Bab 6
Naira terkejut mendengar pertanyaan Geffen yang begitu cetus. Ia mendongakkan kepalanya menghadap bos arogan itu dengan senyum.
"Emmm bagaimana rasa kopinya pak. Apa masih ada yang salah?" Tanya Naira.
"Ngga ada!!! Udah sana kamu keluar. Ngotorin ruanganku saja," usir Geffen pada Naira.
Lagi-lagi Naira dibuat tak percaya dengan sikap atasnya yang begitu sangat arogan dan tak sopan pada karyawannya. Namun, Naira tak bisa berbuat apa-apa selain hanya diam menerima.
Naira perlahan keluar dari ruangan Geffen dan kembali berhenti di depan pintu setalah menutupnya. "Itu orang gila apa gimana sih kok aneh banget... Itu ukuran kopinya sama loh ngga ada yang beda sama yang tadi terus bisa-bisanya dia bilang yang tadi itu kepahitan," kata Naira tak habis pikir. Keningnya mengrenyit memikirkan hal itu. "Ya kalo kopinya dingin itu wajar karena emang udah lama, tapi tadi dia bilang kepahitan kan ngga masuk akal... Dasar aneh," kata Naira gantian mengumpat Geffen meski hanya seorang diri.
Pengalaman bekerja Naira yang langsung bertemu dengan bos arogan nya itu cukup membuat hatinya terusik, ia merasa tak nyaman saat memikirkan kata-kata cetus yang baru saja ia dengar itu.
Setelah seharian bekerja dan dihadapkan dengan masalah saat bertemu dengan bosnya, Naira pun akhirnya memilih untuk pulang. Naira yang saat itu hendak keluar dari kantor bertemu dengan Anya yang juga sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Hai Nai, lo mau pulang?" tanya Anya berhenti di hadapan Naira.
"Iya Mba, aku mau pulang," sahut Naira mengulas senyum.
"Kamu jalan kaki?" tanya Anya lagi.
"Iya Mba, deket kok sama kontrakan aku," ucap Naira.
"Ya udah kalau gitu, gue duluan ya, soalnya gue dijemput." jawab Anya yang terlihat sudah sangat akrab dengan Naira.
Naira mengangguk pelan dan melambaikan tangan saat Anya memakai helem dan mulai berlalu pergi. Naira yang belum memiliki banyak kenalan dan tak punya kendaraan itu terpaksa harus berjalan kaki seorang diri menuju kontrakannya.
Mobil lalu lalang menemani perjalanan Naira, mommy Chan yang tak sengaja melihat seorang gadis yang ia kenal itu meminta bodyguardnya untuk melambatkan perjalanannya.
"Tunggu, kamu kenal gadis yang lagi jalan di sebrang itu nggak?" tanya mommy Chan melepaskan kacamata hitamnya.
Bodyguard yang menyetir itu mulai melambatkan perjalanannya dan mengamati Naira, Naira yang tak menyadari itu tetap mengayunkan kakinya dengan tenang, ia tak tahu bahwa bahaya sedang mengancam dirinya. Mommy Chan meminta untuk mengikuti Naira agar bisa menangkapnya lagi.
"Kita nggak mungkin paksa Naira masuk ke mobil kita, kalau suasana jalanan masih ramai Mom," ucap bodyguard itu mengamati suasana.
"Ya kamu benar, kita harus bermain cantik. Kita ikuti ke mana Naira akan pergi." jawab mommy Chan berusaha untuk sabar.
Mommy Chan tidak mau sampai melakukan kesalahan meksipun ia sangat ingin sekali memiliki Naira yang berhasil kabur darinya, namun saat melihat situasi yang tidak memungkinkan membuat mommy Chan harus lebih bersabar lagi.
Saat berada di jalanan yang cukup sepi, mommy Chan mulai melancarkan aksinya ia segera meminta bodyguardnya untuk menghentikan langkah kaki Naira dengan cara memepet jalannya.
Naira terkejut saat tiba-tiba ada mobil berhenti di depannya, ia tak mengira kalau mobil itu milik mommy Chan.
"Tangkap gadis itu!" titah mommy Chan yang melihat Naira ketakutan.
Naira terkejut bukan main, melihat mommy Chan yang sudah keluar dari mobil itu dan meminta bodyguard untuk menangkapnya. Naira melangkah mundur hendak berlari sejauh mungkin, namun karena sergapan bodyguard itu lebih cepat dirinya membuat Naira tak mampu berlalu.
"Lepaskan, lepaskan aku!" teriak Naira tidak mau ikut bersama mommy Chan.
"Ssst, diam! Atau aku akan menampar mulutmu itu," ucap bodyguard itu geram.
Mommy Chan melangkah mendekati Naira yang sudah disergap oleh bodyguardnya. Dengan senyum bahagia mommy Chan melepaskan kacamatanya.
"Mau ke mana kamu Naira, kamu lupa kalau orang tua kamu itu sudah menjual kamu denganku, itu artinya kamu adalah milikku," ucap mommy Chan dengan bangga.
"Cuih, aku tidak sudi jika harus menjadi milikmu apalagi untuk melayani tamu-tamu mu!" hardik Naira terus meronta.
Plak!!
Sebuah tamparan mendarat bebas di pipi kiri Naira, mommy Chan murka saat mendengar ucapan Naira yang menolak ikut dengannya.
"Kalau kamu tidak ikut denganku, lalu dengan apa kamu membayar hutang orang tuamu itu!" bentak mommy Chan.
"Aku akan bekerja keras, asal tidak berkerja menjadi budak mu," ucap Naira dengan berani.
"Apa! Beraninya kamu mengatakan itu Naira!"
Mommy Chan menampar kembali wajah cantik Naira, dan meminta bodyguardnya untuk menyeret Naira masuk ke mobil, Naira berusaha untuk menolak dan memberontak hingga membuat sebuah mobil putih yang ada di belakang mobil mobil mommy Chan mengamati hal itu.
"Itu kenapa si, kenapa main tarik-tarik orang segala?"
Geffen yang baru saja hendak pulang itu memilih untuk menghentikan mobilnya dan juga mematikan lampu, ia mendekati mommy Chan dan bodyguardnya yang sedang menyeret-nyeret seorang gadis.
"Hentikan!" titah Geffen dengan suara lantang.
Suara Geffen pun membuat mommy Chan dan bodyguard itu terhenti dari menyiksa Naira, saat Naira menoleh ke arah Geffen ia tersadar bahwa gadis itu adalah gadis yang telah ia marahi di kantor.
"Dia adalah karyawan ku di kantor, lepaskan dia!" titah Geffen dengan lantang.
"Tidak bisa, gadis ini adalah anakku setelah aku memberikan uang pada orang tuanya," ucap mommy Chan tak menyerahkan Naira begitu saja.
"Berapa uang yang sudah kamu keluarkan untuk gadis itu, saya akan menggantinya?" tanya Geffen.
"Nggak, saya tidak akan menyerahkan meskipun kamu mengembalikan uang dengan jumlah yang besar, karena gadis ini akan ku jadikan primadona." jelas mommy Chan mengelus lembut pipi Naira.
Naira semakin ketakutan, air matanya menetes seketika saat mendengar ucapan mommy Chan, ia gemetar tak membayangkan jika sampai ia kembali ke tempat itu.
"Pak, saya mohon, tolong saya, saya janji akan melakukan apa saja kalau Bapak bersedia menolong saya, saya tidak mau menjadi wanita malam, saya mohon," rengek Naira memelas.
"Kamu tenang saja, saya akan membantu kamu." jawab Geffen dengan penuh keyakinan.
Geffen pun meminta mommy Chan untuk menunggu, Geffen berjalan mendekati mobil untuk mengambil sebuah cek dan pena, setelah itu ia kembali pada mommy Chan.
"Tulis lah berapa jumlah uang yang ingin kamu dapatkan dari saya, karena cek ini asli dan kamu bisa langsung mencairkannya," ucap Geffen menyodorkan cek dan pena di tangannya.
Mommy Chan terdiam sejenak, meksipun ia sangat menginginkan Naira untuk bekerja dengannya, namun melihat laki-laki di hadapannya yang sepertinya sangat kaya membuat mommy Chan akhirnya memutuskan untuk mengambil cek itu.
"Baiklah, aku akan memberi harga gadis ini seratus juta padamu," ucap mommy Chan.
"Tak masalah," sahut Geffen memangku tangan.
"Jangan Pak, jangan. Mommy Chan hanya memberikan uang lima puluh juta pada orang tua saya, Bapak akan rugi kalau memberikannya seratus juta," ucap Naira tidak terima.
"Biarkan saja Naira, asal kamu terbebas dari wanita itu." jelas Geffen tak mempermasalahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments