Bab 6 - Rival

...༻⊠༺...

Gala menarik sudut bibirnya ke atas. Sebab foto yang dikirim Nindy adalah gambar nyata dua gunung dengan pemandangan sawah menghijau.

'Gimana? Cantik kan? Gunung kembar itu ada di pulau Jawa.' Pesan penjelasan dari Nindy segera menyusul.

"Sengaja dia mau main-main sama gue," imbuh Gala.

'Iya, gunungnya cantik banget. Gede lagi. Tapi bukan foto gunung itu yang gue harapkan.' Gala membalas pesan Nindy. Di akhiri dengan emoji senyum terbalik. Setelah itu dia melepas pakaian atasan.

Dengan percaya diri, Gala melakukan selfie dalam keadaan bertelanjang dada. Mengingat dia memang memiliki badan yang cukup atletis karena gemar berolahraga. Gala segera mengirim foto tersebut pada Nindy.

Di waktu yang sama, pupil mata Nindy membesar. Dia melihat foto yang baru saja dikirimkan oleh Gala.

"Dia sengaja mancing," gumam Nindy seraya berseringai. Dia bangkit dari ranjang. Lalu menoleh ke arah teman sekamarnya yang sudah asyik tertidur.

Diam-diam Nindy melangkah keluar dari kamar. Lorong di panti asuhan sangat gelap. Mengingat waktu sekarang sudah lewat dari jam tidur.

Nindy beranjak ke kamar mandi. Bersamaan dengan itu, dia menerima pesan baru dari Gala.

'Nggak berani ya? Haha!'

Nindy mendengus kesal. Dia sangat benci saat ada seseorang yang meremehkannya begitu.

Berpikir sejenak. Itulah yang dilakukan Nindy. Memikirkan segala kemungkinan. Termasuk apa saja yang terjadi jika dirinya nekat mengirim foto setengah telanjang.

Sampai ide cemerlang terlintas dalam benak Nindy. Ia mengambil foto dari internet dan mengirimnya pada Gala. Nindy sengaja mengambil foto seseorang dengan bentuk buah dada besar.

Usai mengirim pesan itu, Gala langsung menelepon. Nindy tersenyum dan mengangkat panggilan tersebut.

"Lo pikir gue bodoh? Gue tahu gunung kembar lo nggak segede itu!" timpal Gala dari seberang telepon.

Nindy tergelak puas. "Lo pikir gue bodoh? Kirim foto telanjang gue begitu aja sama lo?" balasnya.

"Lo bisa percaya sama gue. Biar begini, gue penyimpan rahasia yang hebat," sahut Gala.

"Gue bukan cewek bodoh, Ga. Setidaknya sebelum melakukan hal semesum itu kita harus punya hubungan yang jelas."

"Oh... Lo pengen itu. Ya udah. Gue akan nembak lo sekarang. Lo mau jadi pacar gue?" Gala yang mengerti, dengan mudahnya mengatakan hal itu.

"Lo yakin? Susah soalnya kalau jadi pacar gue," tanggap Nindy sembari memainkan rambut pendek sebahunya.

"Kenapa? Lo mau uang? Lo pikir gue nggak pernah dengar gosip tentang lo?" tukas Gala.

Mata Nindy terbelalak. Dia jadi penasaran dengan gosip yang diketahui Gala tentangnya.

"Gosip?" Nindy menuntut penjelasan.

"Kalau tujuan lo pacarin banyak cowok itu cuman karena uang. Benar nggak?"

"Lo percaya gitu?"

"Nggak tahu. Makanya gue pengen jadi pacar lo. Gue semakin penasaran saat tahu pembicaraan kita jadi nyambung gini."

Nindy terdiam. Dia memang tak bisa membantah gosip tentang dirinya. Karena itu memang benar adanya. Nindy juga berpikir, dirinya membutuhkan Gala sekarang. Terutama untuk membayar beberapa tagihan yang belum terbayar.

"Oke, gue mau jadi pacar lo," ucap Nindy. Dalam sekejap, dia dan Gala resmi berpacaran.

"Sampai ketemu besok di sekolah." Setelah mendapat jawaban dari Nindy, Gala mematikan telepon lebih dulu.

Di sisi lain, Arini sedang ada di kamar. Dia tak bisa tidur karena sibuk bermain ponsel. Arini diam-diam memeriksa akun media sosial milik Reyan.

Membuka akun media sosial milik Reyan memang adalah kebiasaan rutin yang dilakukan Arini setiap malam. Dari sana dia mengetahui banyak hal tentang Reyan. Dari mulai hobinya, tanggal lahir, serta wajah kedua orang tua cowok itu.

Pintu mendadak terbuka. Arini buru-buru menyembunyikan ponsel dan pura-pura tidur.

Orang yang datang ke kamarnya tidak lain adalah Candra. Dia sering memeriksa Arini saat malam. Terutama sebelum cewek itu tidur.

Setelah memastikan Arini tidur, Candra mendekat. Dia mengelus lembut puncak kepala sang adik. Puas melakukan itu, Candra pergi dari kamar Arini.

Dahi Arini berkerut. Dia sebenarnya heran dengan perhatian Candra akhir-akhir ini. Arini hanya takut kakaknya memiliki perasaan yang tak seharusnya. Namun semua pikiran itu ditepis jauh-jauh oleh Arini. Mengingat Candra adalah kakak kandungnya sendiri.

Ketika mentari pagi terlihat, Arini pergi ke sekolah. Ia di antar oleh Candra seperti biasa.

"Kak Can! Kakak kenapa setiap malam ke kamarku?" tanya Arini.

Mendengar pertanyaan itu, Candra terlihat kaget. Tetapi dengan tenang dia menjawab, "Gu-gue cuman pastikan lo tidur kok. Lagian dari mana lo tahu?"

"Tahu aja," tanggap Arini. Beberapa menit kemudian dia tiba di sekolah. Atensinya langsung tertuju ke arah Reyan yang kebetulan lewat.

"Lo suka sama tuh cowok?" selidik Candra yang bisa tahu dari tatapan Arini.

"Enggak! Ya udah, aku pergi!" Arini bergegas keluar karena merasa tertangkap basah. Dia segera masuk ke lingkungan sekolah.

Hari itu kebetulan ada pemilihan anggota tim basket baru. Reyan yang tertarik, berminat ingin ikut. Dia kali ini ingin meraih prestasi di bidang olahraga.

Pemilihan anggota tim basket baru dilakukan di lapangan indoor. Di sana Reyan bertemu pesaing lain. Termasuk pesaing terberatnya. Siapa lagi kalau bukan Gala. Ketika mata mereka bertemu, semburat wajah keduanya langsung cemberut.

"Ngapain anak teladan pengen main olahraga juga? Nanti kalau cedera nangis kayak bocil..." sindir Gala.

Reyan memutar bola mata jengah. Dia membalas, "Kenapa? Takut?"

Semua orang disekitar langsung berseru heboh. Reyan dan Gala memang dikenal sebagai rival. Itu hanya karena mereka sering berdebat saat bertemu.

Terpopuler

Comments

Nunu

Nunu

Arini d sukaij kakak nya ya Thor Krn cantik ..

2023-04-02

0

dimas naufal

dimas naufal

lanjut thor

2023-04-01

0

dimas naufal

dimas naufal

seru nih...

2023-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!