Sebuah Siasat

Semangkok obat berada di atas meja saat Alena terbangun dari tidurnya. Sambil memegangi kepalanya yang sakit, Alena duduk di sisi ranjang. Walau keadaannya masih kurang baik tapi dia ingin melihat obat yang ada di atas meja. Amy dan Agnes tidak ada di dalam kamarnya, Alena justru melangkah menuju mangkuk obat yang ada di atas meja.

Mangkuk obat diangkat, Alena mencium obat yang ada di dalam mangkuk. Baunya sangat aneh, Alena bahkan memasukkan jarinya ke dalam obat lalu mencicipinya. Pahit seperti biasanya. Mangkuk pun sudah diletakkan lalu Alena kembali ke ranjang.

Alena kembali berbaring tapi dengan banyak pikiran. Kenapa orang-orang menganggap dirinya keracunan teh yang ada di taman? Dia sedang memikirkan hal ini baik-baik. Dia sudah merasa tidak sehat sebelum Arabella datang mengajaknya pergi melihat bunga dandelion.

Dia merasa tidak sehat setelah meminum semua obat yang dibawakan oleh pelayan ibu ratu. Mengenai teh yang ada di taman? Dia rasa ada sebuah siasat dibalik semua itu. Alena masih berpikir tapi sakit kepala yang dia dapatkan.

Sial, akibat rasa sakit itu dia jadi sulit berpikir dengan jernih. Mungkin istirahat sebentar akan membuat keadaannya lebih baik. Alena memilih tidur, dia sudah harus kembali sehat karena dia ingin mengusut sendiri masalah obat. Entah ke mana perginya Amy dan Agnes yang pasti hanya mereka berdua yang bisa dia percaya di dalam istana itu. Tentunya setelah melihat kesetiaan mereka padanya.

Amy dan Agnes yang pergi melihat apa yang terjadi pada pelayan yang sudah meracuni putri mereka sudah kembali. Mereka segera masuk ke dalam dan setelah pintu tertutup, Amy dan Agnes baru berani membuka mulut mereka.

"Kau lihat, kali ini Baginda raja benar-benar murka," ucap Amy.

"Benar, pelayan itu benar-benar sudah keterlaluan. Beruntungnya kita memiliki raja yang bijak sehingga kejahatan seperti itu tidak dibiarkan begitu saja. Aku sungguh ingin menjadi algojo yang memenggal kepalanya!" ucap Agnes pula.

"Apa kau berani melakukannya?" tanya Amy.

"Tentu saja, aku sangat marah karena dia begitu berani menuduh putri kita sebagai seorang penyihir!"  Agnes benar-benar marah. Akibat isu tidak benar itu, putri Ernest hampir saja terbunuh.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Alena yang sudah bersandar di kepala ranjang.

"Putri!" Amy dan Agnes sangat senang melihat keadaan sang putri yang sudah sadar dan terlihat lebih baik dari pada sebelumnya.

"Bagaimana dengan keadaanmu, Tuan Putri?" tanya Amy.

"Seperti yang kalian lihat."

"Syukurlah kau baik-baik saja, Putri. Aku sangat senang melihatmu baik-baik saja,'' ucap Agnes.

Kedua pelayannya yang setia menangis haru karena keadaan putri sudah lebih membaik. Walau sudah dipastikan belum bisa bergerak bebas tapi setidaknya lebih baik.

"Apa yang baru saja kalian bicarakan, coba katakan padaku," pinta Alena.

"Dengarkan hal ini, putri. Pelaku yang sudah meracuni Tuan Putri sudah tertangkap," ucap Amy.

"Benarkah? Siapa yang melakukannya?"

"Seorang pelayan, dia sangat lancang ingin membunuh Tuan Putri dengan racun. Di bahkan tidak merasa bersalah sama sekali dengan apa yang telah dia lakukan!"

"Benar, putri. Pelayan itu bahkan tertawa saat mengatakan jika dialah pelakunya. Sungguh tidak punya hati nurani!"

Amy dan Agnes benar-benar terlihat marah. Mereka yang setia pada Putri Ernest selama ini sangat tahu jika putri Ernest bukanlah seorang penyihir.

"Pasti ada alasannya pelayan itu melakukan hal demikian, bukan?" tanya Alena.

"Pelayan itu menuduh Tuan Putri sebagai penyihir yang telah membunuh adiknya. Dia berteriak sehingga semua orang tahu alasannya ingin membunuh putri," jelas Amy.

"Benar, pelayan yang sangat lancang. Baginda Raja begitu murka. Selain mendapatkan cambukan, pelayan itu pun langsung mendapatkan hukuman pancung. Padahal Yang Mulia sudah melarang siapa pun menuduh putri Ernest tapi pelayan itu masih saja berani melakukannya!" Agnes semakin murka saat mengingat penghinaan yang pelayan itu lontarkan untuk putri Ernest.

"Pelayan yang malang," ucap Alena.

"Kenapa Tuan Putri berkata demikian? Pelayan itu sudah memfitnah dan hendak membunuh putri tapi kenapa Tuan Putri berkata demikian?" Amy dan Ages saling pandang, mereka heran dengan sikap sang putri yang menaruh belas kasihan pada orang yang telah memfitnah dan hendak membunuhnya.

"Pelayan itu pasti mendapatkan perintah dari seseorang untuk menaruh racun. Aku rasa dia mendapatkan hasutan dari seseorang ditambah dengan dendamnya akibat kematian adiknya, pelayan itu pasti mau melakukannya."

"Maksud Tuan Putri?" tanya Amy dan Agnes.

"Apa kalian tahu?" Alena tersenyum lalu kembali berkata, "Aku tidak menyentuh teh yang ada di taman!"

"Apa?" Amy dan Agnes terkejut mendengar ucapan sang putri.

"Pelankan suara kalian, tembok memiliki telinga!" ucap Alena.

"Bagaimana mungkin? Jika tuan Putri tidak menyentuh teh beracunnya lalu Tuan Putri terkena racun dari mana?" tanya Amy, kini dengan suara pelan.

"Jika tuan Putri tidak minum tehnya, lalu kenapa bisa ada racun di dalam teh yang ada di taman?" tanya Agnes pula.

"Dengarkan aku, semua yang ada di istana bisa saja menjadi musuhku oleh karena itu aku hanya percaya dengan kalian dan jika ada yang sampai tahu pembicaraan kita ini, maka salah satu dari kalianlah pengkhianatnya. Pada saat itu aku tidak akan ragu pada kalian. Apa kalian paham?"

"Tidak perlu khawatir, Tuan putri. Kami tidak akan berkhianat!" ucap Amy dan Agnes. Putri Ernest benar-benar berubah setelah kejadian buruk yang menimpanya malam itu.

"Dengarkan, semua yang terjadi adalah sebuah siasat musuh. Racun yang ada di dalam teh hanya untuk mengalihkan pelaku dan penyebab utama yang menyebabkan aku keracunan!" jelas Alena.

"Jadi teh itu memang sengaja diberi racun agar orang-orang mengira tuan putri keracunan setelah meminum teh itu?" tanya Amy.

"Benar sekali, Amy. Tapi aku tidak menyentuh teh itu sama sekali. Lalu bagaimana aku bisa keracunan?"

"Tuan Putri, kami tidak meracunimu!" ucap Amy dan Agnes.

"Aku tidak menuduh kalian berdua tapi apa kalian tidak menyadari sesuatu?" Alena melihat ke arah obat yang ada di atas meja. Amy dan Agnes melihat ke arah tatapan mata sang putri lalu mereka mulai menyadari apa yang putri Ernest maksud.

"Tapi obat itu dari yang mulia Ratu," ucap Agnes.

"Benar, mana mungkin yang mulia akan meracuni Tuan Putri."

"Obat itu memang dari yang mulia ratu tapi apakah dia yang membuatnya? Bisa jadi bunda pelakunya dan bisa saja ada yang sengaja memanipulasi agar bunda yang jadi tersangka oleh sebab itu aku berkata, semua yang ada di istana bisa menjadi musuhku. Pelakunya bisa saja Ayahanda, Bunda, kakak Arabella dan bisa saja para menteri juga para pejabat yang ingin menyingkirkan aku dan menjadikan bunda sebagai kambing hitamnya di kemudian hari!"

"Lalu bagaimana, Putri. Kau tidak bisa menolak obat yang diberikan oleh bunda ratu."

"Agnes, buatkan obat seperti yang biasa kau buatkan untukku dan bekerja samalah dengan Amy untuk menukar obat itu dengan obat yang bunda ratu berikan tapi obat dari bunda ratu jangan dibuang!" perintahnya.

"Baik, Putri. Lalu buat apa obat dari yang mulia ratu?" tanya Agnes.

"Aku ingin mencari tahu kadar racunnya jadi Amy, aku ingin kau pergi keluar istana untuk mencari seorang ahli obat dan laporkan padaku. Ingat, jangan sampai ada yang tahu hal ini dan jangan sampai kau mendapatkan ahli obat yang bekerja di Istana karena apa yang kita lakukan bisa bocor. Pergilah dengan menyamar, jangan sampai ada yang tahu!"

"Baik, Tuan Putri. Kami akan menjalankan perintahmu!" ucap Amy dan Agnes.

"Terima kasih!" Ernest yang malang, kali ini dia akan menuntut keadilan untuknya dan dia akan membongkar siapa yang ingin membunuh Ernest dan siapa yang telah menuduhnya sebagai penyihir.

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

keren alenaaa, kasian ernest 😥😥😥

2024-02-24

0

Leng Loy

Leng Loy

Sudah ku duga Ernest tidak minum tehnya,tapi obat yang diminum itu ada racunnya, minum teh hanya dijadikan kambing hitam, siapa pelakunya 🤔

2023-10-29

3

Ni Ketut Patmiari

Ni Ketut Patmiari

Ini yang ditunggu2 para reader... mulai beraksi.. semangat💪💪💪

2023-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Jiwa Yang Berpindah
2 Balik Menyerang
3 Kembali Ke Istana
4 Penglihatan
5 Abad Ke-15
6 Takdir Kita Berdua
7 Kecurigaan
8 Kunjungan Raja Dan Ratu
9 Princess Arabella
10 Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11 Sedikit Petunjuk
12 Tumbangnya Sang Putri
13 Racun Di Dalam Teh
14 Racun Dan Obat
15 Pelaku
16 Sebuah Siasat
17 Keputusan Raja
18 Ernest tapi bukan Ernest
19 Bahaya Mengintai
20 Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21 Bantuan Dari Sang Pangeran
22 Hampir Ketahuan
23 Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24 Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25 Visual
26 Perjamuan
27 Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28 Rasa Penasaran Sang Pangeran
29 Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30 Pangeran Yang Dimanfaatkan
31 Sudah Ada Di Depan Mata
32 Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33 Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34 Perasaan Rindu Alena
35 Ajakan Menjadi Sekutu
36 Keberuntungan Pangeran Lucius
37 Kecurigaan Arabella
38 Rencana Jahat Untuk Ernest
39 Pergi Berburu
40 Perasaan Cemburu
41 Merasa Gelisah
42 Sudah Memiliki Rencana
43 Memang Sengaja
44 Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45 Tidak Perlu Terburu-buru
46 Malam Ritual
47 Situasi Yang Kacau
48 Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49 Kemampuan Yang Dipertanyakan
50 Pertahanan Terakhir Alena
51 Kegelisahan Raja Dan Ratu
52 Kembali Ke Istana
53 Tantangan Dari Alena
54 Perintah Yang Menguntungkan
55 Undangan Minum Teh
56 Liciknya Pelayan Putri Arabella
57 Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58 Kepergian Pangeran Lucius
59 Hampir Saja
60 Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61 Tidaklah Penting
62 Isu Yang Semakin Buruk
63 Siasat Raja Leon
64 Keributan Di Ruang Sidang
65 Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66 Tabib Yang Diperdaya
67 Diawasi
68 Pertemuan Yang Sangat Singkat
69 Rencana Sang Pangeran
70 Perasaan Gelisah
71 Keputusan Untuk Pergi
72 Putri Yang Marah
73 Pesta
74 Tidak Pantas
75 Kemarahan Arabella
76 Westtrink, Desa Terkutuk
77 Pesan Rahasia
78 Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79 Kekhawatiran Pangeran Lucius
80 Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81 Apa Aku Tidak Cantik?
82 Kisah Kelam Desa Westtrink
83 Keputusan Untuk Kembali
84 Perintah Sang Ratu Kegelapan
85 Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86 Agnes Yang Mencurigakan
87 Isi Kotak Yang Tercuri
88 Pengkhianatan Agnes
89 Harus Berpura-pura Bodoh
90 Mencari Tahu
91 Jawaban Dari Pertanyaan
92 Teori
93 Permintaan Alena
94 Akan Kembali Hidup
95 Membangkitkan Orang Mati
96 Perumpamaan Untuk Agnes
97 Pertemuan Terakhir
98 Hannya Pengganti
99 Hari Yang Dinantikan
100 Malam Ritual
101 Ratu Yang Sesungguhnya
102 Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103 Musuh Yang Terpukul Kalah
104 Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105 Putri Yang Tidak Tahu Diri
106 Akhir Dari Arabella
107 Pertemuan Terakhir
108 Akhirnya Kembali
109 Putri Yang Dicintai
110 Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111 Ernest, Ratu Dua Istana
112 Info Novel Baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Jiwa Yang Berpindah
2
Balik Menyerang
3
Kembali Ke Istana
4
Penglihatan
5
Abad Ke-15
6
Takdir Kita Berdua
7
Kecurigaan
8
Kunjungan Raja Dan Ratu
9
Princess Arabella
10
Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11
Sedikit Petunjuk
12
Tumbangnya Sang Putri
13
Racun Di Dalam Teh
14
Racun Dan Obat
15
Pelaku
16
Sebuah Siasat
17
Keputusan Raja
18
Ernest tapi bukan Ernest
19
Bahaya Mengintai
20
Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21
Bantuan Dari Sang Pangeran
22
Hampir Ketahuan
23
Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24
Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25
Visual
26
Perjamuan
27
Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28
Rasa Penasaran Sang Pangeran
29
Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30
Pangeran Yang Dimanfaatkan
31
Sudah Ada Di Depan Mata
32
Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33
Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34
Perasaan Rindu Alena
35
Ajakan Menjadi Sekutu
36
Keberuntungan Pangeran Lucius
37
Kecurigaan Arabella
38
Rencana Jahat Untuk Ernest
39
Pergi Berburu
40
Perasaan Cemburu
41
Merasa Gelisah
42
Sudah Memiliki Rencana
43
Memang Sengaja
44
Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45
Tidak Perlu Terburu-buru
46
Malam Ritual
47
Situasi Yang Kacau
48
Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49
Kemampuan Yang Dipertanyakan
50
Pertahanan Terakhir Alena
51
Kegelisahan Raja Dan Ratu
52
Kembali Ke Istana
53
Tantangan Dari Alena
54
Perintah Yang Menguntungkan
55
Undangan Minum Teh
56
Liciknya Pelayan Putri Arabella
57
Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58
Kepergian Pangeran Lucius
59
Hampir Saja
60
Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61
Tidaklah Penting
62
Isu Yang Semakin Buruk
63
Siasat Raja Leon
64
Keributan Di Ruang Sidang
65
Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66
Tabib Yang Diperdaya
67
Diawasi
68
Pertemuan Yang Sangat Singkat
69
Rencana Sang Pangeran
70
Perasaan Gelisah
71
Keputusan Untuk Pergi
72
Putri Yang Marah
73
Pesta
74
Tidak Pantas
75
Kemarahan Arabella
76
Westtrink, Desa Terkutuk
77
Pesan Rahasia
78
Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79
Kekhawatiran Pangeran Lucius
80
Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81
Apa Aku Tidak Cantik?
82
Kisah Kelam Desa Westtrink
83
Keputusan Untuk Kembali
84
Perintah Sang Ratu Kegelapan
85
Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86
Agnes Yang Mencurigakan
87
Isi Kotak Yang Tercuri
88
Pengkhianatan Agnes
89
Harus Berpura-pura Bodoh
90
Mencari Tahu
91
Jawaban Dari Pertanyaan
92
Teori
93
Permintaan Alena
94
Akan Kembali Hidup
95
Membangkitkan Orang Mati
96
Perumpamaan Untuk Agnes
97
Pertemuan Terakhir
98
Hannya Pengganti
99
Hari Yang Dinantikan
100
Malam Ritual
101
Ratu Yang Sesungguhnya
102
Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103
Musuh Yang Terpukul Kalah
104
Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105
Putri Yang Tidak Tahu Diri
106
Akhir Dari Arabella
107
Pertemuan Terakhir
108
Akhirnya Kembali
109
Putri Yang Dicintai
110
Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111
Ernest, Ratu Dua Istana
112
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!