episode 5

Setelah memasuki mobilnya. Mereka pergi dengan kecepatan tinggi.

Butuh beberapa jam untuk sampai di rumah Henry.

Karena terlalu lama, Henry sampai tidak sadar jika dirinya ketiduran di mobil.

“Hei, bangunlah.”

Henry merasa ada seseorang yang berusaha membangunkan dirinya dari tidur, dengan perlahan ia mulai membuka matanya.

“Lama sekali kau bangun, cepat turun. Kita sudah sampai.” protes Stefan

Jam 10.00 malam~

Stefan duduk di sofa berusaha mengingat kejadian tadi.

“Jika dipikir-pikir, Kakek tua yang sudah menolongku bagaimana bisa dia mati?Apakah karena menolongku?” batinnya.

Ia berpikir terlalu serius, tanpa disadari temannya mengendap-endap di belakangnya.

“Duarrr.......”

Stefan sontak terkejut.

“Hahahaha...kau terkejut ya?” tanya Henry dengan tersenyum seolah-olah lupa dengan hal mengerikan yang mereka alami beberapa jam lalu.

Stefan melihat ke arah belakang dengan wajah muram menahan amarahnya.

“Apa-apaan kau ini?? membuatku terkejut saja!” bentak Stefan.

“Sabar..aku hanya bercanda. Kau juga sih, diam termenung terus.” sambil melangkah mendekat lalu duduk di sofa.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Aku sedang berpikir, bagaimana bisa Kakek itu mati? jika dilihat sepertinya dia mati karena menolongku. Aku benar, kan?"

“Lah iya juga ya, sepertinya kau benar. Tapi jika semua orang yang menghilangkan kutukan mati, lalu bagaimana dengan Felix? Apakah Dia akan mati juga? dia kan juga menolong mu saat itu.”

Suasana hening. Stefan diam berpikir sejenak lalu mengambil handphone nya di saku kanan.

Ia mencari kontak yang bernama Felix.

“Tut-tut-tut...Panggilan telfonnya tidak dijawab.”

”Kau menelfon Felix? bagaimana? apakah dia menjawabnya?“

“Dia tidak menjawab telfon ku. O iya, aku ingat sesuatu. Beberapa hari lalu aku bertemu Felix di jalan, dan yang aneh nya ada bekas luka goresan di pergelangan tangannya, yang lain hanya tertutup jaket. Menurut mu dia tidak akan apa-apa kan?”

“Hmmm... sepertinya Felix terkena kutukan nya juga. Bagaimana jika dia ikut mati?” Henry berbicara tanpa berpikir. Membuat Stefan semakin khawatir dengan Felix.

“Jangan berkata aneh-aneh. Ia tidak akan mati kok.” ucap Stefan dengan sedikit kurang yakin.

“Sepertinya aku harus memeriksa nya sendiri di rumah nya.”

Stefan berdiri dari duduknya tapi tiba-tiba terhalang oleh Henry.

“Hei mau kemana kau? ini sudah malam. Kau masih bisa menemui nya besok.” perintahnya sambil berusaha menghalangi Stefan pergi

“Menyingkir lah!!, Jika Felix terjadi hal buruk itu membuatku merasa bersalah kepada nya.” Stefan membentak temannya dengan nada suara yang tinggi.

“Pertama-tama pikirkan lah keselamatanmu dulu, ini sudah jam 10 malam. Bagaimana jika kau terjadi sesuatu? kau pikir aku tidak akan khawatir?”

Kali ini Henry semakin berusaha menghalanginya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan Stefan.

Stefan terdiam mendengar ucapan Henry, lalu kemudian pergi ke kamar tidur tanpa mengatakan satu kata apa pun.

Henry yang melihatnya hanya bisa mengelus dadanya untuk bersabar, hampir saja ia bertengkar dengannya. Dan ini baru pertama kalinya Stefan membentaknya dengan nada tinggi.

~Hari minggu yang cerah, matahari sudah terbit memancarkan sinarnya. Begitu pula Stefan yang sudah dari tadi bersiap-siap untuk pergi menemui Felix. Berjalan melewati ruang tamu, ia melihat Henry yang berpenampilan rapi seperti ingin bepergian.

“Kau sudah bersiap-siap?” Henry menghampiri Stefan dan berusaha melupakan kejadian kemarin.

“Iya kenapa?, kalau mau ikut denganku cepat jalannya jangan banyak basa-basi.” lalu pergi melewati Henry.

“Dasar bocah!!, se enak nya saja mengomentari ku, jika saja kau bukan temanku. Sudah pasti aku akan mengusir mu dari sini..sudah numpang malah tidak tau diri !!”..teriak Henry dari ruang tamu.

Stefan yang mendengar ucapan temannya berusaha untuk tidak peduli.. karena tujuannya sekarang hanya ingin mengecek kondisi Felix.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***