Bab 8
Di kamar yang tidak begitu lebar, Naira sedang terduduk dengan tatapan mengarah ke jendela, saat itu Naila tidak tahu harus melakukan apa karena esok pagi ia sudah resmi menjadi kekasih pura-pura CEO di kantornya.
Naira akan membawakan dua peran dalam hidupnya, saat ia butuh pekerjaan ia akan bekerja menjadi office girl di kantor Geffen, dan saat Geffen memintanya untuk menjadi kekasih pura-pura, maka ia akan menjadi seorang gadis yang mendampingi pria tampan dan kaya.
"Astaga, mimpi apa aku ini, kenapa aku sampai terjebak dengan dua keadaan yang tidak menguntungkan bagiku."
Naira menarik rambutnya ke belakang, ia merasa bahwa kepalanya sangat pusing saat itu, karena memikirkan dua hal yang harus ia lewati setiap harinya. Ia sudah setuju dengan permainan bosnya, dan ia harus siap dengan semua permintaan yang akan di ajukan oleh Geffen padanya.
***
Hari ini adalah hari yang cukup menegangkan bagi Naira, bahkan ia nampak tidak fokus mengerjakan tugasnya pagi itu, hingga membuat dirinya tidak bisa bekerja dengan baik, pagi itu Naira melakukan dua kesalahan sekaligus. Yang pertama, ia membuatkan kopi pada salah satu karyawan yang meminta dibuatkan teh, dan mengambilkan air mineral pada karyawan yang meminta dibuatkan kopi, kepala Naira benar-benar diisi dengan Geffen, pria yang akan melakukan sesuatu pagi ini padanya.
"Astaga Naira, apa yang lo lakukan si, kenapa lo bisa melakukan dua kesalahan ini!" omel Anya, teman Naira yang mencubit pipi Naira kala itu.
"Aku sendiri nggak tau kenapa aku bisa melakukan kesalahan di pagi hari ini, kepalaku sangat pusing," ucap Naira tegang.
"Ya ampun, lo itu baru beberapa hari kerja di sini, jadi lo jangan sampai sakit," seru Anya yang mencemaskan Naira.
"Aku pusing karena suatu hal, bukan karena aku sedang sakit, aduh ya ampun, bagaimana ya aku menjelaskannya." jawab Naira yang terlihat panik saat itu.
Sikap Naira yang seperti itu membuat Anya nampak penasaran, apa sebenarnya yang sedang teman barunya itu pikirkan. Kenapa ia begitu merasa pusing? Padahal pekerjaan di kantor itu hanya sebagai office girl saja, lalu mengapa ia terlihat sangat banyak beban.
"Naira, kau di panggil oleh pak Geffen, dan meminta mu untuk segera menemuinya di ruangan," ucap salah satu temannya yang mendapatkan pesan dari Geffen.
"S-sekarang?" tanya Naira dengan mata terbelalak.
"Ya, tentu saja sekarang, lalu kapan lagi." jawabnya berlalu pergi.
Naira benar-benar panik, keringat dingin mulai mengucur, entah mengapa ia merasa sangat takut saat itu.
"Naira, apa kamu melakukan kesalahan lagi? Sampai kamu harus dipanggil lagi sama pak Geffen?" tanya Anya penasaran, ia penasaran karena Naira di panggil untuk menghadap ke ruangan pemilik perusahaan itu.
"Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun, tapi takdir seperti memihak buruk padaku, aku harus ke sana sekarang." jawab Naira singkat lalu pergi meninggalkan temannya itu.
Anya mengernyitkan dahi, menatap kepergian Naira yang sudah mulai jauh darinya. Sementara Naira sendiri dengan kaki bergetar ia terus melangkah hingga tiba di ruangan Geffen, saat itu Geffen mempersilahkan Naira duduk di sofa ruangannya. Dengan membawa sebuah kertas dan juga pena.
"Ini adalah surat perjanjian kita, karena aku sudah berjasa dalam hidupmu, dengan membebaskan kau yang akan ditangkap oleh seorang mucikari itu, maka aku ingin kau membalas jasa ku dengan sebaik-baiknya," ucap Geffen meletakkan kertas itu di hadapan Naira.
"A-apa ini Pak?" tanya Naira menatap nanar.
"Ini adalah surat perjanjian yang harus kau tandatangani, sebagai bentuk kalau kau setuju dengan apapun yang tertulis di kertas ini, tidak ada satu poin pun yang kau tolak atau kau keberatan atasnya." jelas Geffen melempar senyum pada Naira.
Naira menyipitkan kedua matanya, ia tidak tahu isi dari kertas itu hingga membuatnya dengan cepat meraih kertas itu dan membacanya.
1, Bertemu dengan orang tuaku, dan berkenalan pada mereka bahwa kau adalah kekasihku.
2, Bertemu dengan mantan kekasihku yang akan segera menikah dengan selingkuhannya.
3, Setuju saat kapan pun aku membutuhkan mu, dan datang tepat waktu.
4, Menjadi teman kencan ku di hadapan klien dan teman-temanku yang lain.
5, Kontrak selesai jika luka di hatiku sembuh, dan orang tuaku tidak lagi meminta memantu padaku.
Lima poin yang tertulis di kertas itu cukup membuat Naira terbelalak, sementara Geffen sendiri saat itu terlihat santai duduk dengan berpangku tangan.
"Pak, kenapa isi dalam kontrak ini tertulis hanya tentang hak mu, apa di sini aku tidak memiliki hak untuk ditulis di kertas ini?" tanya Naira memprotes isi dalam kertas itu.
"Memangnya kau mau menuliskan apa? Bukannya aku sudah menolong dan membebaskan mu dari penjahat itu," ucap Geffen membalas tatapan Naira.
"Ini tidak begitu adil bagiku Pak, aku harus menambah poin lagi yang tertulis tentang diriku." jelas Naira yang langsung membuka tutup ponsel dan mencoret kertas tersebut.
Geffen nampak mengernyitkan dahi, ia tidak menyangka jika ternyata saat itu gadis di hadapannya cukup berani padanya. Namun, Geffen sendiri memutuskan untuk menahan diri, ia tidak mau berkomentar saat Naira menginginkan hak nya di tulis dalam kontrak.
"Silahkan di baca, Pak," ucap Naira yang sudah menambahkan poin baru di kertas itu.
"Kau tidak mengisinya dengan sesuatu yang merugikan aku kan, gadis desa?" celetuk Geffen menatap curiga.
"Tidak Pak, tidak perlu khawatir kan keinginan ku, karena keinginan ku cukup sederhana." jawab Naira melempar senyum lalu menyodorkan kertas tersebut.
Geffen menerima kertas itu dengan tatapan penuh selidik, lalu perlahan ia mengamati tulisan Naira yang tidak begitu rapi itu.
1, Kau menjamin keselamatan untukku selama aku menjadi kekasih pura-pura mu.
2, Jangan melewati batas ketika kau mengajakku berkencan, atau bertemu dengan rekan kerjamu.
3, Jangan kasar padaku, atau aku akan membatalkan perjanjian kontrak padamu.
4, Tugasku untuk menyembuhkan luka di hatimu dan membuat orang tuamu berhenti meminta menantu padamu, setelah itu terjadi maka kontrak kita selesai.
Empat poin yang tertulis di kertas itu membuat Geffen terbelalak, yang membuat Geffen ingin tertawa adalah poin 4, apa dia pikir dia akan memperpanjang kontrak setelah semua itu selesai?
"Pak, kenapa kau diam saja, kau setuju kan dengan empat poin yang ku tambah kan?" tanya Naira menatap serius.
"Ya, aku setuju dengan permintaan mu, aku akan langsung menandatangani perjanjian ini, lalu giliran dirimu." jawab Geffen dengan tegas.
Tanda tangan pertama sudah selesai, kini giliran Naira yang harus menyetujui semuanya. Naira menelan saliva nya, perlahan ia mulai mencoret kertas itu di bagian bawah, dekat dengan tanda tangan Geffen, dan setelah itu ia tutup pena tersebut lalu ia letakkan kembali.
"Sudah selesai kan Pak? Aku ingin kembali bekerja," ucap Naira bangkit dari tempat duduknya.
"Tunggu, kau tidak bisa kembali bekerja sebagai office girl di sini sekarang, karena aku akan membawa mu pergi langsung menemui orang tuaku," ucap Geffen menahan Naira.
"Ha, sekarang Pak?" Naira menatap ragu.
"Poin pertama berlaku di urutan paling atas Naira, jadi kapan pun aku ingin memulai, kau harus siap." jelas Geffen dengan tatapan seriusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments