Bab 17 : TCA

Aaron kembali memasuki apartemen Stella dengan membawa obat ditangannya. Ia melihat Stella yang masih berbaring lemah di ranjangnya. Aaron mengambilkan satu obat dan menyuruh Stella meminumnya.

"Lain kali jangan sampai telat makan. Nanti asam lambungmu akan naik lagi. Dan jangan lupa untuk selalu menyimpan obat untuk berjaga-jaga" ucap Aaron

"Terima kasih" ucap Stella

"Aku akan pulang. Aku juga sudah membelikan makan untukmu. Aku menaruhnya dimeja makan, nanti makanlah" ucap Aaron lalu melangkahkan kakinya menuju sofa

Aaron mengambil jas nya yang ia taruh di sofa dan handphone nya yang tadi tertinggal di atas meja. Stella segera bangun saat melihat Aaron akan pergi meninggalkan kamarnya.

"Tidak bisakah kamu tinggal untuk malam ini saja Aaron? Aku takut jika perutku tiba-tiba sakit lagi" ucap Stella

"Maaf Stella, tapi istriku sudah menunggu ku di rumah. Aku harus pulang. Aku tidak mau membuatnya menunggu dan khawatir" jawab Aaron

Hati Stella begitu sakit mendengar jawaban dari Aaron. Aaron begitu peduli dengan Adira.

Stella berlari mendekat dan memeluk Aaron. Ia menempelkan bibirnya dikemeja Aaron dan membuat tanda disana.

"Jangan seperti ini Stella!"

Aaron mendorong dan melepaskan Stella dari pelukannya dengan sedikit kasar. Lalu ia berlalu pergi meninggalkan Stella sendirian disana.

⚡⚡⚡

Adira duduk meringkuk di atas ranjang. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia takut apa yang ia pikirkan adalah benar jika Stella dan Aaron tengah berduaan disana. Sepertinya ia mulai menyadari kalau ia memang benar-benar sudah menyukai Aaron. Ia ingin mengatakan itu nanti saat Aaron sudah pulang kerumah.

Terdengar suara langkah dan pintu kamar dibuka. Adira menoleh dan melihat kesana

"Kenapa belum tidur?" tanya Aaron saat melihat Adira yang sedang duduk di atas ranjang dan melihat ke arahnya.

"Aku menunggu kakak. Kenapa baru pulang?" tanya Adira sambil beranjak bangun dan menghampiri ke arah Aaron

Aaron mengusap rambut Adira "ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan"

Deg!! Aaron jelas berbohong. Dia baru saja menemui Stella. Itu adalah fakta. Adira melihat ke arah kemeja Aaron dan ada bekas lipstik disana. Seketika tubuh Adira terasa lemas. Dadanya seperti sesak dan sulit untuk bernafas.

"Kenapa? Wajahmu tiba-tiba terlihat pucat. Apa kamu sakit?" Aaron mengusap pipi Adira dan merasa khawatir.

"Ti...tidak kak. Aku tidak apa-apa. Kamu gantilah bajumu dulu. Aku akan mengambil minum. Aku sedikit haus" ucap Adira terbata dan menurunkan tangan Aaron dari wajahnya.

Adira berjalan pergi melewati Aaron dan keluar dari dalam kamar. Ia menutup pintu kamar dan menyenderkan tubuhnya dipintu. Ia mencoba menahan air matanya agar tidak keluar. Ia tidak mau mengambil kesimpulan sendiri. Ia harus memastikan dulu kebenarannya.

Malam ini Adira tidak bisa tidur. Ia menoleh ke samping dan melihat Aaron sudah terlelap. Sepertinya Aaron sangat lelah.

🎶 Ting 🎶

Ponsel Aaron berbunyi tanda ada pesan masuk. Adira melihat Aaron yang sepertinya tidak mendengar pesan masuk di ponselnya. Adira mengangkat kepalanya dan meraih ponsel yang berada diatas lemari kecil sebelah ranjang. Ia melihat ada pesan masuk dari Stella

"Stella? Untuk apa Stella mengirim pesan tengah malam begini?" batin Adira. Adira mulai terlihat gugup dan tegang

Adira memberanikan diri membuka pesan dari Stella

"Terimakasih untuk malam ini. aku mencintaimu"

"Duuaarrr" Seketika perasaan Adira kembali hancur membaca pesan itu. Tangannya bergetar dan matanya mulai berkaca-kaca. Adira melihat ke arah Aaron yang masih terlelap. Ia menaruh kembali ponsel itu pada tempatnya. Adira beranjak bangun dan berjalan ke arah keranjang baju kotor. Ia ingin memastikan kalau yang ia lihat tadi adalah noda lipstik atau bukan. Ia mengambil kemeja Aaron dan melihat noda itu. Dan benar itu adalah noda lipstik. Adira membungkam mulutnya sendiri dan menahan tangisnya. Ia tidak mau Aaron terbangun dan memergokinya.

Di pagi hari Aaron terbangun dan mendapati Adira sudah tidak ada disampingnya. Aaron beranjak dan hendak mencari istrinya itu namun Adira lebih dulu masuk menemuinya.

"Kakak sudah bangun?" tanya Adira sambil berjalan mendekat

Aaron melihat mata Adira yang sembab seperti habis menangis. Ia memegang wajah istrinya itu

"Apa kamu menangis?" tanya Aaron khawatir

"Tidak kak. Aku hanya tidak bisa tidur saja semalam" jawab Adira bohong

"Apa kamu sakit lagi?" tanya Aaron semakin khawatir dan menangkup wajah gadis itu.

Adira menggeleng dan tersenyum "Tidak. Kakak mandi dan bersiaplah. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita"

Adira menurunkan tangan Aaron dari wajahnya dan hendak berbalik tapi Aaron menahan lengannya dan menariknya kembali untuk menghadapnya.

"Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" Aaron curiga pada istrinya itu. Adira nampak semakin gugup.

"Apa yang kakak katakan. Cepat mandi dan bersiaplah. Atau nanti kakak akan terlambat ke kantor" Adira mendorong tubuh Aaron ke depan kamar mandi

Adira berjalan pergi ke arah lemari dan membuka lemari. Ia menyiapkan baju untuk Aaron. Aaron yang masih berdiri disana hanya memandang ke arahnya. Aaron merasa seperti ada yang sedang disembunyikan oleh istrinya itu.

⚡⚡⚡

Siang itu di gedung Maxim group. Aaron yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil melamun. Jack masuk setelah beberapa kali mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban.

"Tuan!" ucap Jack membuyarkan lamunan Aaron

"Kapan kamu masuk? Aku tidak tau" ucap Aaron

"Saya sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi sepertinya tuan tidak mendengarnya" ucap Jack.

Aaron mengusap wajahnya. Ia memang tidak mendengar Jack mengetuk pintu.

"Apa yang sedang tuan pikirkan? Apa ada masalah tuan?" tanya Jack khawatir. Karena tidak biasanya tuannya seperti ini.

Aaron melihat ke arah Jack dan menghela nafas panjang "Aku merasa seperti ada yang sedang disembunyikan oleh Adira"

Jack terkekeh mendengar ucapan tuannya itu. Untuk pertama kalinya ia melihat tuannya itu galau karena seorang gadis.

"Kenapa tuan tidak menanyakan langsung saja pada nona?" ucap Jack

"Dia besikap seperti biasa saja dan seperti menghindariku" jawab Aaron. Jack pun ikut terdiam dan nampak berfikir

"Lalu kemana tuan semalam? nona Adira sepertinya sedikit khawatir dan menunggu tuan"

"Aku menemui Stella di apartemennya. Dia menelfon ku dan bilang kalau dia sakit dan tidak bisa bangun. Jadi aku kesana menemuinya" jawab Aaron

"Tapi apakah nona tau kalau tuan pergi untuk menemui Stella?" tanya Jack membuat Aaron kembali menatapnya dan mulai berfikir.

"Tidak. Dia tidak tau. Aku tidak bilang padanya" jawab Aaron mengarahkan pandangannya kedepan

"Saya lihat sepertinya nona Adira mulai menyukai tuan. Jika nona tau tuan pergi untuk menemui nona Stella. Nona Adira pasti akan cemburu" ucap Jack membuat Aaron kembali menatapnya

"Maksudmu dia tau kalau aku menemui Stella?" tanya Aaron

"Itu hanya tebakan saya saja tuan"

Aaron meraih ponselnya didepannya. Ia membuka ponsel itu dan mencari-cari sesuatu disana. Ia melihat ada pesan masuk dari Stella yang sudah dibaca. Ia menghela nafas panjang. Ia tau pasti Adira yang sudah membacanya dan salah paham dengannya.

Aaron mencoba menelfon Adira tapi ponselnya tidak aktif. Aaron bergegas bangun dan menyuruh Jack untuk menghandle semua pekerjaannya. Ia akan segera pulang kerumah untuk menemui Adira

⚡⚡⚡

Adira tengah duduk berhadapan dengan Stella disebuah cafe. Stella tadi menelfonnya dan mengajaknya untuk bertemu. Stella memandang ke arah Adira yang masih terdiam.

"Aku sudah tau semuanya Adira" Stella menjeda ucapannya dan melanjutkan "Aaron hanya menggantikan Kevin untuk menikahi mu. Dia tidak mencintaimu"

Deg! Ucapan Stella membuat Adira mendongak dan menatap ke arah Stella

"Apa kak Aaron yang mengatakannya padamu?" tanya Adira yang dijawab dengan anggukan oleh Stella

"Tidak ada rahasia antara aku dan Aaron. Kamu pasti tau kan kalau hubungan kami sangat-sangat dekat" ucap Stella

"Iya. Aku tau" lirih Adira. "Jadi apa tujuanmu mengajakku bertemu disini?"

Stella menatap tajam ke arah Adira "Lepaskan Aaron. Dia berhak bahagia"

Adira mengerjip-ngerjipkan matanya, menahan air matanya agar tidak keluar.

"Kamu juga tidak mencintai Aaron kan? Jadi untuk apa kalian bersama?" ucap Stella

"Aku tau... tanpa kamu suruh, aku akan melakukannya" Adira terdiam sejenak. "Jika sudah tidak ada yang dibicarakan lagi. Aku permisi"

Adira beranjak bangun dan berjalan pergi meninggalkan Stella. Air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

"Hiksss.. hikss...."

Adira sudah keluar dari cafe. Air matanya terus menetes. Hatinya teramat sangat sakit untuk yang kesekian kalinya. Ia menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri lebih dulu.

Tin... Tin... Tin...

Terdengar suara klakson mobil. Adira menoleh kesana dan sebuah mobil tengah melaju dengan kencang ke arahnya.

"Aaaaaaaaaa.......!!!!"

⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡

💞Mohon dukungannya buat author ya kakak-kakak. Biar author semangat untuk menulis dan mencari ide. Silahkan beri kritik dan saran untuk author. Jangan lupa like, subscribe, vote dan hadiahnya juga ya. Terimakasih 🙏🤭💞

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

iyaa sementara waktu pergi aja adira lihat gmana aaron hurmm dan stella kamu menghalu aja dasar ngak laku,aduh semoga baik2 aja.

2024-07-14

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kamu bisa menggunakan alesan ini utk pergi dari Aaron,Hitung2 bisa utk mengetes perasaan Aaron ke kamu..jangan mau selalu mengalah Adira,Kamu itu jadi cewek TERLALU LEMBEK DAN LEMAH,GAK BELAJAR KAMU DR MASALALU MU DGN KAVIN..CKK aku gak suka peran cewek ya lembek dan lemah..🤦🤦

2024-04-19

1

Kustri

Kustri

hah. drama deh ky di sinetron😩

2023-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!