Bab 14
"Halo Om, Tante," sapa Naira setelah menjabat tangan mereka berdua.
"Halo, silahkan duduk. Kami mengundang mu untuk bisa menikmati makan malam bersama di rumah ini," ucap papa Danu tanpa basa basi.
"Terima kasih banyak Om, Tante." jawab Naira nampak canggung.
Saat itu mama Lita terlihat tidak menyukai sikap Naira, ia tidak suka karena Naira saat itu terlihat sangat manis di hadapannya dan suami, apalagi Geffen, yang dengan sengaja menunjukkan sikap romantisnya pada Naira di hadapan mereka. Hal itu membuat mama Kita terganggu dengan membuang muka.
Papa Danu mencoba untuk mencari tahu tetang Naira, dengan memberikan banyak pertanyaan yang sudah disiapkan jawabannya oleh Geffen kali sebelumnya, karena ia tidak mau jika sampai Naira terlihat kikuk dan bingung saat bertemu dengan mama Lita sebelumnya.
"Jadi kamu masih kuliah?" tanya papa Danu menatap Naira.
"I-iya benar Om," sahut Naira tanpa ragu menjawab.
"Eemmm, sejak kapan kalian menjalani hubungan kalian ini?" tanya papa Danu yang saat itu menatap Geffen dan Naira secara bergantian.
Saat itu Naira nampak menatap Geffen, mereka saling membalas tatapan saat mendapatkan pertanyaan itu dari papa Danu, mereka berdua nampak bingung harus menjawab apa, karena poin ini tidak mereka duka bahwa akan dibahas malam ini.
"Dua bulan, Pa," ucap Geffen saat memberikan kode pada Naira dengan pijakan kaki.
"Emmm, iya Om, bener," sahut Naira membenarkan.
"Oh, masih termasuk baru ya hubungan kalian ini. Apa Naira belum tahu ya Geffen, kalau Papa dan Mama kamu ini akan menjodohkan kamu dengan wanita lain?" tanya mama Lita yang saat itu menatap mereka berdua.
"Ma, ini lagi makan malam, jangan bahas itu dulu," bisik papa Danu yang tidak ingin merusak suasana.
"Biarkan saja Pa, biar dia tahu kalau kita itu sudah menjodohkan anak kita dengan wanita lain," sergah mama Lita yang masih berusaha untuk menyatukan Geffen dengan Nirma.
"Ma, please, tolong buka hati Mama, Nirma itu udah selingkuh Ma, dia udah khianati Geffen di belakang Geffen, Geffen nggak bisa terima dia lagi Ma," sahut Geffen keberatan.
"Tapi Geffen, gimana dengan kesepakatan antara Mama Papa, dan Mama Papa nya Nirma, mereka akan sangat kecewa kalau mereka tahu kamu punya kekasih baru seperti ini." jelas Mama Lita yang justru membela Nirma.
Terjadi perdebatan di meja makan itu, Mama Lita dan Geffen nampak memanas ketika membahas tentang keluarga Nirma, mama Lita yang ingin sekali menikahkan Geffen dengan gadis kaya raya, sejajar dengan keluarga, tak membuat Geffen setuju dan menerima Nirma, apalagi Nirma sudah ketahuan menduakan dirinya selama ini.
"Geffen, maafin dia, dan kembali sama dia, maka Mama dan Papa akan mengurus pernikahan kalian secepatnya," ucap Mama Lita.
"Nggak Ma, sekali nggak, Geffen nggak akan mau, untuk saja Geffen mengetahui kebusukan Nirma jauh sebelum pernikahan diadakan, kalau saja dia ketahuan selingkuh di saat dia sudah menjadi istriku, bayangkan saja, sakitnya itu bagaimana, tolong Ma, Geffen mencintai Naira, dan Geffen akan memilih Naira." jelas Geffen yang saat itu langsung bangkit.
Geffen mengulurkan tangan pada Naira, mengajaknya pergi dari tempat itu adalah keputusan yang sangat baik, karena ia tidak mau jika perdebatan antara dirinya dengan Mama Lita akan semakin memanas. Sementara Papa Danu sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, kepergian Geffen dan Naira membuat Papa Danu menyalahkan Mama Lita, Papa Danu selama ini juga sangat ingin memiliki besan orang yang berpunya seperti dirinya, namun jika berbesanan dengan kedua orang tua Nirma akan membuat Geffen terluka maka Papa Danu akan menolak nya.
"Ma, Geffen berhak memilih pasangan yang akan menjadi teman hidupnya, Mama tidak boleh memaksakan sesuatu sampai pertengkaran itu terjadi di antara kalian berdua," ucap Papa Danu yang meminta Mama Lita untuk berhenti memarahi Geffen.
"Pa, di mana-mana anak yang menuruti orang tua, bukan orang tua yang menuruti anak, Papa jangan bela Geffen terus dong," omel Mama Lita kesal.
"Papa sama sekali tidak membela Geffen Ma, dan Papa tidak mungkin membela orang yang salah. Tapi di sini Geffen sudah menjelaskan panjang lebar, bahwa yang mengkhianati cinta antara Geffen dan Nirma adalah Nirma sendiri, dia selingkuh Ma, perbuatan itu sangat buruk sekali dalam sebuah hubungan," seru papa Danu.
"Ah, udah lah, Papa ini sama saja, membela anak yang tidak seharusnya di bela, Mama marah sama Papa!" Mama Lita pergi dari meja makan itu dan masuk ke kamar.
***
Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di tepi pantai, Geffen yang saat itu sedang galau karena ia bertengkar dengan orang tua lantaran penolakannya menikah dengan Nirma, membuat dirinya tidak tenang saat ini, entah mengapa bertengkar dengan kedua orang tua adalah hal yang sangat berat dan sulit baginya, namun jika tidak melakukan itu Geffen akan terjebak dalam perjodohan yang tidak seharusnya terjadi. Cinta yang ia punya untuk Nirma sudah terbalas dengan pengkhianatan, dan tidak mungkin ia meneruskan langkah itu lagi bersama dengan Nirma.
Sambil menikmati hembusan angin yang kencang di malam hari, Geffen nampak melipat kedua tangannya dan menatap sejauh mata memandang, rambutnya yang sedikit panjang tergoyang ketika angin meniupnya.
Sementara Naira sendiri ada di sana, namun ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan saat itu, entah mengapa ia merasa kasihan pada bosnya yang cukup galak itu di kantor, tetapi kepribadian nya justru sangat jauh sekali dari sifat itu.
Sejak tadi Naira terdiam mendampingi Geffen di sampingnya, hawa dingin mulai terasa menembus tulang, apalagi saat itu Naira hanya memakai dress hanya menutupi bawah lutut, ia mulai gelisah karena rasa dingin yang ia rasakan.
Saat itu Naira mendekap tubuhnya sendiri, dengan kegelisahan. Dan saat itu Geffen masih tidak menyadari bahwa wanita yang ia sewa itu rupanya sedang sangat tersiksa.
"Pak, apa kau sudah selesai melamun nya? Kalau sudah tolong kita pulang sekarang Pak, saya sangat kedinginan," ucap Naira yang akhirnya tidak tahan dengan rasa dingin yang ia rasakan.
Geffen nampak tidak begitu perduli, dengan ucapan Naira. Lamunannya masih fokus pada mama Lita yang beberapa saat lalu telah membentak dirinya.
Tiba-tiba Naira tumbang, kedua kakinya tidak bisa menopang tubuhnya hingga membuatnya hampir terjatuh ke tanah, beruntung Geffen tersadar dan saat itu ia segera menangkap tubuh Naira. Tatapan mereka saling bertemu, dan saat itu Naira tidak berkedip ketika menatap kedua mata Geffen yang sangat lembut, wajah tampannya membuat hati Naira bergetar.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Geffen menyadarkan lamunan Naira.
"Tidak masalah Pak, aku tidak apa-apa, tolong bantu aku berdiri," ucap Naira yang menutupi rasa di hatinya.
"Oh, iya iya, sebentar." jawab Geffen yang langsung membantu Naira berdiri kembali.
Saat itu Geffen memperhatikan Naira, Naira masih merasa sangat dingin saat itu. Dan saat Geffen menyadari hal tersebut, dengan cepat ia membuka jasnya dan memasangkan ke pundak Naira, saat itu Naira sedikit terkejut dengan sikap Geffen yang manis.
"Maaf, nggak ada maksud apa-apa, aku hanya ingin membantumu untuk tidak terlalu merasakan hawa dingin," ucap Geffen melempar senyum kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments