“Kau sudah gila ya? ini masih terlalu pagi untuk pergi kesana.”
“Kalau kau tidak mau ikut, ya katakan saja padaku sekarang dan tidak usah banyak protes seperti itu.”
Lagi-lagi Henry harus bersabar dengan kemauan temannya yang keras kepala itu.
“Baiklah aku ikut. Tapi kita berangkat ke rumah Felix jam 08.00 saja ya? Kamu juga tahu sendiri kan, kalau baru bangun tidur dan masih membutuhkan waktu untuk bersiap-siap.”
Stefan seketika terdiam dan berpikir sejenak.
“Baiklah, aku setuju. Tapi awas saja jika kamu telat.” ucapnya lalu berjalan pergi keluar kamar
Nampaknya Stefan terlalu berantusias hari ini hingga dirinya rela bangun terlalu pagi. Semetara itu, Henry terpaksa bangun dari kasurnya lalu pergi mandi dan bersiap-siap.
Jam 08.36
Tok..tok..tok..
“Woi! sampai kapan kamu akan bersiap-siap? bukankah kau sudah bilang, jika kita berangkat jam 8 tepat?”
Stefan mengetuk pintu kamar Henry yang terkunci, dirinya sudah tidak dapat menahan kesabarannya kali ini.
“Iya-iya, aku sudah selesai nih.”
Henry membukakan pintunya, lalu terlihat-lah Stefan yang berdiri didepannya dengan memasang raut wajah gusar.
“Ishh..kau lama sekali. Jika tau begini, maka aku akan memilih untuk pergi sendiri.”
“Sudahlah...jangan memulai pagi dengan rasa emosi. Sekarang, ayo kita pergi.” ajak Henry
Setelah itu, mereka pun memulai perjalanannya dengan mengendarai mobil.
Sesampainya dirumah Felix~
Mereka menatap rumah Felix dengan perasaan ragu. Sebab jendela dan pintunya tertutup rapat bagaikan tidak ada seorangpun di dalamnya.
Tok..tok..tok..
Mereka telah mengetuk pintunya beberapa kali. Namun pintunya masih belum kunjung terbuka.
“Kita pulang saja yuk! daripada terus berdiri disini.” ucap Henry sambil berjalan menuju mobil
Stefan menunduk kan wajahnya pasrah dan ia mulai berjalan mengikuti Henry dari belakang.
Cklek...
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Mereka berdua spontan menghentikan langkahnya lalu menatap kearah pintu tersebut.
“Hoamm..siapa yang mengganggu waktu tidurku?” ucapnya sambil menguap lebar
Itu adalah suara Felix, saat ini dia berdiri di tengah pintu dengan penampilan yang acak-acakan akibat bangun tidur.
Stefan dan Henry langsung berjalan menghampirinya. Di dalam benak Stefan, ia merasa bahagia karena telah melihat kondisi temannya yang baik-baik saja setelah kembali melakukan kegiatan mendaki untuk mencari boneka.
“Kalian untuk apa datang kesini?”
“Ya tentu saja untuk menanyakan tentang boneka itu. Jadi bagaimana? apakah kamu berhasil menemukannya?”
“Aku sudah mencarinya, namun ternyata boneka itu tidak ada disana.”
Felix sudah gagal melakukan misinya. Ia juga sudah kehabisan akal untuk mencari tempat keberadaan boneka tersebut. Dan semakin berjalannya waktu, dirinya perlahan-lahan mulai merasa frustasi.
“Tidak apa-apa jika kamu belum menemukannya, setidaknya kamu masih baik-baik saja setelah kembali dari sana.” ucap Stefan
Felix tersadar dari lamunannya lalu menatap mereka berdua dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.
“Hmm..iya kau benar. Sekarang, ayo kita masuk kedalam.”
Sejak saat itu, kehidupan mereka berjalan lancar dan bisa menjalani rutinitas masing-masing tanpa ada yang mengganggunya. Meskipun begitu, Felix merasa was-was. Sebab tidak mungkin boneka kutukan itu menghilang begitu saja dan membiarkan kehidupan kami damai seperti semula.
Kutukan itu pasti akan kembali. Tapi Felix tidak dapat memprediksi kapan hal itu terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments