Bukan pria yang suka bermabuk-mabukan, sering memukulnya, egois dan tidak bertanggung jawab sekarang!
Jessy menundukkan kepala. Darah di ujung mulut Jessy menetes ke kemeja. Warna darah terlihat sangat mencolok.
Andre muncul di depan pintu rumah. Dia baru selesai makan siang. Andre tersenyum saat melihat orang yang sedang berdiri di depan rumahnya.
Dimas benar-benar tidak sabar!
Andre menyuruh Dimas datang pada malam hari, tapi Dimas sudah tiba pada siang hari.
Andre mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada Bastian.
Perjalanan dari Kepolisian Daerah Kota Surawa ke sini kira-kira memakan waktu lima belas menit.
Andre berpikir, 'Lima belas menit sudah cukup untuk menyelesaikan masalahku dengan Dimas!"
Andre berjalan maju. Anak buah Dimas melihat sosok Andre.
Andre melirik ke arah jendela. Dia tersentak saat melihat keadaan di dalam rumah ....
Jessy sedang berada di dalam rumah dan diikat di kursi!
Dimas sedang memegang pisau. Dia menempelkan pisau
itu ke wajah Jessy.
Selain itu, baju Jessy dirobek-robek....
Anak buah yang ada di sekeliling Dimas memandang Jessy sambil menjilat bibir....
Mereka terus menatap bahu Jessy yang putih dan mulus.
Mereka sedang menanti bos mereka puas mempermainkan Jessy. Siapa tahu mereka akan mendapatkan giliran setelah itu!
Andre mengepalkan tinju!
Andre menggertakkan gigi. Tubuhnya menegang dan matanya memerah. Telapak tangan Andre berdarah karena tertusuk kuku!
Orang yang ada di dalam rumah adalah istrinya, wanita yang paling dia cintai seumur hidup!
Istrinya sedang diikat di kursi!
Bekas tamparan di wajah Jessy terlihat jelas. Selain itu, baju Jessy dirobek-robek. Hal ini membuat Andre kehilangan akal sehat!
Andre menendang pintu dan berlari masuk ke dalam rumah!
Dimas menoleh setelah mendengar suara ini. Kemudian,
Dimas tersenyum dingin.
"Andre, nggak disangka kamu berani pulang!"
"Sudah saatnya kita merundingkan enam ratus juta yang kamu pinjam, 'kan?"
Badan Andre gemetar. Andre terus mengepalkan tangannya yang berlumuran darah. Kemudian, Andre mengayunkan tangan dan meninju wajah Dimas dengan kuat!
"Sialan! Siapa yang mau berunding denganmu!"
Andre meninju wajah Dimas dengan kuat.
Andre masih ingin lanjut meninju Dimas. Akan tetapi, Andre tidak sadar bahwa dua anak buah Dimas ada di belakangnya. Dua orang ini berhasil menahan Andre!
Dimas bersandar pada meja yang ada di seberang. Dimas mengisap rokok, lalu mengembuskan asap rokok ke arah wajah Andre sambil tertawa dingin.
"Andre, kamu pikir aku akan membiarkanmu
menghajarku untuk kedua kalinya?"
"Aku bawa belasan anak buah kali ini. Kalau kamu sangat pandai berkelahi, kamu tetap nggak akan bisa melawan belasan anak buahku."
Dimas menendang badan Andre..
"Dimas, kamu boleh menghajarku, tapi jangan ganggu istriku!"
"Kalau kamu berani ganggu istriku, akan kupotong tanganmu!"
Andre mendongakkan kepala dan memandang Dimas dengan tatapan tajam.
Andre memancarkan aura ganas dan mengancam.
Andre bisa punya aura seperti ini karena Andre sangat sukses, disegani banyak orang dan sangat berwibawa pada kehidupan yang lalu! Butuh waktu lima belas tahun. untuk menghasilkan aura seperti ini!
Dimas yang sedang merokok tertegun dan merinding. Setelah beberapa detik berlalu, Dimas tersentak.
Dimas berpikir, 'Sialan! Kenapa aku bisa takut dengan si pengecut ini?'
Dimas memadamkan rokok yang sedang dia pegang. Dimas menjadi marah karena merasa malu.
Dimas mengayunkan tangan dan menampar wajah Jessy lagi!
"Nggak boleh ganggu istrimu? Memangnya kenapa kalau aku ganggu istrimu?"
Badan Jessy gemetar. Jessy menundukkan kepala dan tidak berani mengatakan apa pun.
Kedua mata Andre memerah.
Dimas berjalan mendekati Andre, lalu mengeluarkan sebuah pisau dari saku. Kemudian, Dimas menggores wajah Andre dengan pisau tersebut.
"Andre, sudah tiga hari. Mana enam ratus juta yang kamu janjikan?"
"Untung aku datang lebih awal, kalau nggak istri dan anakmu sudah kabur!"
Andre menatap Dimas tanpa rasa takut.
"Dimas, sudah aku siapkan uangnya!" ujar Andre dengan nada mengancam.
"Akan tetapi, kamu menahan aku dan istriku di sini!"
"Apa kamu nggak mau uangku?"
Dimas memandang Andre dengan tatapan meremehkan.
"Andre, memangnya kamu bisa mengumpulkan enam ratus juta dalam tiga hari? Kamu pikir aku bodoh?"
Andre tertawa dengan dingin. "Uangnya ada di rumah. Enam ratus juta, nggak kurang sepeser pun. Kalau kamu nggak percaya, lepaskan aku supaya aku bisa mengambil uang. Kamu membawa belasan anak buah ke sini, jadi kamu nggak perlu khawatir aku akan kabur!"
Dimas agak ragu. Dia menyuruh anak buahnya melonggarkan tali yang digunakan untuk mengikat Andre.
Kemudian, Andre mengeluarkan sebuah kardus dari lemari baju.
Ada enam ratus juta di dalam kardus itu.
"Lepaskan istriku! Kalau nggak, kamu nggak akan bisa mendapatkan enam ratus juta ini!" Andre mengeluarkan korek gas sambil tertawa dingin, lalu mendekatkan korek gas ke kardus.
Jessy menggerakkan badan ke samping untuk menatap Andre.
Jessy sadar bahwa Andre agak menggila sekarang.
Jessy tidak tahu mengapa Andre bersikap seperti ini. 'Apa karena diriku?' pikir Jessy.
Lalu, Jessy menjawab pertanyaan dirinya di dalam hati. 'Mana mungkin? Andre hanya mementingkan uang, saham dan minuman keras. Andre tidak memedulikan hal lain.'
Tatapan Dimas mendingin. Hal ini ada di luar dugaannya.
"Cih, kamu lumayan hebat...."
Dimas melambaikan tangan, lalu dua anak buah Dimas melepaskan Jessy.
Jessy segera berlari menghampiri Andre dan
menggenggam tangan Andre. Tatapan Jessy terlihat kaget.
"Dari mana kamu dapat enam ratus juta dalam tiga hari?"
"Andre, apa yang kamu lakukan?"
Jika Andre berdagang secara legal, Andre tidak mungkin bisa mendapatkan enam ratus juta dalam tiga hari.
Jessy awalnya mengira Andre bersekongkol dengan Dimas. Namun, Jessy sadar bahwa dugaannya salah
sekarang.
Kalau Andre bukan menjadi rentenir, apa yang Andre lakukan?
Jessy menjadi cemas.
Andre memeluk Jessy dan menepuk pundak Jessy. "Sayang, tenang saja, aku mendapatkan uang ini secara legal."
"Baik dulu, sekarang, atau yang akan datang, aku nggak melanggar hukum atau melakukan kejahatan."
Dimas mengambil uang, lalu menyuruh anak buah yang berdiri di belakang melepaskan pisau.
"Bagus, bagus, kamu bisa dibilang sudah melunaskan sebagian utang...."
"Akan tetapi, aku sudah menunggu lama. Kamu mana boleh cuma membayar uang yang kamu pinjam
sebelumnya?"
"Bagaimana kalau kamu membayar bunga pinjaman pada hari ini juga?"
Dimas menyalakan sebatang rokok lagi.
Jessy menjadi agak cemas. Mereka telah melunaskan. utang, kenapa Dimas tetap tidak mau pergi?
Enam ratus juta ini adalah jumlah uang yang Andre pinjam dan bunga pinjaman.
Namun, Dimas berubah pikiran sekarang. Dimas mengatakan bahwa enam ratus juta ini hanyalah uang yang Andre pinjam sebelumnya. Dimas bersikeras menyuruh Andre membayar bunga pinjaman.
Andre tertawa dingin. "Baik. Dimas, berapa bunga pinjaman yang kamu inginkan?"
Dimas merasa jawaban Andre sangat memuaskan. Dimas mengulurkan tangan untuk menunjukkan lima jarinya.
"Bunga pinjamannya seratus juta. Kamu akan aman setelah bayar bunga pinjaman. Aku nggak akan datang mencarimu lagi kelak."
Andre mengeluarkan sebuah kardus dari bawah ranjang. Andre meletakkan kardus ini di atas meja, lalu membukanya.
Kardus ini penuh dengan uang juga!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments