Willard hanya bisa tersenyum puas saat membaca surat yang dikirim oleh Elyana. Willard mendekatkan surat itu ke wajahnya dan mencium surat itu. Ia segera menyuruh pelayannya untuk menyiapkan segalanya.
Hari pesta yang diadakan oleh Viscount Brisena Elsdon pun tiba, Willard sedang menunggu di depan rumah Elyana dengan pakaian berwarna hitam yang rapi.
Elyana melangkah keluar dari rumahnya dengan gaun hitam yang sangat indah, Willard begitu terpesona dengan tampilan Elyana hari ini.
"Kamu selalu cantik dengan gaun apapun yang kamu pakai, Ely." Willard mengulurkan tangannya pada Elyana.
"Tentu saja, aku harus menjadi lebih cantik dari siapapun hari ini." Elyana menerima uluran tangan Willard dan tersenyum.
"Tapi, kenapa harus hitam? Aku terkejut saat kamu mengirimiku surat untuk menggunakan pakaian hitam pada pesta yang diadakan Viscount Brisena Elsdon hari ini." Tanya Willard sambil membantu Elyana menaiki kereta kuda nya.
"Untuk meratapi hubungan seseorang… mungkin?" Ucap Elyana sambil sedikit tertawa jahat.
"Aku senang melihatmu seperti ini, dibandingkan dirimu yang dulu yang selalu melamun dengan tatapan yang kosong, aku lebih suka padamu yang sekarang, tapi bukan berarti aku tidak suka padamu yang dulu." Willard terlihat kesusahan menjelaskan pada Elyana.
Elyana tersipu malu saat mendengarkan ucapan dan penjelasan terperinci Willard tentang bagaimana perasaan yang dirasakannya dulu dengan sekarang.
Saat Willard sibuk menjelaskan tentang perasaannya, Elyana dalam hatinya berharap hubungan mereka berdua tidak akan pernah berakhir. Tapi, hari ini adalah hari dimana ia harus memastikan semuanya. Tentang Perasaan Willard kepada Caitlin.
Tanpa disadari, kereta kuda yang diduduki oleh Elyana dan Willard sampai di kediaman Viscount Elsdon, Willard terlebih dahulu keluar dari kereta kuda yang mereka tumpangi dan membantu Elyana untuk turun. Mereka berdua pun berjalan ke ruangan utama tempat pesta nya diadakan.
Saat sampai di depan ruangan pesta itu, Elyana tiba-tiba merasa ragu untuk memasuki ruangan itu. Willard yang menyadari itu sedikit mengejek Elyana.
"Bukankah kamu tadi sudah tertawa jahat dengan sangat berani? Tapi sekarang kenapa malah ragu seperti ini?" Ucap Willard dengan senyuman mengejek di wajahnya.
"Berisik." Ucap Elyana sambil melihat ke pintu itu dengan tatapan yang sedih.
"Apakah kamu takut mereka menertawakan kita karena memakai baju hitam seperti ini?"
Willard mencoba menebak-nebak alasan Elyana merasa ragu.
"Tidak apa-apa, jika mereka berani menertawakan kita, aku akan mencari mereka satu satu dan memotong lidah mereka." Willard memegang erat tangan Elyana yang memegang lengannya sambil mencoba menenangkannya.
Elyana perlahan menganggukkan kepalanya. Yang Elyana takutkan bukanlah karena mereka memakai pakaian hitam yang biasanya hanya digunakan saat kematian seseorang, yang ia takutkan adalah kehilangan Willard di dalam pintu ini. Kehilangan satu-satu nya orang yang membuat dirinya nyaman dengan kehangatan yang tidak dapat ia rasakan di kehidupan sebelumnya. Mungkin pada akhirnya Willard menyukai Caitlin atau Elyana dan bukan dirinya yang sebenarnya. Tapi, tidak bisakah sedikit saja Willard menyisakan sedikit ruang untuknya? Bukan untuk Elyana ataupun Caitlin tapi dirinya sendiri.
Willard melihat Elyana dengan tatapan kosong lagi dan dengan cepat ia segera memanggil Elyana "Ely! Jika kamu merasa tidak ingin masuk, lebih baik kita pulang saja." Willard tampak khawatir dengan tunangannya itu.
Panggilan Willard membangunkan lamunan Elyana, dengan cepat ia segera menjawab Willard "Tidak, kita akan masuk." Elyana tersenyum sedih melihat Willard.
Walaupun semuanya akan kembali pada jalurnya, Elyana harus tetap menerima kenyataan itu, karena menurut dirinya tidak ada gunanya menjalani kehidupan yang dari awal bukan miliknya.
"Ayo." Elyana menarik lengan Willard dan berjalan masuk ke pintu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments