khawatir.

“Ceritanya panjang, yang terpenting dimana boneka itu sekarang? ”

“Kenapa kau menanyakan itu?”

“Aku membutuhkannya sekarang.”

“Kalau begitu, ayo masuk ke dalam dulu.” ajak Henry.

Mereka akhirnya berkumpul diruang tamu.

“Sekarang jelaskan, kamu dari mana saja?”

“Aku dari rumah guruku untuk meminta saran bagaimana cara menghilangkan kutukan boneka. Katanya, aku harus menusuk boneka itu dengan pisau ini.” ucap Felix sambil memegang pisau tersebut

“Tapi boneka itu tidak ada disini. Dan terakhir kali aku melihatnya saat di hutan tempat kami mendaki.”

Tempat itu butuh beberapa jam untuk sampai. Namun untuk menghilangkan kutukan, apapun caranya Felix akan rela melakukannya.

“Kalau begitu, beri aku lokasinya."

Dengan mengendarai mobil dan alat bantu seadanya, Felix nekad pergi kesana sendirian.

Malam semakin larut serta suasana di hutan semakin mencekam. Dengan mengandalkan senter dan sinar bulan sebagai pencahayaan, ia mulai menyusuri jejak Stefan mendaki sebelumnya.

Begitu Felix sampai di titik lokasi boneka itu berada, ia melihat sekitar dengan rasa kebingungan.

“Dimana boneka itu? bukankah seharusnya berada di sini?”

Bonekanya tidak ada di lokasi tersebut, namun bagaimana bisa? apakah ada pendaki lainnya disini?

Ia mencari disekitar, namun tetap hasilnya nihil. Akhirnya, ia putus asa dan memilih kembali pulang.

Sementara itu dirumah Henry~

“Henry, bagaimana ini? aku merasa khawatir jika Felix tidak menemukan bonekanya.”

“Kamu tenang saja. Saat itu tidak ada pendaki lainnya selain kita berdua, jadi boneka itu pasti tetap ada disana.”

Stefan hanya menganggukkan kepalanya dan untuk menghilangkan rasa khawatirnya yang berlebihan, ia memutuskan untuk pergi tidur.

Namun nyatanya ia tidak nyenyak dalam tidurnya. Saat ini Stefan ingin menelfon Felix, tapi sialnya dirinya tidak memiliki nomor handphone-nya.

Aku bodoh sekali karena telah melewatkan kesempatan untuk bertanya, padahal tadi dia sudah jelas berada di hadapanku.

Henry merasakan ada sesuatu pergerakan yang mengganggunya, dan siapa lagi kalau itu ulah Stefan. Ia membuka mata perlahan lalu menatap Stefan disampingnya yang sedang sibuk merubah posisinya tidur berulang kali

“Stefan, apakah kamu tidak bisa diam? gara-gara kamu, tidurku menjadi terganggu.”

“Yaudah deh, aku minta maaf.” jawab Stefan sambil menundukkan wajahnya

Henry menghela nafas panjang, emosinya perlahan-lahan mulai bergejolak. Ia sebenarnya tidak suka jika ada yang mengganggunya untuk tidur. Tapi beruntungnya Stefan itu adalah teman baiknya. Jika bukan, maka sudah pasti Henry akan menghajarnya habis-habisan.

“Hmm..iya aku memaafkan mu. Sekarang ceritakan kepadaku, kenapa kamu tidak tidur dengan tenang?

“Tidak ada apa-apa. Saat ini, aku hanya ingin menelfon Felix. namun sayangnya aku tidak memiliki nomor handphone-nya. Tadi aku juga lupa untuk bertanya.”

Henry kemudian menepuk jidatnya sambil menatap Stefan.

“Ya ampun. Kan masih ada hari besok untuk bertanya kepadanya. Jadi, saat ini kamu tidak usah terlalu memikirkannya.”

“Iya-iya.”

Mereka kemudian kembali membaringkan diri dan berusaha untuk tidur.

......................

Jam 05.56

Henry merasakan guncangan pada lengannya.

“Henry, bangun.”

Dengan susah payah, ia pun bangun dari tidurnya.

“Hmm.. kenapa kau membangunkan ku?”

Ketika matanya terbuka, ia melihat Stefan disampingnya dengan mengenakan pakaian yang rapi.

“Mau kemana kau?”

“Aku ingin pergi ke rumah Felix, kamu mau ikut tidak?”

Henry melihat kearah jam dinding, ia seketika terkejut setelah mengetahui jika saat ini masih terlalu pagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!