Bab 11 : TCA

Malam ini Adira tengah bersiap di depan meja riasnya. Ia sedang memoles wajahnya dengan make up. Selesai make up dan menata rambutnya ia baranjak dan mengambil dress yang telah ia siapkan di atas ranjangnya. Ia mulai membuka bajunya dan menggantinya dengan dress berwarna putih dengan panjang selutut. Adira sedikit kesulitan saat ia akan menaikan resleting belakang dress itu.

"Aduh ini kenapa susah sekali" gumam Adira sambil terus mencoba menaikan resleting belakangnya.

Hampir lima belas menit tapi Adira masih belum bisa menaikkan resletingnya sampai terdengar suara pintu diketuk seseorang dari luar

"Kenapa lama sekali? Apa kamu butuh bantuan?" tanya Aaron dari balik pintu

Adira nampak ragu tapi mau bagaimana lagi, sepertinya ia harus meminta bantuan pada suaminya itu. Adira membuka pintu itu sedikit dan hanya menunjukkan wajahnya saja

"Sepertinya aku membutuhkan bantuan mu sedikit" ucap Adira

"Baiklah apa itu?" tanya Aaron

Adira membuka pintu agak lebar dan menyuruh Aaron masuk.

"Aku sedikit kesulitan untuk menaikkan resletingnya" ucap Adira

Adira berbalik dan berdiri memunggungi Aaron. Aaron nampak sedikit gugup dan menelan salivanya saat melihat punggung mulus milik Adira. Ia pun menaikkan resleting itu dengan hati-hati.

"Sudah, apa ada lagi?" tanya Aaron saat resleting itu sudah sepenuhnya naik

"Tidak, aku sudah selesai" jawab Adira

"Baiklah ayo kita berangkat" ajak Aaron

Aaron kembali membuka pintu dan hendak berjalan keluar. Ia melihat ke arah Adira yang masih nampak terdiam

"Ada apa lagi?"

Adira terlihat gugup "aku hanya merasa sedikit gugup saja kak" Adira menjeda ucapannya "pasti akan banyak tamu disana bukan?"

Aaron menghela nafas "Apa kamu tidak ingin pergi? Aku akan menelfon kakek kalau kita tidak akan hadir"

Adira menjawab dengan cepat "tidak jangan kak. Aku tidak mau mengecewakan kakek"

"Tapi, apa kamu sudah siap jika semua orang akan tau jika suami kamu adalah aku, bukan Kevin"

Adira nampak terkejut. Aaron benar, inilah fakta yang harus Adira terima. Dia tidak bisa menutupinya terus. Mungkin Adira memang harus berdamai dengan keadaan dan menerima bahwa Aaron lah suaminya.

Adira menghela nafas panjang "Aku sudah siap kak"

Aaron tersenyum dan menggandeng tangan istrinya itu. Adira membalas senyuman Aaron dan mereka melangkahkan kakinya keluar rumah.

Mobil melaju menuju sebuah rumah mewah kediaman kakek Brama. Di rumah itu tuan Brama tinggal sendirian. Beberapa kali tuan Brama mengajak Aaron untuk tinggal bersamanya tapi Aaron selalu menolaknya dengan halus.

Aaron dan Adira turun dari dalam mobil dan memasuki rumah itu. Semua tamu yang sudah hadir disana melihat ke arah mereka. Aaron terus menggenggam tangan Adira dan berjalan ke arah kakeknya yang sedang berdiri menyambut mereka. Disana Arya Adiguna dan Amira juga sudah menunggu kedatangan mereka.

Adira melihat Stella juga ada disana dan memandang ke arah mereka dengan tatapan bingung. Adira sebenarnya merasa tidak enak hati pada Stella karena kebohongannya beberapa waktu yang lalu. Disisi lain juga nampak gadis yang waktu itu berantem dengannya di kampus Kevin yang menatapnya dengan tatapan tidak suka

Tak menunggu lama tuan Brama langsung memperkenalkan Adira sebagai cucu menantunya dan istri dari Aaron Al-Devano Adiguna. Semua orang nampak terkejut termasuk Stella dan Clara yang berada disana.

Ditempat yang tersembunyi nampak seorang pria yang menutupi wajahnya dengan topi dan memakai jaket hitam. Ia juga terlihat kaget mendengar ucapan kakek Brama

"Adira... Bagaimana mungkin kamu bisa menikah dengan kakakku" gumam pria itu masih nampak tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan

Pria itu bergegas pergi meninggalkan tempat itu sebelum ada yang melihatnya.

Beberapa orang tamu nampak memberikan selamat kepada Aaron dan Adira. Adira melihat ke arah Stella yang berjalan keluar meninggalkan rumah itu. Sepertinya Stella tidak ingin berlama-lama berada didalam sana.

"Kak, aku mau ke toilet sebentar ya?" ucap Adira

"Apa aku perlu mengantarmu?" tanya Aaron

"Tidak perlu kak, aku sendiri saja. Kakak tunggu disini saja"

"Baiklah"

Adira berjalan pergi meninggalkan ruangan itu untuk mencari toilet. Ia berpapasan dengan Clara yang sedang berdiri menatapnya dengan tatapan tidak suka

"Hebat ya, berpacaran dengan adiknya tapi menikah dengan kakaknya. Luar biasa..." Sindir Clara sambil bertepuk tangan

"Maaf aku sedang tidak ingin berdebat denganmu" Adira hendak melangkahkan kakinya pergi tapi Clara menahannya

"Cewek kayak elu pasti cuma ngincer cowok-cowok kaya doang kan? Dan elu bisa-bisanya menumbalkan dua kakak beradik itu demi tujuan elu itu" ucap Clara sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Adira

Adira mencoba menahan emosinya. Ia tidak ingin merusak acara ini dan membuat malu keluarga Adiguna. Adira melangkahkan kakinya cepat meninggalkan Clara yang masih terus mengatainya.

Setelah cukup jauh Adira menoleh ke arah belakang dan tidak melihat Clara mengikutinya. Adira mengambil nafas lega. Saat hendak berjalan kembali, seseorang membungkam mulutnya dan membawanya ke sebuah ruangan dekat situ. Pintu pun ditutup oleh pria itu

"hhhmmppppp"

"Ssttttt... Ini aku" ucap Pria itu

Pria itu melepaskan tangannya dari mulut Adira dan Adira berbalik menghadap Pria itu. Pria itu membuka topinya

"Kevin???" Adira nampak tak percaya melihat siapa yang berdiri dihadapannya saat ini

"Iya ini aku sayang" ucap Kevin tersenyum

Adira tersenyum dengan mata berkaca-kaca dan memeluk Kevin. Mereka saling berpelukan dan saling melepas rindu. Kevin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Adira

"Adira, bagaimana bisa kamu menikah dengan kak Aaron?" tanya Kevin

Adira menatap Kevin. Ia kembali teringat kalau Kevin sudah meninggalkannya di acara pernikahan mereka. Tatapan Adira seketika berubah menjadi tatapan marah dan penuh kebencian

Plaaakkkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi tampannya.

"Kamu masih bisa bertanya seperti itu?" Adira menatap Kevin dengan marah "Harusnya aku yang tanya untuk apa kamu kembali? Ini yang kamu inginkan bukan? Kamu mau mempermainkan hidupku!!"

Kevin memegang kedua tangan Adira dan mencoba meyakinkannya "Adira aku akan menceritakan semuanya tapi tidak disini. Kamu mau kan ikut denganku pergi dari sini?"

Adira nampak terdiam, ia ingin sekali pergi bersama Kevin tapi disisi lain ia juga teringat akan Aaron yang sudah menjadi suaminya.

"Aku mohon Adira, ikutlah denganku" bujuk Kevin

Adira melepaskan tangannya dari genggaman Kevin "Tidak Kevin, aku tidak bisa. Sekarang kak Aaron adalah suami ku. Aku tidak bisa pergi begitu saja dengan pria lain"

Kevin menangkup wajah gadis itu dan menatap manik matanya "Apa kamu mencintai kakakku?"

Mereka terdiam sejenak

"Aku tau kamu tidak mencintainya kan? Kamu hanya mencintai ku"

"Kevin meskipun aku tidak mencintai kak Aaron, tapi tetap saja aku tidak bisa pergi denganmu" ucap Adira

Terdengar suara langkah kaki dari luar dan suara memanggil-manggil nama Adira

"Adira kamu dimana?" Panggil Aaron dari luar ruangan itu

Adira dan Kevin nampak kaget dan tegang mendengar suara Aaron dari arah luar

"Itu suara kak Aaron" lirih Adira

"Adira ayo ikutlah denganku" Kevin menarik tangan Adira

Jendela ruangan itu dibuka dan Kevin keluar lewat jendela. Setelah itu ia membantu Adira keluar. Kevin menggenggam tangan Adira dan membawanya berlari meninggalkan tempat itu.

Aaron membuka pintu ruangan itu dan melihat sekelilingnya. Ia melihat ke jendela yang terbuka. Ia menyadari ada sesuatu yang terjadi dan langsung menelfon Jack.

Diluar rumah, Kevin dan Adira sudah berhasil keluar dari area kediaman kakek Brama. Mereka berlari menyusuri jalan meninggalkan area rumah itu.

Adira menarik tangan dari genggaman Kevin sehingga membuat langkah mereka terhenti. Kevin menghadap ke arah Adira

"Tidak Kevin, aku tidak bisa pergi. Kak Aaron pasti sedang mencariku" ucap Adira dengan nafas tersenggal

Kevin menatap manik mata gadis itu "sejak kapan kamu begitu memperdulikannya?"

"Kevin tolonglah, saat ini situasinya berbeda. Tolong mengertilah..."

"Tidak Adira, aku mencintaimu. Aku yakin kamu juga masih mencintaiku kan?" Kevin mencoba mencari kepastian

"Aku juga mencintaimu Kevin. Tapi...." ucapan Adira terhenti saat sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Tiga orang pria menggunakan penutup wajah turun dan berjalan ke arah mereka

Seketika Kevin panik dan menarik tangan Adira "Adira ayo lari!!"

Kevin dan Adira berlari cepat. Ketiga pria itu mengejar mereka. Adira yang masih nampak bingung kenapa tiga pria itu mengejar mereka hanya mengikuti langkah Kevin saja sambil sesekali menoleh kebelakang.

"Awwww" kaki Adira tersandung sehingga membuat tangannya terlepas dari genggaman Kevin

"Adira!!" Kevin hendak menolong Adira tapi tiga pria itu sudah bisa menyusul mereka

"Ayo ikut kami!" ucap seorang dari mereka menunjuk ke arah Kevin

"Aku tidak mau!!" teriak Kevin

Mereka mencoba memaksa Kevin tapi Kevin melawan dan terjadilah perkelahian. Adira hanya bisa melihat mereka berkelahi melawan Kevin sendirian. Tenaga Kevin tidak cukup kuat untuk melawan tiga orang itu sehingga mereka berhasil menangkap Kevin kembali. Mobil datang dan mereka memasukan Kevin yang sudah nampak lemah ke dalam mobil. Kevin menoleh ke arah Adira yang masih terduduk disana

"Kevin!!! Kevin!!!!" teriak Adira

Mobil melaju pergi meninggalkan Adira sendirian. Adira mencoba bangun dan mengejar mobil itu tapi tidak bisa.

"Kevin....!!" teriak Adira sambil menatap ke arah mobil itu yang sudah semakin jauh

Adira meneteskan air matanya dan terisak. Lagi-lagi dia kehilangan Kevin. tapi ada apa? Kenapa Kevin bisa berurusan dengan pria-pria tadi?

Sebuah mobil kembali berhenti tak jauh dari tempat Adira berdiri. Aaron membuka pintu belakang mobil dan turun dari dalam mobil dengan buru-buru lalu berlari ke arah Adira. Adira yang melihat Aaron pun menoleh ke arahnya dan berhambur ke pelukannya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Aaron khawatir

Adira mendongak dan menatap wajah Aaron "kak.. mereka membawa Kevin. tolong selamatkan Kevin kak"

Aaron hanya menatap Adira dan terdiam. Lalu ia menghapus air mata Adira "Jangan khawatir, Kevin akan baik-baik saja. Mereka tidak akan menyakiti Kevin"

Deg

Adira menatap curiga pada Aaron dan melepaskan tangannya dari jas yang dipakai Aaron "Apa maksud kakak? Kenapa kakak begitu yakin kalau mereka tidak akan menyakiti Kevin?"

Aaron menghela nafas berat. Ia tau kalau Adira pasti berfikir negatif tentangnya. Aaron tidak menjawab dan mengangkat tubuh Adira di pundaknya. Adira nampak kaget dan minta diturunkan

Adira memukul-mukul punggung Aaron "Turun kan aku kak!!" seru Adira

Aaron tak menghiraukannya dan memasukkan Adira kedalam mobil. Mobil pun melaju pergi.

⚡⚡⚡

Sementara Kevin di kurung di sebuah gudang. Terdengar suara seseorang membuka pintu dengan kunci dan pintu pun terbuka. Seorang pria masuk dan mempersilahkan seorang wanita untuk masuk. Kevin membuang muka, ia nampak kesal dan marah melihat wanita yang berdiri dihadapannya saat ini.

⚡⚡⚡

💞Mohon dukungannya buat author ya kakak-kakak. Biar author semangat untuk menulis dan mencari ide. Silahkan beri kritik dan saran untuk author. Jangan lupa like, subscribe, vote dan hadiahnya juga ya 🙏🤭💞

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

apa yg terjadi sebenarnya hurmm ngak sabar mau tahu huhu.

2024-07-14

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

makin penasaran... 🤔🤔

2023-10-11

0

Enies Amtan

Enies Amtan

knp ya

2023-06-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!