...༻⊠༺...
Arini buru-buru berdiri. Sedangkan Reyan menjaga jarak dari cewek itu. Atensi keduanya sama-sama tertuju pada Pak Anwar yang berdiri di ambang pintu.
"Enggak, Pak! Bapak salah paham!" seru Reyan.
"Ini nggak seperti yang Bapak pikirkan. Celana Reyan sobek, aku cuman berusaha membantu--"
"Sudah! Tidak ada tapi-tapian. Ikut Bapak!" potong Pak Anwar tegas.
Reyan dan Arini lantas menurut. Dalam perjalanan menuju lapangan mereka berusaha memberi kejelasan lagi.
"Kita akan bicarakan nanti. Arini! Kamu pergi ke ruang BK. Reyan! Kamu ke lapangan sana!" titah Pak Anwar.
"Kenapa begitu, Pak? Apa kami akan mendapat hukuman yang berbeda?" tanya Reyan.
"Enggak! Masalah hukuman itu nanti. Karena kau terpilih jadi kandidat ketua osis, jadi kamu harus ke lapangan dulu," jelas Pak Anwar.
Reyan membulatkan mata. Dia segera menoleh ke arah celananya. Untung saja celananya terlihat normal karena peniti milik Arini.
"Nggak kelihatan sobeknya. Udah lo ke lapangan aja," saran Arini.
Reyan mengangguk. "Sampai ketemu setelah ini," ujarnya.
Kedatangan Reyan langsung disambut heboh untuk para murid. Cowok itu disuruh untuk berdiri di sebelah Gala dan satu kandidat lain bernama Vera.
"Bisa ya anak teladan pacaran pas acara penting begini," sindir Gala tanpa menatap Reyan.
"Lo kalau nggak tahu apa-apa nggak usah komentarin orang lain. Lo siap-siap aja nanti kalau kejahatan lo terkuak," balas Reyan. Dia masih percaya bahwa pelaku yang memasukkan serbuk putih terlarang ke dalam tasnya adalah Gala.
"Heh! Sok pemeran utama lo! Seenaknya aja bikin orang yang nggak bersalah jadi antagonis." Gala menyahut lagi.
"Kita lihat aja nanti. Kebenaran itu nggak bisa disembunyikan selamanya." Reyan dan Gala terus saling bicara tanpa saling bertukar pandang.
"Apa ini masih berkaitan sama barang yang lo bawa kemarin? Lo masih mengira gue pelakunya?" tebak Gala.
"Nggak mengira sih, tapi udah yakin!" ungkap Reyan.
Gala langsung menoleh. Melayangkan tatapan tajam. "Sialan lo! Udah gue bilang bukan gue!" tegasnya.
"Hush! Kalian bisa diam nggak? Masa calon ketua osis berantem," tegur Vera yang berdiri di samping Gala. Kebetulan posisi Gala berada di tengah.
Vera segera berpindah tempat. Dia berdiri di antara Gala dan Reyan. Sebenarnya Vera berusaha memanfaatkan kesempatan. Berdiri di antara cowok tertampan di sekolah tentu adalah pengalaman yang sulit ditemui.
"Sudah! Kalian bisa bicara nanti aja. Kita harus fokus," ujar Vera sambil mengibaskan rambut panjangnya ke belakang dengan gaya centil.
Reyan dan Gala mengerutkan dahi bersamaan. Apalagi saat melihat Vera tersenyum malu ketika mendapat kehebohan dari para siswi lain.
"Sudah, sudah!" seru Pak Ginanjar yang kembali bicara dengan mikrofonnya. "Nah, untuk ketiga kandidat ketua osis kita, silahkan bersiap untuk pidato kalian senin nanti. Dan untuk semua murid pastikan kalian memilih salah satu di antara tiga kandidat!" tambahnya.
"Oh iya satu hal lagi. Mulai minggu depan kalian diwajibkan ikut pramuka! Kegiatan pramuka akan rutin dilakukan setiap sabtu setelah pulang sekolah," ucap Pak Ginanjar lagi.
Semua murid langsung bersorak kecewa. Banyak yang melakukan protes. Termasuk Gala.
"Aduh, Pak! Seharus itu ya! Hari sabtu itu masanya kami istirahat!" protes Gala dengan raut wajah masam.
"Sudah jangan banyak mengeluh! Akan lebih memalukan kalau anak-anak didik Bapak tidak bisa menguasai tata cara baris-berbaris yang benar!" ujar Pak Ginanjar. Setelah itu dia turun dari podium. Pertanda pengumuman telah selesai.
"Udah, Ga. Pramuka itu seru loh. Apalagi pas ada acara kemahnya," cetus Vera. Dia segera menatap Reyan. "Iyakan, Rey?" tanyanya yang kini bicara pada Reyan. Mengingat cowok itu rajin mengikuti kegiatan pramuka.
"Kalau malas nggak usah ikut. Apa susahnya. Terima resiko kalau itu berpengaruh sama nilai lo," tukas Reyan. Bicara langsung pada Gala.
"Kalian ini kenapa--" Vera yang sejak tadi mencoba mendapat perhatian dari dua cowok terpopuler di sekolah, diabaikan begitu saja. Gala dan Reyan pergi meninggalkannya di waktu yang sama.
Reyan mendatangi ruang BK. Dia bertemu dengan Arini di sana. Keduanya menjelaskan pada Bu Ayu dan Pak Anwar yang sebenarnya. Bahwa apa yang dilihat Pak Anwar tadi hanya kesalahpahaman.
"Arini cuman ngasih peniti ke bagian celana sobekku, Pak..." terang Reyan yang langsung disetujui Arini dengan anggukan.
"Kalau begitu kenapa kalian berduaan di kelas. Kalian kan tahu kalau semua orang berkumpul di lapangan?" selidik Bu Ayu.
"Kami hanya kebetulan bertemu," kata Arini. Memberi alasan seadanya.
"Arini nggak sengaja lihat aku jatuh. Karena itulah dia mencoba menolong dengan penitinya," ucap Reyan. Dia dan Arini tentu tidak bisa mengatakan alasan yang sebenarnya.
"Oke, karena celana Reyan memang terbukti sobek, Ibu akan anggap itu bukan apa-apa. Tapi kalau kalian ketahuan berduaan lagi di tempat sepi, jangan harap Ibu akan memaklumi," tegas Bu Ayu.
"Baik, Bu." Reyan dan Arini menjawab bersamaan. Mereka dipersilahkan kembali ke kelas. Keduanya mendengus lega ketika keluar dari ruang BK.
"Gue minta nomor lo. Kita bisa bahas tentang barang misterius itu nanti," ujar Reyan sembari memberikan ponsel pada Arini.
"Gue harap kita segera nemuin pelakunya." Arini memasukkan nomornya ke ponsel Reyan. Setelah itu, dia mengembalikan ponsel kepada pemiliknya.
"Ya, itu harus." Reyan menerima ponselnya kembali.
Beberapa jam terlewat. Jam pulang telah tiba. Kini Gala masuk ke kelas untuk mengambil tas. Mengingat jam pelajaran terakhir kosong karena gurunya tidak ada. Gala menghabiskan jam pelajaran terakhir dengan nongkrong di belakang sekolah.
Kening Gala mengernyit ketika merasa tasnya terasa berat dari biasa. Firasat buruk lantas muncul. Gala takut akan menemukan barang yang sama seperti Reyan.
Tanpa pikir panjang, Gala membuka tasnya. Benar saja, ada amplop cokelat misterius di sana. Setelah dibuka, ternyata isinya sama persis seperti serbuk putih terlarang yang didapat Reyan.
"Sial!" Gala bergegas menyembunyikan barang terlarang kembali ke dalam tas. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar. Takut kalau ada yang memergokinya.
"Lo kenapa?" tegur Nindy. Entah sejak kapan dia datang dan berdiri di samping Gala.
"Anjir!" Gala tersentak kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
ayu Aulia
Thor crazy up donk cerita nya seru
2023-04-09
1
Kristina Sinambela
apakah itu orang tua gala & Reyhan buat rencana ini,biar mereka akur kembali
2023-04-09
1
Nunu
siapa nih . kok bebas bgt ada serbuk begituan
2023-04-08
1