Bab 4

Pemilik kios buru-buru setuju saat dia melihat William sudah mau pergi. Pemilik kios membeli tungku ini dari desa dengan harga seratus ribu. Jika tungku ini terjual dengan harga enam ratus ribu, dia sudah mendapatkan banyak keuntungan.

Ketika William hendak mengeluarkan uang, tiba-tiba ada orang yang menariknya ke samping.

Saat William berbalik, William baru sadar bahwa orang yang menariknya adalah Andre. William mengerutkan kening dan merasa marah. William terus mengabaikan bocah sialan yang menyumpahinya dari tadi. Akan tetapi, bocah ini malah makin menjadi-jadi!

Tepat ketika William hendak memarahi Andre, Jalan Kumar mendadak berguncang!

Prang!

Barang-barang yang dipajang di kios-kios jatuh dan hancur berkeping-keping.

William merasa dirinya diterpa angin kencang. Kemudian, tembok yang ada di sampingnya tiba-tiba roboh. Barang-barang yang ada di dekat tempat dia berdiri barusan langsung tertimbun.

Ge... gempa?

William belum bisa berdiri dengan mantap. Setelah dia memandang pasar barang antik Jalan Kumar yang menjadi kacau balau, keringat dingin langsung bercucuran dari tubuhnya.

Jika dirinya berdiri di dekat tembok barusan, dirinya benar-benar akan mati tertindih tembok....

Ramalan Andre benar-benar tepat?!

"Dik...."

William berbalik untuk menatap Andre. Tangan William gemetar. Andre telah menyelamatkan nyawanya!

Dirinya menganggap Andre sebagai penipu yang hanya bisa membual tadi!

Dirinya benar-benar berdosa!

Andre telah menyelamatkan nyawanya. Namun, dirinya bukan hanya tidak berterima kasih pada Andre, malah mau memarahi dan mengusir Andre.

"Astaga, kenapa kamu bisa tahu bahwa tembok ini akan roboh?"

"Jangan-jangan kamu benar-benar bisa meramal dan tahu. kapan akan gempa?"

Andre tersenyum. Dirinya menghabiskan seluruh uang untuk memancing William. Berhubung telah mengeluarkan uang, dirinya jelas tidak akan menyerah begitu saja.

"Tuan William, saya sudah bilang, saya meramal nasibmu sebelum saya keluar. Saya jelas bisa meramal apa yang akan terjadi."

William terkejut.

"Dik, aku bersikap tidak sopan padamu tadi, tolong jangan memasukkan hal ini ke dalam hati!"

"Ayo, jangan pulang siang ini, ayo datang ke rumahku. Aku akan menyuruh istriku memasak makanan yang enak. Kemudian, kita akan minum bir!"

William menjadi sangat bersemangat karena baru saja selamat dari musibah. William memanggil Andre sebagai adik, padahal umur Andre hampir sama dengan anak William.

William menarik Andre berjalan ke arah rumahnya.

Andre jelas tidak akan menolak.

Andre mengambil risiko dan datang ke Jalan Kumar untuk berteman dengan William. Bagaimanapun, Andre harus bisa mendapatkan enam ratus juta dalam tiga hari. Andre kemungkinan akan membutuhkan bantuan William.

Andre dan William berjalan sambil mengobrol. Setelah mereka tiba di perumahan tempat William tinggal, Andre tiba-tiba tertegun.

Setelah hampir lima belas tahun berlalu....

Andre tidak tahu bahwa William tinggal di perumahan yang sama dengan ayah mertuanya, Ricky Irawan!

"Dik Andre, kenapa kamu melamun? Ayo masuk!"

William memanggil Andre.

Andre menggerakkan matanya dan melihat ke arah rumah yang ada di dekatnya. Seorang wanita yang kurus sedang berlutut di lantai. Wanita itu menggendong seorang anak.

Andre merasa hatinya seperti disayat!

Andre mengatupkan gigi, lalu berjalan ke arah wanita itu. Andre tahu bahwa wanita yang sedang berlutut itu adalah istrinya, Jessy!

"Cih, berlututlah di sini! Apa gunanya menangis? Bahkan jika kamu mati di sini, aku tetap tidak akan memperbolehkanmu untuk masuk!"

"Dulu kamu mengancamku dan bersikeras mau menikah dengan orang tak berguna itu. Berani-beraninya kamu berlutut dan menangis di depan rumahku sekarang!"

"Selain itu, berani-beraninya kamu membawa anakmu pulang. Cepat pergi, jangan mempermalukanku!"

Ricky berdiri di hadapan Jessy dengan ekspresi suram. Saat Jessy menikah dengan Andre dulu, Ricky tidak merestui hubungan ini. Tak disangka, Jessy mengancam untuk bunuh diri dan bersikeras mau menikah dengan Andre!

Hasilnya?

Dirinya sudah tahu bahwa Andre tidak berguna sejak dulu. Andre kecanduan minuman keras dan sering memukul keluarga setelah menikah. Selain itu, Andre bahkan mulai berjudi!

Kini, Jessy menyesal dan ingin pulang?

Ricky mendengus dengan dingin.

Jessy memeluk Feli sambil terus meneteskan air mata. Luka Jessy belum sembuh. Selain itu, Jessy sudah berlutut di sini sepanjang siang. Wajah Jessy menjadi amat sangat pucat.

Saking lemahnya, Jessy seakan-akan bisa dirobohkan oleh terpaan angin....

"Ayah, aku bukan ingin pulang, aku hanya ingin meminta Ayah membantu menjaga Feli beberapa hari. Setelah aku mendapatkan pekerjaan dan bisa menyewa remah, aku akan datang menjemput Feli. Aku tidak akan merepotkan Ayah terlalu lama."

"Aku telah memutuskan untuk cerai dengan Andre."

Feli mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Jessy.

"Ibu, jangan menangis...."

"Kakek, tolong jangan marahi Ibu lagi...."

Amarah Ricky mereda setelah melihat anak yang ada di dalam pelukan Jessy.

"Kamu tidak akan bernasib seperti ini kalau kamu cerai sejak dulu. Kamu masih muda. Meskipun kamu punya anak, kamu tetap bisa menemukan pria yang jauh lebih berkualitas daripada Andre sialan."

"Dulu aku dan ibumu memang tidak merestui hubungan kalian. Sekarang masih belum terlambat untuk cerai!"

"Andre sebaiknya jangan muncul di hadapanku. Kalau tidak, aku pasti akan menghajarnya!"

Ricky sangat marah.

Seseorang muncul di belakang Jessy dan mengulurkan tangan untuk memapahnya berdiri.

Jessy berbalik dan tertegun saat melihat Andre. Jessy tidak menyangka bahwa Andre akan datang ke sini.

Feli mengulurkan tangan ke arah Andre.

"Ayah, Ayah!"

Andre memaksakan diri untuk tersenyum. Lalu, Andre mengulurkan tangan dan ingin menggendong Feli. Akan tetapi, Jessy mendorong Andre sebelum Andre bisa menyentuh Feli. Jessy menggendong Feli dan memandang Andre dengan tatapan benci.

"Kenapa kamu datang ke sini?"

"Aku sudah bilang, jangan datang mencariku lagi!"

"Apakah kamu ingin aku bunuh diri di hadapanmu?"

100

Wajah Jessy yang pucat memerah.

Andre tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini. Sebelum utang sejumlah enam ratus juta itu lunas, dia memang tidak berencana untuk mencari Jessy. Akan tetapi, Andre tidak tahu bahwa William dan Ricky tinggal di perumahan yang sama!

Andre mana mungkin tidak melakukan apa-apa setelah melihat Jessy berlutut di lantai!

"Jessy, a... aku hanya kebetulan lewat...."

Andre ingin membantu Jessy berdiri, tapi Jessy mendorong Andre. Jessy merasa sangat sedih.

"Andre, kenapa kamu selalu berbohong?"

"Kamu kebetulan lewat? Kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu tidak punya rencana untuk datang mencariku saja?"

"Sudah kubilang, jangan datang mencariku lagi! Kita sudah mau cerai sebentar lagi!"

Jessy gemetar karena marah. Jessy bisa menoleransi segalanya, mulai dari Andre berjudi, kecanduan minuman keras, hingga tidak pulang semalaman. Akan tetapi, satu-satunya hal yang tidak dapat Jessy toleransi adalah kebohongan!

Jika Andre mengatakan bahwa dia datang untuk mencari Jessy atau Feli, Jessy mungkin akan merasa sedikit tidak tega. Akan tetapi, apa yang Andre katakan? Bisa-bisanya Andre mengatakan bahwa dia hanya kebetulan lewat.

Apakah Andre menganggapku sebagai orang bodoh?' pikir Jessy dalam hati.

Saat Ricky melihat Andre, Ricky langsung mengamuk seolah-olah bertemu dengan musuh bebuyutan.

"Andre!"

"Berani-beraninya kamu datang ke sini!"

"Berani-beraninya kamu datang mencari anakku lagi!"

"Aku akan membunuhmu!"

Ricky mengambil sebuah batu bata dari lantai. Kemudian, Ricky mengayunkan tangan dan memukul kepala Andre dengan batu bata!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!