Stefan akhirnya sampai di rumah Henry.
“Wah Stefan akhirnya kau datang, cepat juga kamu jalannya, ngomong-ngomong kenapa kau ingin tinggal dengan ku?” ucap Henry sambil membantu Stefan membawa barangnya.
“Hey kau ingat kan dengan cerita ku, kalau aku sudah membakar boneka itu? Anehnya boneka itu kembali lagi di atas mejaku dengan kondisi yang utuh, Aku ketakutan jika hantu itu akan muncul lagi. oleh karena itu aku ingin tinggal denganmu.”
“Ooh begitu...jika kau masih ketakutan tinggal saja disini, meskipun tinggal lama aku tidak akan keberatan.”
“Terimakasih sudah menolongku.” jawabnya dengan tersenyum.
“Iya, anggap saja rumah sendiri.”
Keesokan harinya~
Stefan bangun dari tidurnya, tapi rasa sakit dan gatalnya kambuh lagi.
“Ada apa dengan diriku ini? badan ku rasanya semakin gatal dan sakit.” sembari bersusah payah menggaruk bagian badannya.
Henry yang melihatnya langsung datang menghampiri.
“Stefan berhenti, jangan kamu garuk badanmu! lihat lah itu, badanmu semakin memerah akibat digaruk terlalu keras.”
“Aku tidak peduli, ini rasanya gatal sekali.” sepintas ia ingat jika mempunyai nomor handphone Felix dan secepatnya meraih handphone miliknya untuk menelfon.
Di telfon~
“Felix apakah kamu bisa membantu ku?”
“Stefan ini kamu?”
“Iya ini aku, cepatlah kesini.”
“Iya-iya aku akan kesana, beritahu aku kamu dimana sekarang.”
“Stefan pun memberi tahu dimana ia berada. Dan tak menunggu lama Felix pun datang.
Dengan rasa khawatir dia bertanya “Stefan apa yang terjadi dengan mu?”
“Badanku sakit dan gatal. Cepat tolong aku!”
Felix langsung mengambil air mantra yang ia bawa dari rumah. Lalu mencipratkan nya ke badan Stefan. Tak berapa lama kutukan nya pun hilang.
“Bagaimana perasaan mu sekarang? apakah masih sakit dan gatal?”
Stefan melihat lengannya dan meraba-raba lukanya, ternyata bekas luka dan sakit nya hilang secara perlahan.
“Aku sudah tidak sakit lagi, lihat lah lengan ku. Lukanya sudah hilang.”
Melihat kondisi Stefan yang membaik membuat Felix ikut bahagia.
“Terimakasih sudah menolong ku Felix.” ucap Stefan.
“Iya, yang terpenting kau sudah sembuh, tapi aku masih tidak bisa menjamin kutukan itu akan hilang sepenuhnya darimu.”
“Hmm... baiklah sekali lagi terima kasih.”
“Hey kalian sudah basa-basi nya? sekarang ayo kita ke ruang tamu, tidak baik menyambut tamu dikamar.” itu adalah Henry yang sudah menunggu lama di dekat pintu.
Akhirnya mereka pergi ke ruang tamu, sambil berbicara santai dengan hidangan. Stefan sangat senang dengan kesembuhannya dan seperti bebas karena kutukannya tidak kambuh, meskipun tidak sepenuhnya sih.
Tak terasa sore tiba.
“Terima kasih atas hidangan nya, aku harus segera pulang. Jika terjadi sesuatu telfon aku lagi, aku akan datang.”
“Tentu saja terimakasih sudah menolongku.” kata Stefan dengan tersenyum.
“Sama-sama.”
Felix akhirnya pergi dan menulusuri jalan pulang. Sesampai nya dirumah ia merasakan sesuatu. Badan nya gatal seperti yang dialami Stefan sebelumnya.
Dari awal Felix memang sudah tau bahwa siapa pun yang berusaha menghilangkan kutukan nya akan terkena imbasnya, tapi karena belas kasihan nya kepada Stefan membuat dirinya tidak peduli dengan konsekuensi nya. Rasa gatal disebagian tubuh membuatnya menggaruknya dengan cepat berulang kali.
Keesokan harinya~
Stefan menjalani harinya dengan biasa dan pergi bekerja, tapi tidak ia kira bisa bertemu dengan Felix di jalan.Tapi sayangnya kondisi Felix seperti kesakitan. Ada bekas merah di lengannya tapi yang lainnya tidak terlihat karena tertutup jaket. Stefan pun menghampirinya untuk mencari tau.
“Felix, dari mana dirimu?”
Felix terkejut melihat Stefan menyapa nya. Ia tidak ingin Stefan tau tentang hal ini. Dengan terpaksa ia berbohong agar Stefan tidak curiga.
“Aku dari rumah sakit habis periksa.”
“Kenapa? apakah kau habis bertengkar?”
“Sudahlah, aku hanya alergi makanan. Oleh karena itu, sebagian badanku memerah.”
“Oo begitu.. Kau membuatku khawatir saja.”
“Hehe.. sudahlah pergi saja sana. Ini sudah telat bagimu untuk bekerja.” sambil melihat jam tangannya. Berusaha mencari cara untuk mengusir Stefan di hadapannya.
“Hmm..kau benar juga, sebentar lagi aku akan terlambat. Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu.” ucap Stefan sambil bergegas pergi.
Melihat Stefan pergi, Felix menghembuskan nafas lega.
Akhirnya dia pergi juga.
Setelah itu, Felix pun melanjutkan perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments