Jika Dimas bisa membunuh orang dengan tatapannya, Andre pasti sudah mati!
Dimas tidak paham mengapa Andre yang pengecut mendadak menjadi begitu berani.
Dimas berpikir, 'Berani-beraninya Andre menyuruh anak buahku menujahku!"
"Andre, tunggu saja!"
"Tunggu lukaku sembuh, aku akan membunuh kamu dan keluargamu!"
"Apa hebatnya punya uang? Aku juga punya uang!"
"O... orang yang bisa membunuh Andre hari ini akan mendapatkan empat puluh juta dariku!"
"Orang yang bisa membuat kepala Andre bocor akan mendapatkan seratus juta dariku!"
"Seratus juta!"
"Orang yang bisa membuat Andre cacat selamanya akan mendapatkan...."
Dimas bernapas terengah-engah karena kesakitan. Dia mengepalkan tinju. Darah segar terus mengalir dari pahanya.
Andre membungkuk dan menampar Dimas dengan kuat sebelum Dimas sempat menyelesaikan ucapannya.
Plak! Kepala Dimas membentur lantai. Wajah Dimas langsung menjadi merah dan bengkak.
Andre berjongkok, lalu menepuk wajah Dimas. Kemudian, Andre tertawa dingin dan membisikkan sesuatu di sisi telinga Dimas.
"Sayangnya kamu nggak punya kesempatan lagi!"
Belasan polisi masuk ke dalam rumah Andre.
Rombongan polisi dipimpin oleh Bastian. Bastian menatap Dimas yang sedang terkapar di lantai, lalu melangkahi tubuh Dimas dan memborgol Dimas.
Dimas tertegun. Dia belum menyadari apa yang sedang
terjadi.
Anak buah Dimas ingin kabur, tapi mereka ditahan polisi dan disuruh berlutut di lantai. Setelah diborgol, senjata mereka diambil polisi. Kemudian, mereka disuruh berbaris dan dibawa ke kantor polisi.
Dimas diangkat oleh polisi. Setelah keluar dari rumah Andre, Dimas akhirnya paham apa yang telah terjadi....
Andre menjebak dirinya!
Dimas telah berbuat jahat di Kota Surawa selama sepuluh
tahun.
Dimas tidak menyangka dirinya akan ditangkap karena seorang pengecut!
"Andre Winato!"
"Andre Winato!"
Dimas menggertakkan gigi dengan marah. Dia sudah paham. Dia sudah memahami semuanya!
Dia akhirnya tahu kenapa Andre bisa punya uang untuk melunaskan utang enam ratus juta!
Dia tahu kenapa Andre tidak takut padanya dan berani bersikap lancang!
Rupanya Andre bekerja sama dengan polisi untuk menjebaknya!
"Kamu mengkhianatiku! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku!"
"Andre Winato, awas!"
"Kamu pikir hal ini akan berakhir di sini? Kalaupun aku masuk penjara, tetap ada orang yang akan membalaskan dendamku!"
"Kamu nggak akan bisa hidup tenang selamanya!"
"Istri dan anakmu akan mati!"
"Kalian semua akan mati!"
Bastian menampar wajah Dimas.
"Jangan berteriak lagi. Sudah tiga tahun aku mencarimu. Aku akhirnya berhasil menangkapmu!"
Tiga tahun telah berlalu semenjak tim penyelidikan kasus ini dibentuk. Dimas selalu berhasil lolos selama ini. Bastian akhirnya berhasil menangkap Dimas hari ini!
Kalau bukan karena Andre bersedia membantu kali ini, entah akan muncul berapa kasus lain yang berhubungan dengan Dimas!
Andre menyalakan rokok. Dilihat dari apa yang Dimas lakukan selama ini, Dimas kemungkinan besar akan dihukum mati. Kalaupun Dimas tidak dihukum mati, Dimas akan menerima sanksi berat.
Dimas pasti akan ditahan di penjara selama puluhan tahun.
"Andre, kamu butuh pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan nanti, tapi tenang saja, ini nggak akan memakan waktu lama."
Bastian berbincang dengan Andre sebentar.
Andre mengangguk. "Aku akan pergi ke kantor polisi sebentar lagi. Aku pamit dengan istriku dulu."
"Selain itu, perhatikan apa yang Dimas katakan tadi. Kalau
sampai ada orang yang mau balas dendam, kalian nggak boleh cuek saja."
Bastian memandang Jessy yang ada di samping Andre.
"Tenang saja, aku akan menangkap seluruh komplotan Dimas."
Bastian berbalik dan membawa Dimas keluar setelah selesai berbicara.
Tinggal Andre dan Jessy yang ada di dalam rumah.
"Sayang...."
"Aku sudah melunaskan utang...."
"Ambillah dua ratus jutaan yang tersisa supaya Feli bisa sekolah."
"Tunggu aku bisa beli rumah yang kita tinggali dulu, aku akan menjemput kamu dan Feli pulang."
Andre memandang Jessy dengan tatapan penuh harapan. Andre berharap Jessy dapat melihat perubahan dirinya dan bersedia pulang bersama Feli.
Bagi Andre, hanya tempat yang ada Jessy dan Feli baru pantas disebut sebagai rumah.
Jessy meneteskan air mata. Wajah Jessy sudah tidak sakit lagi.
Jessy menatap wajah Andre yang sudah sering dia lihat tapi terkesan asing. Perasaan Jessy campur aduk.
Andre telah melunaskan utang. Akan tetapi, dari mana uang ratusan juta itu berasal?
Andre sangat tenang tadi. Saking tenangnya, Andre terlihat mengerikan.
Jessy sempat merasa Andre yang ada di hadapannya sekarang bukan Andre yang dia kenal.
Mungkin Andre sudah berubah. Namun, ini tidak penting bagi Jessy.
Jessy merasa terlalu kecewa, jadi Jessy sudah putus asa.. Meskipun Andre benar-benar sudah berubah, Jessy tetap tidak akan berubah pikiran.
Jessy telah menikah dengan Andre selama enam tahun. Jessy amat sangat letih. Jessy sering terbangun di tengah malam dan harus melewati setiap hari dalam kecemasan.
Jessy hanya ingin hidup dengan tenteram dan mengasuh Feli. Jessy akan mencari pasangan yang baik untuk Feli. Jessy tidak akan membiarkan Feli melakukan kesalahan yang sama dengan dirinya.
"Selamat karena sudah melunaskan utang..."
"Aku dan Feli baik-baik saja, nggak perlu pulang."
Cahaya di dalam mata Andre meredup. Andre ingin menggenggam tangan Jessy.
"Jessy, apa kamu boleh memberiku satu kesempatan lagi
"Aku ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kamu dan Feli."
Jessy menghempaskan tangan Andre.
"Nggak usah...."
"Aku sudah mendapatkan pekerjaan. Kehidupanku akan menjadi lebih baik kelak."
"Mulai dari sekarang, tolong jangan datang menggangguku lagi."
"Selamat karena kamu sudah berubah, tapi tolong luangkan waktu untuk pergi ke Kantor Catatan Sipil bersamaku."
"Kita akan cerai...."
Jessy berjalan melewati Andre. Lalu, Jessy keluar dari rumah yang telah mereka tinggali entah berapa lama ini.
Rumah ini lembap. Cat dinding telah mengelupas. Baterai di dalam jam dinding sudah tidak berfungsi lagi, jadi jarum pendek jam itu berhenti di angka sembilan selamanya.
Andre menghela napas. Tampaknya butuh waktu lama untuk memikat kembali hati Jessy.
Andre harus membeli rumah yang dirinya gadaikan karena gagal investasi terlebih dahulu. Andre dan Jessy tinggal di rumah itu selama empat tahun.
Walaupun Jessy tidak mau pulang, Jessy dan Feli harus punya tempat tinggal. Jessy dan Feli tidak mungkin tinggal di rumah Ricky selamanya.
Andre keluar dari rumah, lalu mengunci pintu. Andre harus pergi ke Kepolisian Daerah Kota Surawa untuk mencari Bastian dan membuat laporan.
Andre punya bukti penting yang berkaitan dengan kasus Dimas ....
Pada pukul tiga sore.
Di Kepolisian Daerah Kota Surawa.
Andre menyerahkan sebuah portofolio pada Bastian. Portofolio ini berisi seluruh bukti kriminal Dimas dalam sepuluh tahun terakhir.
Pada kehidupan yang lalu, demi menemukan Dimas, Andre menyelidiki apa yang Dimas lakukan selama belasan tahun ini.
Andre kurang lebih masih ingat tentang beberapa kasus, terutama tentang kasus di mana Dimas melanggar hukum. Meskipun tidak terlalu mendetail, bukti-bukti ini bisa digunakan untuk menyatakan bahwa Dimas bersalah.
Saat Andre keluar dari kantor polisi, hari sudah malam.
Andre menyalakan sebatang rokok di luar pintu kantor polisi. Bastian berjalan keluar dan menepuk pundak Andre. Kemudian, Bastian ikut mengeluarkan, menyalakan dan mengisap sebatang rokok..
"Terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini. Kalau bukan karena ada kamu, aku pasti akan dipecat. Aku sudah berikrar pada atasanku!"
"Kalau aku nggak bisa menangkap Dimas, aku akan mengundurkan diri...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments