Setelah memastikan Stefan pergi. Henry langsung melancarkan rencana selanjutnya. Ia membuka handphone milik Stefan dan mengambil kartunya.
“Dengan begini, kau tidak akan bisa menelfon Felix lagi.” ucap Henry sambil melemparkan kartu itu ke sembarang arah.
Hal ini ia lakukan agar Stefan tidak bisa menelepon Felix.
Jam pulang kerja tiba~
“Stefan ayo kita pulang.”
“Iya baiklah.”
Mereka pulang menggunakan mobil. Kali ini yang mengemudi adalah Henry.
Di dalam mobil mereka hanya diam dan melihat jalan. Karena terlalu hening, Henry memulai percakapan untuk mencairkan suasana.
“Stefan, apa kau mau makan sore di restoran? hari ini aku yang akan mentraktirmu.”
Stefan yang raut wajahnya muram, langsung berubah menjadi tersenyum ketika mendengar kata traktir.
“Tentu saja aku mau!!” jawab Stefan dengan antusias.
“Hmm..ya baiklah, kita akan secepatnya sampai disana.”
Tak butuh berapa lama, mereka akhirnya sampai di restoran. Lalu masuk ke dalam dan memesan makanan.
“Stefan aku ke toilet sebentar ya.”
“ Iya, tapi kau mau memesan apa?” tanya Stefan sambil melihat menu.
“Sama kan saja dengan pesanan mu.” jawab Henry lalu pergi.
Saat sampai di toilet. Henry mengeluarkan sebuah kartu dan handphone miliknya.
Ia berencana untuk menukar kartu lamanya dengan kartu baru. Setelah itu, kartu lama miliknya ia simpan di saku kanan.
Henry melakukan ini untuk berjaga-jaga jika suatu saat Stefan akan meminjam handphone nya untuk menelpon Felix.
Disisi lain Stefan yang duduk diam dimeja menunggu Henry kembali dari toilet. Sesekali ia melihat-lihat sekitar untuk menghilangkan rasa bosan.
“Hei, apakah aku terlalu lama?” tanya Henry yang berjalan menghampiri lalu duduk di hadapannya.
“Huhh.....lama sekali. Kau masih beruntung hari ini karena mentraktir ku. Jika tidak, sudah pasti aku akan meninggalkanmu disini sendirian.”
“Kau memang tidak sabaran rupanya.”
Hidangannya sudah tiba, mereka akhirnya menyantap makanannya masing-masing.
“Makanannya enak sekali.” ucap Stefan sambil memegang perutnya
Henry hanya tersenyum melihat Stefan kekenyangan.
“Jika kau masih ingin mencoba menu lain, kau tinggal memesannya.”
“Tidak usah, aku sudah kenyang. Ayo, kita pulang saja sekarang.” kata Stefan sambil melangkah keluar tanpa mengucapkan terima kasih ke Henry.
Henry hanya bisa memaklumi tingkah temannya.
Saat dirumah tiba~
“Henry, bagaimana kalau besok aku pulang saja ke rumahku sendiri? lagipula rumahku sudah lama tidak ditempati.” ucap Stefan yang sedikit merindukan rumahnya.
“Tidak usah, bagaimana jika kau terjadi sesuatu lagi? kan aku susah menolong mu jika jauh.”
“Hehehe...iya juga sih. Kalau begitu aku pinjam sebentar handphone mu.”
Henry memberikan handphone nya ke Stefan.
“lah, dimana nomor telfon Felix??” tanya Stefan sambil mencarinya berulang kali.
“Kartu ku yang lama sudah mati, jadi sekarang aku menggunakan kartu baru. Tapi aku lupa untuk mencatat nomor telfon Felix.” Henry berusaha terus terang agar Stefan tidak merasa curiga padanya.
“Memangnya untuk apa kau mencari nomor Felix?”
“Tentu saja aku ingin menelponnya.”
“Bukankah aku sudah bilang jika Felix sedang sibuk? kenapa kau keras kepala dan tidak mendengarkan ucapan-ku hah?” tanyanya dengan nada sedikit tinggi.
“Ya wajar saja aku keras kepala, lagipula sudah lama aku tidak bertemu dengannya.”
Henry berusaha menenangkan dirinya agar tidak terjadi pertengkaran. Ia kemudian memilih berbaring untuk tidur dan mengabaikan Stefan yang berada disampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments