Bab 13

Bastian mengerutkan kening karena bingung.

"Bertaruh apa?"

Andre tersenyum dan berujar, "Kalau aku kalah, aku akan langsung memberitahumu seluruh informasi tentang Dimas, mulai dari riwayat kriminalnya, di mana dia tinggal, jumlah anak buahnya, bukti kriminal, hingga jumlah uang yang dia dapatkan secara ilegal!"

Jantung Bastian berdegup kencang. Dugaannya benar. Andre benar-benar mengetahui segalanya. Asalkan Andre bersedia memberitahunya dan menghadiri sidang sebagai saksi, Bastian akan memiliki alasan yang cukup untuk menangkap Dimas!

Akan tetapi, apakah Andre sejujur itu?

Apakah Andre benar-benar akan menceritakan semua ini?

"Bagaimana kalau kamu menang?"

Andre terdiam beberapa detik.

"Kalau aku menang..."

"Bantu istriku cari pekerjaan."

Jessy hamil tidak lama setelah tamat kuliah. Setelah Feli lahir, Jessy sibuk mengurus anak. Tanpa terasa, dua tahun berlalu. Kemudian, Jessy ikut hidup sengsara akibat ulah Andre.

Jessy pernah bekerja menjadi pelayan, pencuci piring, penjual sayur, buruh harian dan guru les. Akan tetapi, Jessy tidak pernah mendapatkan pekerjaan tetap.

Jessy harus mengasuh Feli sekarang, jadi sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Andre tidak dapat membantu Jessy. Jessy menganggap Andre sebagai musuh sekarang. Jika Andre mencarikan pekerjaan untuk Jessy, tak peduli sebagus apa pun pekerjaan itu, Jessy tetap tidak akan mau menerima pekerjaan tersebut.

Setelah Andre memikirkan hal ini, Andre merasa dirinya hanya bisa meminta bantuan dari Bastian.

Bastian tertawa. "Tak disangka kamu adalah pria yang baik dan menyayangi istri. Sayang sekali kamu nggak bersikap seperti ini dulu. Kamu bermabuk-mabukan dan berkelahi selama ini."

"Sudahlah, kalaupun kamu kalah, aku tetap akan membantumu. Ayo masuk ke dalam mobil, aku akan membawamu pergi menemui wakil direktur Elektronik Damur. Aku ingin melihat bagaimana penipu sepertimu diekspos."

Andre dan Bastian masuk ke dalam mobil. Bastian menelepon seseorang, lalu mengemudi ke arah hotel bintang lima di Kota Surawa.

Di Hotel Hilman Kota Surawa.

Andre dan Bastian keluar dari mobil setelah tiba di hotel. Lalu, mereka naik ke lantai atas.

Saat mereka tiba di private room, seorang pria paruh baya yang gemuk sudah sedang menunggu. Pria ini adalah orang yang Bastian telepon barusan, wakil direktur Elektronik Damur, Omar Molins.

"Bastian, sudah lama nggak bertemu!"

"Kamu sudah lama nggak menghubungiku!"

"Cepat duduk, kamu harus minum yang banyak nanti."

Omar yang gemuk berdiri. Sekretaris Omar yang ada di samping menarik kursi agar Andre dan Bastian bisa duduk. Kemudian, tiga orang ini sama-sama duduk.

Bastian berbasa-basi sejenak dengan Omar.

Omar baru sadar bahwa Bastian membawa Andre.

"Bastian, siapa pemuda ini?"

"Dia rekan kerjamu di kantor polisi atau temanmu?"

Bastian tersenyum dan menjauh dari Andre. Bastian tidak ingin terlihat akrab dengan Andre. Bastian khawatir Omar akan mengira dirinya dan Andre bersekongkol nanti.

Meskipun Bastian lumayan akrab dengan Omar, Bastian biasanya jarang bertemu dengan Omar. Mereka berteman karena Omar menyegani William.

Bastian tidak ingin mencemari nama baik ayahnya.

"Pak Omar, aku nggak akrab dengannya. Aku baru kenal dengannya hari ini. Dia menipu ayahku. Aku merasa dia adalah penipu sekarang...."

"Akan tetapi, dia mau menemuimu. Dia punya manual dan instruksi penggunaan suatu mesin. Dia bilang Elektronik Damur pasti bersedia membayar enam ratus juta untuk membeli ini!"

"Dia sangat keras kepala dan pantang mundur, jadi aku membawanya datang menemuimu supaya dia menerima kenyataan dan menyerah."

Bastian menyilangkan kaki.

Omar langsung memandang Andre dengan tatapan meremehkan setelah mendengar ucapan Bastian.

Berhubung Bastian membawa Andre datang makan bersama, Omar awalnya mengira bahwa Andre adalah pemuda yang hebat.

Tak disangka, Andre adalah penipu. Omar terkejut saat mendengar bahwa orang ini menipu Tuan William!

Untunglah Tuan William tidak menceritakan hal ini pada orang lain. Kalau tidak, begitu Tuan William buka mulut, Andre tidak akan bisa hidup di Kota Surawa lagi.

"Bastian, ini sudah wajar. Elektronik Damur sangat kaya, jadi ada banyak orang yang mau menipu kami..."

"Manual apa yang dia miliki? Berani-beraninya dia buka

harga enam ratus juta!"

"Bahkan kertas yang terbuat dari emas pun nggak pantas dijual dengan harga semahal itu."

"Orang ini benar-benar serakah. Apa dia sudah gila?"

"Bastian, bagaimana kalau kita mengusirnya saja? Aku menjadi kesal karena dia ada di sini."

Omar bersikap angkuh. Omar nyaris mau memanggil satpam untuk mengusir Andre.

Bastian diam saja dan menatap Andre sambil melipat tangan. Bastian seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia telah menduga apa yang akan terjadi. Elektronik Damur tidak bodoh. Mereka tidak akan menghabiskan enam ratus juta untuk membeli setumpuk kertas yang tidak berguna.

Lagi pula, Andre mendapatkan manual itu saat mengumpulkan barang bekas siang ini.

Andre meminum seteguk air, meletakkan gelas, lalu beranjak berdiri. Andre sudah sangat berpengalaman. Pada kehidupan sebelumnya, Andre memiliki aset sejumlah puluhan triliun. Jangankan Elektronik Damur, bahkan Perusahaan Listrik Provinsi Damur pun bukan apa-apa bagi Andre.

"Berhubung Pak Omar nggak tertarik, aku nggak perlu menghabiskan tenagaku di sini. Kalau Elektronik Damur nggak mau beli, aku akan pergi mencari Teknora dan Elektronik Surawa."

"Kalau dua perusahaan ini juga nggak tertarik, aku bisa pergi ke Kota Cikaru atau Kota Pinjiri. Aku yakin mereka akan membuka harga yang lebih tinggi."

Omar mencibir. Bocah yang muncul entah dari mana ini hanya memiliki manual dan instruksi penggunaan mesin. Berani-beraninya bocah ini bersikap angkuh!

Selain itu, bocah ini bahkan berlagak dan menyebut-nyebut Teknora serta Elektronik Surawa.

Meskipun dua perusahaan ini kalah dari Elektronik Damur, dua perusahaan ini termasuk perusahaan elektronik yang unggul di Provinsi Damur..

Omar tidak bodoh. Dia yakin dua perusahaan lainnya juga tidak bodoh.

"Silakan. Apa yang Bastian katakan memang benar. Kamu benar-benar adalah penipu."

"Orang sepertimu sungguh memalukan. Kamu bisa bertemu denganku berkat bantuan Bastian. Kalau nggak, kamu pikir kamu bisa bertemu denganku?"

Omar tertawa dingin.

Bastian yang sedang berdiri di samping tertawa setelah melihat apa yang terjadi.

"Andre, apa yang aku katakan memang benar, 'kan? Elektronik Damur nggak bodoh. Siapa yang mau membeli manual dan instruksi penggunaan mesin milikmu?"

"Kamu membeli mesin nggak berguna itu dengan harga dua puluh juta. Kamu ingin menjualnya dengan harga tiga puluh kali lipat?"

"Selain itu, barang yang mau kamu jual adalah manual?"

"Jangan terlalu banyak berkhayal. Cepat beri tahu aku apa saja yang kamu ketahui tentang Dimas. Aku akan membawamu kembali ke kantor polisi untuk membuat laporan nanti. Kamu berjasa karena telah melaporkan hal ini."

"Untuk apa orang nggak berguna sepertimu meneliti mesin litografi EUV 32 nm ASML? Memangnya kamu paham?"

Andre sudah sedang membuka pintu private room.

Pluk! Omar yang berbobot hampir 100 kg tiba-tiba terduduk di lantai.

Kursi Omar juga ikut jatuh ke lantai....

Wajah Omar menjadi merah merona. Omar beranjak berdiri dan menarik Bastian seraya membelalakkan mata.

"A... apa yang kamu katakan tadi?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!