Bab 10
Naira menggelengkan kepalanya dengan cepat, ketika Geffen mempertanyakan tentang kebiasaan nya memakai hills, dan Geffen harus melakukan sesuatu saat itu, dengan memanggil salah satu karyawan yang ia kenal di tempat itu, dan memintanya untuk mengajari Naira memakai hills.
Naira nampak keberatan saat itu, ingin rasanya ia keluar saja dari perjanjian yang sudah ia sepakati, karena ia merasa bahwa permintaan Geffen terlalu sangat berat. Namun bagaimana caranya berbicara pada Geffen untuk membatalkan permintaan nya itu.
Pada akhirnya Naira harus mengikuti permintaan Geffen, ia mencoba berjalan pelan menggunakan hills yang dipilih oleh Geffen, meskipun sangat sulit, namun Naira tetap harus melakukan nya.
"Pak, sudah Pak, cukup! Kakiku akan lecet jika dipaksa seperti ini, aku ingin memakai sepatu saja," ucap Naira yang berhenti berjalan bak model yang sedang melakukan aksi pertunjukan.
"Mana mungkin kau memakai sepatu Naira, sementara kau pergi dengan ku itu memakai dress, penampilan mu akan sangat lucu jika kau memakai sepatu," omel Geffen tidak terima.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Pak, apa kau sangat senang melihat ku tersiksa?" Naira menatap penuh cibir.
"Aku memintamu untuk belajar sampai kau bisa, karena jika kau bisa, dan terbiasa. Setelah putus kontrak dengan ku, kau dapat dengan mudah mendapatkan pria yang memiliki kriteria seperti ku, sekarang jangan banyak protes, ayo lakukan dan belajar lah dengan giat." jelas Geffen terus memaksa, dengan memberikan iming-iming agar Naira semangat.
Naira tidak ada pilihan lain, mau tidak mau ia harus melakukan nya karena sudah menjadi takdirnya saat itu. Dengan perlahan dan bantuan dari karyawan yang setia sejak tadi, akhirnya Naira memutuskan untuk terus belajar hingga titik terang terjadi.
Naira mampu berjalan di lantai dengan penuh percaya diri menggunakan hills sesuai dengan permintaan Geffen, setelah beberapa kali ia hampir saja terjatuh dan menyerah.
Tepukan tangan pun Naira dengar ketika Geffen melakukannya, Geffen tersenyum bangga karena melihat kegigihan Naira dalam belajar nya.
"Satu lagi yang harus kau lakukan untukku sebelum bertemu dengan orang tuaku," ucap Geffen menatap Naira.
"Apa lagi, Pak?" tanya Naira menatap penasaran.
"Ayo ikut aku, dengan menggunakan hills ini, aku akan mengajak mu ke suatu tempat." jawab Geffen yang langsung berlalu pergi.
Naira mengikuti kepergian Geffen yang sudah lebih dulu, kecepatan langkah Geffen membuat Naira memprotes, karena pada saat itu ia masih harus menyesuaikan langkahnya dengan hills yang ia kenakan.
"Pak, tolong dong jalannya pelan-pelan aja, jangan melangkah seperti orang yang sedang dikejar maling," protes Naira kesal saat itu.
"Ya ampun, bagaimana kau bisa mengatakan kalau aku itu berjalan seperti yang kau sebutkan, aku berjalan seperti biasa. Ayo lah aku sudah janji pada mereka untuk mempertemukan dirimu pada mereka, jadi aku harap kita tidak terlalu lama." jelas Geffen yang saat itu tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama.
***
Di salon
Geffen membawa Naira ke sebuah salon yang tidak jauh dari tempatnya membeli dress dan juga hills, saat itu Geffen menggandeng tangan Naira masuk dan bertemu dengan beberapa karyawan yang sudah mengenal dirinya. Maklum saja, Geffen membawa Naira ke tempat yang biasanya ia mengantar mamanya, tapi kali ini ia membawa seorang gadis yang begitu sangat lugu dan imut sekali.
"Tolong buat dia secantik mungkin malam ini, make up dia dengan sungguh-sungguh," pinta Geffen pada salah satu dari mereka.
"Jangan khawatir Tuan, kami akan memberikan yang terbaik untuk kekasih mu ini," ucap salah satu dari mereka.
"Oh, itu harus, kalau begitu aku akan kembali beberapa saat lagi." jawab Geffen tersenyum lega.
Saat itu Naira di ajak duduk dan mulai melakukan sebuah perawatan, sementara Geffen sendiri pergi tanpa izin pada Naira yang merasa asing di tempat itu
'Kenapa aku ditinggalkan di sini sendiri, bagaimana kalau salah satu dari mereka bertanya-tanya tentang aku? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan mereka, dan kenapa dia pergi tanpa kembali. Bagaimana kalau sesi perawatan nya selesai.' batin Naira terlihat sangat bingung sekali saat itu.
Beberapa saat kemudian Naira sudah disulap sedemikian rupa oleh dua wanita yang ditugaskan untuk merombak Naira, saat itu make up sederhana justru terlihat membuat Naira sangat cantik, berbalut dress berwarna putih dan hills yang senada.
Di saat yang sama Geffen kembali dari kepergiannya dan melunasi semua pembayarannya. Saat itu Geffen terlihat pangling ketika melihat Naira dengan penampilan barunya, saat itu Silla bangkit dengan penampilan yang ia sendiri hampir tidak mengenal dirinya sendiri.
Karena tidak ingin jika sampai tatapan matanya itu disadari oleh Naira, dengan cepat Geffen mengalahkan pandangannya dan sesekali menatap wajah Naira.
"Apa kau sudah siap?" tanya Geffen menatap Naira.
"Siap tidak siap maka aku harus menjawabnya dengan kata siap, Pak. Tidak ada jawaban lain, kan!" celetuk Naira membalas tatapan Geffen.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita berangkat." jawab Geffen dengan semangat.
***
Di tempat lain, mama Lita, alias mama kandung Geffen sedang berbincang dengan seorang gadis yang usianya masih sangat muda, namun wanita itu telah menjadi wanita sukses dengan bisnis nya, dan itulah yang membuat mama Lita sangat yakin dan ingin sekali menjodohkan Geffen putranya dengan Nirma, wanita sukses pilihan nya.
"Nirma, ayo di makan kue nya, sebentar lagi makan malam tiba, dan Geffen akan datang dengan membawa seseorang," ucap mama Lita pada Nirma.
"Seseorang? Siapa itu Tante?" tanya Nirma dengan tatapan penasaran.
"Dengan kesepakatan yang ada sayang, dia Tante suruh membawa kekasih untuk ia kenalkan pada Tante," sahut mama Lita melempar senyum.
"Maksudnya apa si Tante, jadi Tante dan Geffen punya rencana lain di belakang Nirma?" tanya Nirma dengan tatapan kesal.
Mama Lita meminta Nirma untuk duduk kembali, setelah ia bangkit dan menatap mama Lita dengan emosi. Saat itu Nirma tidak percaya jika ternyata calon mertuanya itu memiliki sepakat untuk menjodohkan Geffen, sementara dirinya itu masih sah menjadi kekasih Geffen sendiri.
Geffen dan Naira tiba di rumah mewah itu, Geffen mengajak Naila masuk dan saat itu ia mendengar suara seorang wanita yang tidak asing baginya, lalu setelah itu Geffen mengajak Naila untuk melanjutkan perjalanannya.
"Tante, aku nggak terima dengan keputusan Tante ini, aku dan Geffen masih punya hubungan Tante," ucap Nirma tidak terima.
"Kau yang membuat ku mengakhiri hubungan kita Nirma, jangan berbicara kasar seperti itu pada mamaku!"
Geffen tiba-tiba bersuara tinggi ketika melihat Nirma yang sedang berbicara dengan nada tinggi pada mama Lita. Nirma terkejut saat melihat Geffen pulang dengan membawa soreang gadis asing yang tidak pernah ia temui sebelumnya.
Sementara mama Lita sendiri saat itu ikut bangkit dan mendekati Geffen, menatap gadis cantik sedang berdiri di samping Geffen.
"Geffen, apa kamu bisa memberitahukan siapa gadis ini pada Mama?" tanya mama Lita yang tak kalah penasaran.
Geffen menatap Naira, saat itu Naira terlihat malu hingga membuat wajahnya merah ketika melihat ada dua wanita sangat berkelas di hadapan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments