...༻⊠༺...
Gala tergelak geli. Entah kenapa dia mulai sangat terbiasa menghadapi Nindy. Cewek yang ternyata juga bisa membuatnya gemas.
"Lihat siapa yang mesum. Lagian siapa yang mau ngajak lo begituan," imbuh Gala. Dia merebut kembali rokoknya dari tangan Nindy.
"Kampret emang lo!" cibir Nindy.
Di sisi lain, Reyan sibuk menggerutu di meja belajarnya. Dia memandangi nomor kontak telepon Gala dengan penuh amarah. Bagaimana tidak? Cowok itu tidak kunjung mengangkat panggilannya.
"Kalau ada apa-apa, awas aja kalau larinya ke gue!" keluh Reyan.
"Reyan!" Karin tiba-tiba datang tanpa mengetuk pintu. Ia langsung membuka pintu hingga membuat Reyan kaget.
"Mamah!" protes Reyan. Perasaan kesalnya, perlahan berubah ketika melihat raut wajah sang ibu yang terlihat panik.
"Papah, Rey..." lirih Karin. Dia ambruk ke lantai dan terisak.
"Mamah!" Reyan menghampiri ibunya. Mencoba menenangkan sebisa mungkin. "Papah kenapa, Mah?" tanyanya.
"Papah kecelakaan. Kita harus ke rumah sakit sekarang!" ungkap Karin.
Mata Reyan membulat sempurna. Ia tentu terkejut mendengar kabar buruk tersebut. Tanpa pikir panjang, Reyan dan Karin bergegas pergi ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Reyan dan ibunya disuruh menunggu. Sebab ayahnya Reyan yang bernama Sofyan sedang melakukan operasi di ruang gawat darurat.
Kata pihak polisi yang menolong, mobil Sofyan bertabrakan dengan truk besar. Mobil Sofyan hancur tak tertolong. Namun sang polisi itu berharap nyawa Sofyan masih bisa diselamatkan.
Reyan terduduk lesu sambil sesekali meneteskan air mata. Membiarkan sang ibu menangis di pundaknya.
"Papah pasti mengantuk lagi kan, Mah..." lirih Reyan sembari sesekali menghapus air mata. Mengingat ini bukan pertama kalinya Sofyan celaka. Sudah dua kali ayahnya Reyan tersebut kecelakaan karena mengantuk akibat kelelahan bekerja. Tetapi kecelakaan kali ini adalah yang terparah.
"Mamah pikir begitu. Padahal Mamah selalu bilang sama papahmu agar pulang dengan sopir saja kalau mengantuk. Mamah nggak mengerti," sahut Karin.
"Papah juga akhir-akhir ini sangat jarang pulang ke rumah. Kalau kejadian seperti ini mendadak terjadi, kan bikin kaget." Reyan tak habis pikir dengan ayahnya. Sikap lelaki paruh baya itu memang mencurigakan akhir-akhir ini. Tetapi Reyan berusaha terus berpikir positif.
Tiga jam berlalu. Operasi masih belum selesai. Reyan pergi ke toilet untuk membasuh muka. Dalam perjalanan, seorang polisi memanggilnya.
"Iya, Pak? Ada apa ya?" tanya Reyan.
"Nggak apa-apa. Saya cuman mau memberikan ponsel milik Bapakmu yang kecelakaan itu. Ini ponselnya masih bagus. Entah bagaimana caranya ponsel ini terlempar jauh dari lokasi kecelakaan," jelas Pak Polisi.
"Makasih, Pak." Reyan sedikit membungkukkan badan.
"Sama-sama. Tadinya mau serahin ke Ibumu, tapi nggak tega melihat beliau sedih begitu. Yang sabar ya, Dek. Semoga dapat kabar baik dari Bapakmu." Pak Polisi menepuk pundak Reyan. Cowok tersebut lantas berterima kasih untuk kedua kalinya.
Setelah itu, Reyan lanjut melangkah ke toilet. Dia memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Lalu membasuh wajahnya ke depan wastafel.
Ponsel Sofyan tiba-tiba berdering. Reyan segera memeriksa ponsel tersebut.
Dahi Reyan berkerut saat melihat nama Martha di layar ponsel. Ia bingung karena nama itu tidak asing baginya.
"Martha? Bukannya ini nyokapnya Gala?" gumam Reyan. Dia membeku dalam sesaat. Tetapi mencoba berpikir positif.
Karena ponsel terus berdering, Reyan mengangkat telepon. Kemudian meletakkan ke telinga. Reyan sengaja tidak bersuara karena ingin mengetahui siapa yang sedang menelepon.
"Sofyan? Kau tidak apa-apa? Kau pulang dengan selamat bukan? Aku tadi pagi sangat khawatir karena melihatmu kelelahan. Harusnya kau tetap tidur di hotel," ujar suara perempuan dari seberang telepon.
Reyan getir. Mendengar kalimat itu, dia jadi berpikiran yang tidak-tidak tentang ayahnya. Apa Sofyan selingkuh? Lalu perempuan yang bernama Martha, apakah benar ibunya Gala?
"Sofyan?" panggil wanita dari seberang telepon. Sebab dia tidak kunjung mendengar suara lelaki yang diharapkannya. Reyan sendiri terus diam.
"Mamah! Ngapain di sini? Papah nyariin tuh. Dia masih di dalam gereja!" suara seorang lelaki terdengar. Parahnya Reyan yakin itu suara Gala.
Tidak mau terus berpikir buruk, Reyan memilih mematikan telepon. Untuk menenangkan diri, dia kembali mencuci wajahnya.
"Nggak! Sebaiknya gue fokus sama kesembuhan Papah sekarang," gumam Reyan. Ia menonaktifkan ponsel Sofyan. Lalu segera menemui ibunya di ruang tunggu.
Selepas dua jam berselang, akhirnya operasi selesai. Reyan dan Karin sangat bersyukur saat mendengar kabar baik dari dokter. Katanya Sofyan bisa diselamatkan. Itu semua terjadi karena mobil canggih yang dipakai oleh Sofyan. Mobil tersebut kebetulan memiliki tingkat keamanan yang baik untuk melindungi pengemudinya.
Kini Reyan dan sang ibu hanya perlu menunggu Sofyan sadar. Reyan duduk di depan kamar ayahnya dirawat. Dia sendirian di sana. Bersamaan dengan itu, sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk.
'Manfaat serbuk ekstasi. Dapat menghilangkan stres, melupakan masalah, dan memberikan kebahagiaan dalam sesaat.' Reyan mengernyitkan kening ketika membaca pesan yang baru masuk itu. Dia langsung mencoba menghubungi nomor pengirimnya. Tetapi seperti sebelumnya, nomor tersebut tak bisa dihubungi.
"Sialan!" maki Reyan. Dia tidak tahu sampai kapan orang jahat itu akan menerornya.
...***...
Gala sekarang baru masuk ke mobil. Dia memandangi bus panti asuhan yang membawa Nindy dan anak-anak lain. Dari sana Gala bisa melihat sisi lain Nindy. Cewek itu terlihat begitu perhatian dengan adik-adik pantinya.
Tanpa sadar senyuman merekah di wajah Gala. Namun senyuman itu harus pudar ketika kedua orang tuanya masuk ke mobil.
"Panggilan penting? Hari minggu begini? Bukankah hari ini semua orang libur bekerja?!" timpal Riko.
"Kalau masalah mendesak kan bisa saja!" sahut Martha.
"Benarkah? Kau pikir aku tidak tahu kalau kau jarang berada di butikmu itu? Kata karyawan akhir-akhir ini kau sering pulang lebih awal dari biasanya. Kau kemana?" selidik Riko.
"Aku harus mengurus pemasok barang di butik. Belum lagi mencari partner untuk bekerjasama. Kau tahu butikku bukan toko kecil!" sahut Martha.
"Kau! Aku tahu..." Riko hendak bicara. Namun saat dia melihat kaca spion dan bisa melihat Gala, dirinya tak jadi bicara.
"Terusin aja. Anggap aku nggak ada," ucap Gala. Dia memasang headset ke telinga. Lalu memutar musik. Kedua orang tuanya seketika terdiam.
Riko terpaksa menahan amarah. Dia segera menjalankan mobil.
Di kursi belakang, Gala memasang tatapan kosong keluar jendela. Dia sebenarnya tahu kalau ibunya selingkuh. Amplop cokelat tempo hari yang Gala terima itu adalah foto-foto bukti Martha pergi ke hotel. Cowok itu sengaja membayar jasa seorang preman bertato untuk memata-matai Martha. Jadi hal tersebut membuktikan bahwa dugaan Reyan yang mengira Gala bertransaksi narkoba, jelas salah.
Meski telah tahu ibunya berselingkuh, sampai sekarang Gala tidak tahu siapa selingkuhan Martha. Satu hal yang pasti. Itu tidak penting dan dia tak mau tahu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
listia_putu
nah lho, udah mulai ekstrim....
tp aku pnasaran klanjutannya, up sllu ya othor👍👍👍
2023-04-16
1
Junifa
papanya reyan selingkuh sama mamanya gala keluarganya toxic anaknya juga toxic 🤦
2023-04-16
1
Kristina Sinambela
kok jadi riwet gini ya 🤔
2023-04-16
1