"Aaaaaaaaaa...!!!"
Seseorang menarik tangan Adira dengan cepat sehingga membuat mereka berdua jatuh ke aspal. Suasana seketika hening. Adira merasakan sakit di badannya dan tangannya sedikit lecet karena membentur badan aspal.
Kevin yang terlihat panik melihat ke arah Adira. Ia bergegas bangun dan melihat kondisi Adira.
"Adira kamu tidak apa-apa?" Kevin membantu Adira untuk duduk.
"Apa yang kamu lakukan! Kamu mau mati hah!!" Kevin begitu kesal dan khawatir. Ia tidak bisa mengontrol emosinya karena begitu panik.
Adira yang mendengar Kevin berteriak malah semakin menangis. Kevin meraih wajah Adira saat melihat gadis itu menangis sesenggukan.
"Jangan menangis Adira. Aku tidak bermaksud memarahimu" ucap Kevin khawatir sambil mengusap air mata gadis itu.
"Hiksss... hiksss.. hiks.... "
Kevin memeluk erat tubuh Adira. Ia terlihat semakin khawatir karena Adira tidak berhenti menangis padahal ia sudah coba menenangkan gadis itu.
"Apa ada yang sakit? Ayo kita ke rumah sakit" ajak Kevin sambil melepaskan pelukan Adira dan kembali menyeka air matanya.
Adira menggelengkan kepalanya "Tidak. Aku tidak apa-apa"
Karena sebenarnya Adira menangis juga bukan karena itu. Tapi karena teringat dengan apa yang terjadi antara Aaron dan Stella. Mengingat semua itu membuat Adira lemah tidak berdaya.
Kevin membantu Adira untuk berdiri.
"Apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya Kevin sambil memegangi kedua bahu gadis itu.
Adira menggeleng pelan "Tidak Kevin. Aku tidak apa-apa"
"Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa kamu tidak melihat-lihat dulu saat akan menyebrang" ucap Kevin
Adira menundukkan kepalanya "aku... aku...."
Melihat raut wajah Adira membuat Kevin kembali memeluk gadis itu. Ia masih sangat mencintai gadis itu walaupun ia tau jika sekarang cinta gadis itu sudah terbagi untuk kakaknya.
Clara yang melihat sedari tadi dari dalam mobil pun mulai geram karena Kevin terus memeluk Adira. Tadi mereka memang sedang naik mobil berdua tapi dengan tiba-tiba Kevin menghentikan mobilnya saat melihat Adira hendak menyeberang jalan. Clara memutuskan untuk turun dan menghampiri mereka
Plakkkkk
Clara menarik tangan Adira dari dalam pelukan Kevin dan menamparnya.
"Clara! Apa yang kamu lakukan!!" Kevin geram melihat perlakuan Clara pada Adira
"Kevin! Kita akan bertunangan besok. Tapi kamu masih saja peduli dengan wanita ini. Kamu harus ingat! Dia sekarang adalah kakak ipar kamu Kevin" seru Clara
Bukan Kevin tidak mengakui Adira sekarang adalah istri Aaron, kakaknya. Tapi semua yang terjadi diluar kemauannya. Mungkin seandainya hari itu tidak ada pernikahan, ia dan Adira masih bisa bersama sebagai sepasang kekasih.
"Cukup Clara! Kamu tidak perlu mengingatkan aku akan hal itu. Aku sudah tau" Kevin melihat ke arah Adira dan memegang pipinya yang tadi ditampar oleh Clara "Kamu tidak apa-apa kan?"
Belum sempat Adira menjawab, Clara sudah menarik tangan Kevin dari wajah Adira agar pria itu menghadap ke arahnya.
"Kevin!!!" seru Clara
Adira yang merasa menjadi alasan mereka untuk bertengkar lebih memilih pergi. Ia berlari menyebrang jalan dan menyetop taxi. Kevin hendak mengejarnya tapi Clara memegangi pergelangan tangannya dengan kuat.
Melihat Adira yang sudah pergi dengan menaiki taxi membuat Kevin kesal dan menarik tangannya dengan kasar. Ia berjalan cepat ke arah mobilnya dan menyalakan mesin mobilnya. Mobil pun melaju dan meninggalkan Clara sendirian disana. Clara berusaha mengejar dan berteriak memanggil Kevin tapi Kevin tak menghiraukannya.
⚡⚡⚡
Aaron sudah turun dari dalam mobil. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia melihat sekeliling dan tidak mendapati istrinya disana. Anna datang dan melihat tuannya sudah pulang. Anna berjalan mendekat seolah tau apa yang akan ditanyakan oleh tuannya.
"Tu.. tuan sudah pulang?" tanya Anna
Melihat raut wajah pelayannya, Aaron tau pasti ada sesuatu yang terjadi "Dimana istriku?"
"Maaf tuan. Nona tadi pergi keluar setelah menerima telefon" jawab Anna sedikit takut. Ia tau tuannya pasti akan marah.
"Kenapa membiarkannya pergi? Apa kalian sudah bosan kerja hah!" Aaron meninggikan nada suaranya. membuat Anna sedikit bergetar karena takut.
Aaron mengusap wajah kasar dan merogoh sakunya mengambil ponsel. Ia mencoba menelfon Adira kembali tapi masih tidak tersambung.
Disaat suasana sedang panik dan tegang, Adira masuk dengan langkah gontai. Ia menghentikan langkahnya saat melihat Aaron sudah berdiri disana bersama dengan Anna. Aaron dan Anna yang mendengar suara langkah pun menoleh ke arah pintu. Disana Adira sudah berdiri. Anna bisa bernafas lega karena Adira datang tepat pada waktunya.
Melihat Adira disana, Aaron berlari kecil ke arahnya. Ia menangkup wajah istrinya itu dan menatap dalam matanya. Ia seperti melihat kesedihan disana. Aaron khawatir dan langsung memeluknya.
"Kamu membuatku khawatir" diciumnya rambut gadis itu berkali-kali seperti takut akan kehilangan.
"Kakak pulang lebih awal. Ada apa?" tanya Adira membuat Aaron melepaskan pelukannya dan kembali menatapnya.
Aaron meraih kedua tangan istrinya itu "Adira aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membohongi mu. Kemarin aku...."
"Kak..." Adira memotong ucapan Aaron. "Kakak pasti belum sempat makan siang kan? Aku akan ganti baju dulu. Setelah itu kita makan siang bersama"
Adira tau apa yang akan dikatakan suaminya itu. Walaupun ia sudah mendengar dari Stella tapi ia tidak akan sanggup jika harus mendengarnya langsung dari mulut Aaron.
Adira memaksakan senyumnya dan melepaskan tangannya dari genggaman suaminya. Ia berjalan melewati Aaron.
Aaron melihat ke arah Adira yang melewatinya dan melihat tangan Adira lecet nampak dari arah belakang. Ia langsung meraih pergelangan tangan istrinya itu.
"Ada apa kak?" tanya Adira saat sudah menghadap ke arah Aaron lagi.
"Kenapa tanganmu bisa terluka?" tanya Aaron khawatir
Adira melihat ke arah luka di siku tangannya. Bahkan ia tidak merasakannya sejak tadi kalau tangannya lecet karena tadi jatuh ke aspal.
"Oh ini.. tadi aku tidak sengaja terjatuh. Tapi tidak apa-apa kak. Ini tidak terlalu sakit"
Aaron mengambil nafas panjang lalu mengangkat tubuh istrinya itu. Adira kaget dan meminta diturunkan.
"Turunkan aku kak.. aku tidak apa-apa"
"Diamlah!" ucap Aaron lalu melangkahkan kakinya pergi ke arah kamar.
Adira hanya pasrah dan mengalungkan satu tangannya ke leher Aaron. Adira mulai membatin "Jika kamu bersikap seperti ini terus, bagaimana aku bisa melepaskan mu kak".
Aaron mendudukkan Adira ditepi ranjang "tunggu disini, aku akan mengambil obat"
"Kak!" Adira menahan pergelangan tangan Aaron hingga membuat Aaron kembali menatapnya. Lalu ia berdiri menghadap Aaron dan mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
"Kak.." Adira mengambil nafas panjang. "Ayo kita bercerai!"
Hati Adira terasa sakit dengan apa yang sudah ia ucapkan sendiri. Sementara Aaron hanya terdiam dan menatap dalam matanya.
Melihat Adira menurunkan pandangannya, Aaron tau gadis itu hanya berpura-pura tegar dihadapannya.
"Selama ini aku salah. Aku pikir aku menyukaimu. Ternyata aku hanya tersentuh dengan perlakuanmu terhadap ku. Aku tidak pernah mencintaimu kak" Adira menahan agar air matanya tidak keluar didepan Aaron.
Aaron tidak melepaskan pandangannya dari istrinya "Katakan sekali lagi!"
Adira sudah tidak sanggup lagi jika harus mengatakannya lagi. Badannya sudah terasa lemah dan tidak sanggup berkata-kata lagi.
"Aku tidak me..... hhhmmppppp"
Aaron membungkam mulut Adira dengan mencium bibirnya. Ia tidak ingin mendengar lagi penolakan gadis itu.
Adira memegangi dada Aaron dan berusaha mendorongnya agar melepaskan ciumannya. Adira kembali mendorong dengan kuat, membuat Aaron melepaskan ciumannya dan kembali menatapnya.
"Aku mohon jangan seperti ini kak. Aku tidak pernah mencintaimu!"
Adira berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya. Ia mulai menangis tertahan disana. Ia sudah tidak sanggup lagi jika harus bertatap muka dengan Aaron karena itu semakin menyakiti hatinya.
Aaron menatap ke arah pintu kamar mandi. Ia menyeka matanya sebelum air matanya sempat terjatuh. ucapan Adira membuat hatinya sangat sakit. Walaupun ia tau jika Adira sedang berbohong padanya.
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
💞Mohon dukungannya buat author ya kakak-kakak. Biar author semangat untuk menulis dan mencari ide. Silahkan beri kritik dan saran untuk author. Jangan lupa like, subscribe, vote dan hadiahnya juga ya 🙏🤭
Terimakasih💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
sherly
makanya jujur biar ngk salah paham
2024-08-07
1
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
adeh bicara dgn kepala dingin baik2,nie sbb ngak pernah komunikasi sesama suami isteri jd gini nie, yg satu kulkas yg satu lemah mudah percaya omongan org adeh..
2024-07-14
1
Qaisaa Nazarudin
🙄🙄🙄🙄Lebay peran ceweknya..
2024-04-19
1