Akan tetapi, Andre mengingat isi koran pada hari kematian istri dan anak perempuannya dengan jelas.
Berita utama hari itu adalah tentang dua jasad yang dikeluarkan dari sungai.
Berita di samping berita utama adalah kabar duka bahwa William Astred, kolektor terkenal Kota Surawa, meninggal secara mendadak.
Pada kehidupan sebelumnya, ada gempa yang merobohkan suatu bangunan ilegal di Jalan Kumar. William kebetulan tertindih oleh bangunan tersebut.
Kalau Andre tidak salah ingat, gempa itu akan terjadi pada hari ini!
Andre berjalan memasuki Jalan Kumar di bawah sinar matahari....
"Bos, berapa harga koin kuno ini?"
Suara orang yang sedang menanyakan harga menarik perhatian Andre. Andre memandang pria tua berpakaian olahraga yang sedang berjongkok di pinggir jalan.
Pria tua ini menimang beberapa koin kuno yang diikat menjadi satu. Permukaan koin-koin kuno ini masih tertutup oleh karat. Tulisan yang diukir di permukaan koin kuno tidak dapat terlihat dengan jelas. Jika ingin tahu apa yang terselubung di permukaan koin-koin kuno ini, pembeli harus membuka koin-koin kuno ini sendiri. Kalau ada barang berharga di dalam, berarti pembeli beruntung.
Pemilik kios melirik pria tua itu sekilas. "Tiga puluh ribu per ikat. Kamu harus membuka koin-koin kuno ini sendiri di rumah."
Pria tua ini berpikir cukup lama, lalu mengangguk. Pada saat dia hendak melakukan pembayaran, Andre muncul dari belakang pria tua dan menghentikannya.
"Tunggu sebentar, Bos, aku bersedia membayar empat puluh ribu!"
Pria tua ini memelototi Andre. "Nak, aku mengatakan bahwa aku ingin membeli koin ini terlebih dahulu. Apakah kamu tahu ini koin apa? Kamu tidak takut kamu akan membuang empat puluh ribu secara sia-sia?"
Andre tersenyum.
"Tidak masalah saya tahu ini koin apa atau tidak, yang penting Tuan William tahu ini koin apa."
"Jika saya bisa mendapatkan barang yang Tuan William inginkan dengan menambah sepuluh ribu, saya pasti tidak akan rugi!"
William menjadi sangat jengkel setelah mendengar apa yang Andre katakan.
William menatap pemilik kios. "Kamu seharusnya akan menjual koin ini pada pembeli yang datang terlebih dahulu, 'kan? Aku sudah mau membayar, lalu dia mendadak datang!"
Pemilik kios tersenyum.
"Dia bersedia membayar empat puluh ribu sekarang. Kalau kamu juga bersedia membayar empat puluh ribu, aku tetap akan menjual koin kuno ini padamu. Kalau kamu hanya bersedia membayar tiga puluh ribu, letakkanlah koin kuno ini dan pilihlah barang lain."
William menatap koin kuno yang sedang dia pegang. Tak peduli bagaimanapun, William tidak mau melepaskan koin kuno ini. Sejujurnya, koin kuno yang sedang dia pegang memang lumayan berharga
Meskipun kerusakan di bagian depan dan belakang koin kuno ini agak parah, William tetap bisa melihat empat titik yang ada di bawah koin kuno ini.
Selain itu, ada huruf yang diukir dengan tidak rapi di bagian belakang koin kuno. Huruf itu tertulis dalam aksara kuno.
Koin-koin kuno ini seharusnya adalah mata uang Dinasti Atrona. Hal ini tidak perlu dirugikan lagi. Empat titik itu adalah bagian dari aksara kuno yang digunakan pada zaman Dinasti Atrona.
Satu-satunya aspek yang dipertaruhkan adalah huruf yang tertera di belakang koin kuno.
Huruf di belakang koin akan menentukan nilai koin. Aksara kuno di belakang mata uang Dinasti Atrona menunjukkan tempat pembuatan.
Jumlah koin yang dibuat di setiap tempat berbeda. Jumlah koin dari masing-masing tempat pembuatan yang bisa ditemukan sekarang juga berbeda. Jadi, harga setiap koin jelas akan berbeda.
Akan tetapi, jika bisa membeli seikat mata uang Dinasti Atrona dengan harga tiga puluh ribu, bagaimanapun tidak mungkin rugi.
Sayangnya ada bocah ingusan yang muncul entah dari mana!
"Aku akan membayar empat puluh ribu!"
William melemparkan uang empat puluh ribu ke arah pemilik kios dengan kesal. Saat pemilik kios hendak menerima uang William, Andre mengeluarkan uang lima puluh ribu dan menyerahkannya
pada pemilik kios.
"Saya bersedia membayar lima puluh ribu. Saya mau koin kuno yang sedang Tuan William pegang."
William meringis dengan jengkel.
"Sialan, apakah kamu sengaja datang untuk mencari masalah denganku?"
"Apakah kamu kenal denganku?"
"Kamu tahu tentang aku dari mana?"
"Kamu benar-benar tidak tahu aturan!"
"Aku bersedia membayar dua ratus ribu. Apakah kamu mau menjual koin kuno ini padaku!"
William mengeluarkan dua ratus ribu dan melemparkan uang ke arah pemilik kios.
Andre merogoh saku, lalu meletakkan seluruh uang yang ada di dalam sakunya di samping.
"Saya bersedia membayar dua ratus lima puluh ribu. Tuan William, kalau Anda bisa membuka harga yang lebih tinggi, ambillah koin kuno ini. Kalau Anda tidak bisa membuka harga yang lebih tinggi, barang ini akan menjadi milik saya."
Andre menatap William sambil tersenyum. Andre sudah menjalani dua kehidupan, jadi Andre tahu betul apa yang sedang William pikirkan sekarang. William memang sudah berumur, tapi orang yang makin berumur makin mementingkan aturan. Jadi, sangat mudah untuk memprovokasi orang yang sudah berumur.
William memasukkan uang dua ratus ribu ke dalam saku dengan kesal, lalu berbalik dan pergi.
William berencana untuk jalan-jalan di Jalan Kumar setelah selesai olahraga pagi ini. Tak disangka, dia bertemu dengan Andre sialan ini!
Orang ini sengaja datang untuk mencari masalah!
Andre melakukan pembayaran dan mengambil koin-koin kuno itu.
Andre datang untuk menemui William hari ini. Kalau sampai Andre lengah dan William meninggal sebentar lagi, maka Andre sama saja menyia-nyiakan dua ratus lima puluh ribu terakhir yang dia miliki!
"Tuan William, Tuan William."
Andre mengejar William. William mengerutkan kening.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"
"Bukankah aku telah mengalah dan memberikan koin kuno itu padamu? Ambillah koin kuno itu dan pergilah!"
"Kenapa kamu masih datang mencariku?"
"Anakku adalah polisi. Kamu percaya atau tidak? Kalau kamu mengikutiku lagi, aku bisa membuatmu masuk penjara beberapa hari!"
William menatap Andre.
Andre melambaikan tangan dan berkata, "Tuan William, Anda salah paham. Saya membeli koin kuno ini untuk dihadiahkan pada Anda. Ini adalah hadiah kecil untuk menyatakan rasa hormat saya terhadap Anda."
Andre menyodorkan seikat koin kuno yang ada di dalam genggamannya ke hadapan William.
William terus mengerutkan kening. William tidak tahu apa maksud Andre.
Jika Andre benar-benar mau menjilat dirinya, mengapa Andre bersikeras mau berebut koin kuno dengan dirinya barusan? Akan tetapi, jika Andre bukan mau menjilat dirinya, mengapa Andre menghadiahkan koin kuno pada dirinya?
William tidak tahu bahwa dirinya telah dijebak oleh Andre pada pertemuan pertama mereka.
William adalah salah satu kolektor yang paling terkenal di Kota Surawa. Ada banyak orang yang menyanjung William. Biasanya tidak ada orang yang berani melawan William. Semua orang selalu mengikuti kehendak William.
Andre memang ingin bergaul dengan William. Akan tetapi, Andre hanya punya uang dua ratus lima puluh ribu. Andre sudah tidak punya uang lagi. Andre jelas tidak akan memubazirkan uang!
Andre sengaja melawan William agar William ingat pada dirinya. Setelah itu, Andre menghadiahkan koin kuno pada William agar William jangan marah.
Hanya dengan cara seperti ini, William baru akan mengingat Andre dan apa yang Andre katakan.
William menatap koin kuno dalam genggamannya. Setelah berpikir sejenak, William mengeluarkan tiga ratus ribu dan menyodorkan uang itu pada Andre.
"Aku tidak ingin berkenalan denganmu. Jangan bilang aku merugikanmu. Aku akan memberimu tiga ratus ribu. Pergilah jauh-jauh dariku!"
"Kelak, jangan mengaku-aku bahwa kamu kenal denganku. Aku malu."
William berbalik dan hendak pergi. Namun, Andre menarik William.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda. Anda boleh pergi setelah mendengar apa yang saya katakan."
William berhenti berjalan dan berbalik.
Andre menatap William sambil tersenyum dan berkata, "Sejujurnya, saya meramal nasib Anda sebelum saya keluar. Ada suatu hal yang berhubungan dengan keselamatan Anda, jadi saya harus memberi tahu hal ini pada Anda."
"Tak peduli Anda menemukan barang sebagus dan semahal apa pun hari ini, Anda harus menjauhi tembok."
"Pokoknya Anda harus menjauhi tembok!"
Andre menekankan hal ini lagi.
William tertegun sejenak. Akan tetapi, pada detik selanjutnya, William mengernyitkan alis. Saking marahnya, William langsung melemparkan koin kuno ke lantai!
"Apa maksudmu? Maksudmu aku akan mati tertindih tembok hari ini?"
"Dasar berengsek!"
"Kamu terus berbicara yang tidak-tidak. Kamu bahkan menyumpahiku dan mengatakan bahwa aku akan mati? Kalau sampai aku benar-benar mati tertindih tembok, aku akan menuruti apa pun yang kamu inginkan!"
William berbalik dan pergi dengan jengkel. Dia bahkan tidak memungut koin kuno yang ada di lantai.
William sudah berumur dan sudah pernah bertemu dengan banyak orang!
Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya William bertemu dengan orang yang menyumpahinya saat pertama kali bertemu!
Andre menghela napas karena rencananya gagal.
Andre telah berusaha mengingatkan William. Kalau sampai William tetap meninggal karena tertindih tembok, berarti ini memang adalah takdir.
Andre hanya bisa memikirkan cara lain untuk mendapatkan enam ratus juta dalam waktu tiga hari.
Setelah meninggalkan Andre, William lanjut jalan-jalan di Jalan Kumar. Namun, William merasa sangat tidak nyaman. Saat dia melihat tembok yang ada di sekitarnya, entah kenapa dia teringat pada perkataan Andre.
'Bocah berengsek itu entah muncul dari mana. Sialan.' William mengomel di dalam hati. Saat William melewati sebuah kios, William melirik barang-barang yang dijual di kios tersebut. Mata William menjadi berbinar-binar saat dia melihat sebuah tungku perunggu. William mengangkat tangan dan mengambil tungku perunggu tersebut dengan santai. Lalu, William berdecak di dalam hati.
Tungku perunggu ini sangat bagus!
Meskipun tungku Hiron ini adalah tiruan barang peninggalan Dinasti Postri, tungku ini sudah dibuat sejak lama. Tungku ini setidaknya telah dibuat pada zaman Dinasti Atrona.
"Bos, berapa harga tungku perunggu ini?"
William menatap pemilik kios.
Pemilik kios tersenyum dan berkata, "Mata Anda benar-benar jeli. Ini adalah Tungku Hiron. Hanya saya yang menjual tungku ini di seluruh Kota Surawa. Harga tungku ini tidak mahal, hanya tiga ratus enam puluh juta."
William tahu bahwa harga tungku tersebut seharusnya tidak semahal ini. William memutuskan untuk menawar harga. Jadi, William meletakkan tungku perunggu itu kembali.
"Enam ratus ribu. Kalau kamu tidak mau menjual tungku ini padaku, aku akan pergi."
William pura-pura mau berdiri. Sesuai dengan dugaannya, pemilik kios langsung menghentikannya.
"Jangan, jangan. Dua juta. Kalau tidak, saya akan rugi. Saya membeli Tungku Hiron ini dari tempat lain. Coba Anda lihat kualitas tungku ini. Ini adalah barang peninggalan Dinasti Postri sungguhan. Lihatlah corak di bawah tungku ini. Bahkan jika Anda mengira tungku ini adalah barang tiruan, harganya juga pasti di atas enam ratus ribu!"
William tidak mengacuhkan pemilik kios. William yakin dirinya bisa membeli tungku ini dengan harga enam ratus ribu.
Akan tetapi, William ragu sesaat ketika melihat tembok di belakang pemilik kios. Entah kenapa, William teringat pada perkataan Andre lagi.
Bocah berengsek itu menyumpahi dirinya dan mengatakan dirinya akan mati tertindih tembok!
"Baiklah, enam ratus ribu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments