Kunjungan Raja Dan Ratu

Hana Herbert yang mendengar putri keduanya sudah kembali dari perjalanan bergegas menemui Ernest karena dia ingin melihat keadaan putrinya. Perjalanan yang jauh pasti membuat Ernest lelah. Jangan sampai Keadaan putrinya memburuk akibat perjalanan yang dia tempuh.

Alena yang sedang berbaring semakin gugup dibuatnya, bagaimana dia memanggil ibu Ernest? Apakah ibu Ratu? Bunda Ratu? Ibu? Atau yang mulia? Celaka, jangan sampai membuat kesalahan sehingga ibu ratu curiga jika putrinya sudah tiada.

"Selamat pagi, Baginda Ratu?" sapa Agnes dan Amy.

Ibu ratu tidak menjawab namun dia bergegas menghampiri ranjang di mana Ernest berbaring dan terlihat lemah. Alena melakukan sesuai dengan peran, dia adalah putri yang lemah jadi dia harus berperan sebaik mungkin agar sang Ratu tidak curiga.

"Ernest, apa kau baik-baik saja?" sang ratu duduk di sisi ranjang dan menyentuh tangan putrinya.

"A-Aku baik-baik saja, Baginda Ratu," jawab Alena.

Amy dan Agnes ketakutan karena sang putri tidak pernah memanggil sang ratu dengan panggilan seperti itu. Sang ratu pun tampak heran, apa yang terjadi pada putri bungsunya?

"Ada apa denganmu, Ernest? Kenapa kau memanggil aku seperti itu?" tanya ibunya.

"Maafkan aku, Mom. Aku kurang enak badan," jawab Alena.

Ibunya semakin heran, Mom? Ada apa dengan putrinya? Tangan ibunya sudah berada di dahi putrinya. Tubuh Ernest memang sedikit panas, seperti yang dia duga, Ernest pasti sakit akibat bepergian selama  beberapa hari.

"Apa kalian sudah memberinya obat?"

"Sudah, Baginda Ratu," jawab Agnes.

"Kalian tahu keadaan Ernest begitu lemah jadi kalian harus menjaganya dengan baik!"

"Aku baik-baik saja," ucap Alena karena dia tidak mau kedua pelayannya disalahkan.

"Baiklah, tapi Lihatlah keadaanmu. Kenapa kau memaksakan diri pergi saat malam dan kembali saat malam juga?" tanya ibunya.

Alena kebigungan, dia tidak tahu harus menjawab apa. Amy dan Agnes yang melihat situasi tidak baik begitu khawatir dan takut sang ratu curiga dengan keadaan putri Ernest. Alena pun memutar otak untuk mencari jawaban yang tepat agar ibu Ratu tidak curiga.

"Kenapa kau diam saja, Ernest? Kau tidak sedang marah denganku, bukan?"

"Tidak, tentu saja tidak. Aku pergi dan kembali pada malam hari untuk menghindari hal yang tidak diinginkan saja. Lagi pula lebih aman saat malam jadi aku pikir lebih aman melakukan perjalanan saat malam hari!"

"Baiklah, maafkan Bunda yang tidak bisa meredam isu itu sehingga kau tidak bisa bergerak leluasa," ucap ibunya.

"Tidak apa-apa, Bunda," setidaknya dia sudah tahu panggilan Ernest pada ibunya tapi sesungguhnya dia lebih suka memanggilnya dengan sebutan Mommy.

Saat ibunya berbincang dengan putrinya, ternyata sang raja pun masuk ke dalam kamar putrinya. Tentu saja Leon Herbert ingin melihat keadaan putrinya yang lemah. Alena terlihat melihat rupa sang raja yang berwibawa sedang menatap tajam ke aranya. Ternyata itulah ayah dari Ernest.

"Bukankah kau tahu keadaanmu sudah lemah? Untuk apa kau keluar saat tengah malam? Apa kau tidak tahu di luar sana begitu berbahaya untukmu?" ucap ayahnya.

"Maafkan aku, aku hanya ingin mencari sesuatu," ucap Ernest beralasan.

"Mencari sesuatu? Apa yang kau cari? Begitu banyak pelayan tapi kenapa harus kau yang pergi?" sang raja terlihat marah.

"Sudah, Ernest pasti bosan dan ingin pergi keluar untuk menikmati alam," Hana Herbert berusaha menenangkan suaminya.

"Jangan membela dirinya, dia seorang putri. Seharusnya dia tahu seorang putri tidak boleh sembarangan keluar istana apalagi isu buruk tentang dirinya. Bagaimana jika sampai ada yang menangkap dirinya? Kau mau pun aku tidak akan bisa menyelamatkan dirinya jika hal itu terjadi!"

Alena diam saja, dia pura-pura merasa bersalah tapi apa yang dikatakan oleh baginda raja memang benar adanya dan hal yang khawatirkan justru sudah dilakukan oleh Ernest. Oleh sebab itu dia tertangkap dan disiksa oleh sekumpulan orang bahkan dia hampir mati terbakar.

Sekarang dia tahu jika raja dan ratu bukan musuh dalam selimut dan dia juga yakin jika ada yang menutupi isu pengeroyokan dirinya sehingga raja dan ratu tidak mengetahui berita tragis itu. Sedikit kesimpulan bisa membantu dalam penyelidikan tapi misteri masih terasa begitu janggal.

"Sudah, jangan marah seperti itu. Bukankah besok ada perayaan? Jangan membuat suka cita yang ada di istana jadi hancur gara-gara amarahmu," ucap sang ratu lagi.

"Kau lihat putrimu? Dia lebih bebal dari pada kakaknya. Dengan keadaannya yang seperti ini, bagaimana dia bisa hadir dalam perayaan yang akan diadakan besok? Aku rasa dia akan berbaring di sini sepanjang hari!"

"Jangan membandingkan Ernest dan Arabella, mereka berdua memang saudara tapi mereka berbeda."

"Aku akan hadir di perayaan besok," ucap Alena. Ini kesempatan emas yang tidak boleh dia sia-siakan. Dengan menghadiri perayaan tersebut, dia bisa belajar untuk beradaptasi dan dia pun bisa mengenal banyak orang. Bagaimanapun dia harus segera tahu siapa saja yang ada di dalam istana sehingga dia bisa mengetahui yang mana lawan dan yang mana kawan.

"Kau tidak perlu memaksakan diri, Ernest. Kami tidak akan memaksamu hadir," ucap ibunya

"Aku baik-baik saja, Bunda. Aku akan beristirahat hari ini agar besok aku bisa menghadiri perayaan," semoga dia tidak salah memanggil.

"Kau memang harus hadir, Ernest. Jangan sampai ada yang berperasangka buruk dengan ketidak hadirnya dirimu!" ucap ayahnya.

"Aku akan berusaha untuk datang, aku berjanji dan tidak akan mengecewakan!"

"Bagus, jangan sampai membuat ayahmu ini malu dan kecewa!" sang raja melangkah pergi, keluar dari kamar tapi ratu masih berada di dalam kamar putrinya.

"Beristirahatlah, mulai hari ini Bunda akan meminta seorang pelayan membawakan obat untukmu setiap hari. Jangan sampai tidak kau minum jika tidak keadaanmu tidak akan cepat membaik," ucap ibunya.

"Terima kasih, Bunda. Aku pasti akan meminum obatnya agar aku cepat sembuh," jawab Ernest. Dia benar-benar berperan seperti anak yang penurut.

"Bagus, sekarang Bunda harus pergi karena banyak  pekerjaan. Beristirahatlah dan jangan lupa untuk makan."

Alena mengangguk, ibu yang sangat menyayangi putrinya. Dia pun bisa melihat sang ayah yang begitu menyayangi Ernest walau agak sedikit keras. Kedua orangtua yang penyayang jadi dia rasa dia harus memerankan peran menjadi sang putri dengan sangat baik.

Raja dan Ratu pun pergi dengan para pelayannya, Alena tampak lega begitu juga dengan Amy dan Agnes. Mereka segera menutup pintu kamar dan bernapas lega. Akhirnya keadaan kembali normal dan keadaan sang putri yang aneh tidak diketahui oleh raja dan juga ratu.

"Perayaan apa yang harus aku hadiri besok?" tanya Alena.

"Perayaan menikmati teh bersama dengan para pejabat dan keluarga," jawab Amy.

"Apa semua orang akan hadir di sana?" tanya Alena lagi.

"Tentu saja, Putri. Para gadis akan berkumpul nantinya juga beberapa putra pejabat," jelas Agnes.

Pejabat dan keluarganya? Celaka. Masalah yang satu sudah selesai tapi kini dia harus dihadapi dengan masalah lain tapi besok, dia tidak boleh membuat kekacauan di pesta itu nanti. Alena menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, Agnes dan Amy tampak heran karena sang putri beranjak dari atas ranjang.

"Saatnya kalian mengajari aku tata krama saat bertemu orang-orang dan tata krama saat menikmati perjamuan," ucapnya. Jangan sampai dia membuat malu raja dan ratu apalagi saat melihat makanan enak yang terhidang. Jika menggunakan caranya, dia akan makan dengan lahap tanpa beban tapi jika menggunakan cara seorang putri, dia yakin caranya tidak akan sama dan pasti akan sulit.

Amy dan Agnes saling pandang, mereka sungguh tidak mengerti tapi mereka mengikuti permintaan sang putri yang tiba-tiba melupakan tata krama kerajaan yang sudah dia pelajari sedari kecil.

Terpopuler

Comments

Riri Rara

Riri Rara

musuhmu arabella kayanya len...

2024-03-11

1

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

👍👍👍👍

2024-02-24

0

Herol

Herol

njuttttt

2024-01-01

2

lihat semua
Episodes
1 Jiwa Yang Berpindah
2 Balik Menyerang
3 Kembali Ke Istana
4 Penglihatan
5 Abad Ke-15
6 Takdir Kita Berdua
7 Kecurigaan
8 Kunjungan Raja Dan Ratu
9 Princess Arabella
10 Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11 Sedikit Petunjuk
12 Tumbangnya Sang Putri
13 Racun Di Dalam Teh
14 Racun Dan Obat
15 Pelaku
16 Sebuah Siasat
17 Keputusan Raja
18 Ernest tapi bukan Ernest
19 Bahaya Mengintai
20 Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21 Bantuan Dari Sang Pangeran
22 Hampir Ketahuan
23 Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24 Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25 Visual
26 Perjamuan
27 Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28 Rasa Penasaran Sang Pangeran
29 Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30 Pangeran Yang Dimanfaatkan
31 Sudah Ada Di Depan Mata
32 Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33 Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34 Perasaan Rindu Alena
35 Ajakan Menjadi Sekutu
36 Keberuntungan Pangeran Lucius
37 Kecurigaan Arabella
38 Rencana Jahat Untuk Ernest
39 Pergi Berburu
40 Perasaan Cemburu
41 Merasa Gelisah
42 Sudah Memiliki Rencana
43 Memang Sengaja
44 Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45 Tidak Perlu Terburu-buru
46 Malam Ritual
47 Situasi Yang Kacau
48 Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49 Kemampuan Yang Dipertanyakan
50 Pertahanan Terakhir Alena
51 Kegelisahan Raja Dan Ratu
52 Kembali Ke Istana
53 Tantangan Dari Alena
54 Perintah Yang Menguntungkan
55 Undangan Minum Teh
56 Liciknya Pelayan Putri Arabella
57 Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58 Kepergian Pangeran Lucius
59 Hampir Saja
60 Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61 Tidaklah Penting
62 Isu Yang Semakin Buruk
63 Siasat Raja Leon
64 Keributan Di Ruang Sidang
65 Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66 Tabib Yang Diperdaya
67 Diawasi
68 Pertemuan Yang Sangat Singkat
69 Rencana Sang Pangeran
70 Perasaan Gelisah
71 Keputusan Untuk Pergi
72 Putri Yang Marah
73 Pesta
74 Tidak Pantas
75 Kemarahan Arabella
76 Westtrink, Desa Terkutuk
77 Pesan Rahasia
78 Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79 Kekhawatiran Pangeran Lucius
80 Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81 Apa Aku Tidak Cantik?
82 Kisah Kelam Desa Westtrink
83 Keputusan Untuk Kembali
84 Perintah Sang Ratu Kegelapan
85 Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86 Agnes Yang Mencurigakan
87 Isi Kotak Yang Tercuri
88 Pengkhianatan Agnes
89 Harus Berpura-pura Bodoh
90 Mencari Tahu
91 Jawaban Dari Pertanyaan
92 Teori
93 Permintaan Alena
94 Akan Kembali Hidup
95 Membangkitkan Orang Mati
96 Perumpamaan Untuk Agnes
97 Pertemuan Terakhir
98 Hannya Pengganti
99 Hari Yang Dinantikan
100 Malam Ritual
101 Ratu Yang Sesungguhnya
102 Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103 Musuh Yang Terpukul Kalah
104 Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105 Putri Yang Tidak Tahu Diri
106 Akhir Dari Arabella
107 Pertemuan Terakhir
108 Akhirnya Kembali
109 Putri Yang Dicintai
110 Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111 Ernest, Ratu Dua Istana
112 Info Novel Baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Jiwa Yang Berpindah
2
Balik Menyerang
3
Kembali Ke Istana
4
Penglihatan
5
Abad Ke-15
6
Takdir Kita Berdua
7
Kecurigaan
8
Kunjungan Raja Dan Ratu
9
Princess Arabella
10
Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11
Sedikit Petunjuk
12
Tumbangnya Sang Putri
13
Racun Di Dalam Teh
14
Racun Dan Obat
15
Pelaku
16
Sebuah Siasat
17
Keputusan Raja
18
Ernest tapi bukan Ernest
19
Bahaya Mengintai
20
Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21
Bantuan Dari Sang Pangeran
22
Hampir Ketahuan
23
Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24
Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25
Visual
26
Perjamuan
27
Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28
Rasa Penasaran Sang Pangeran
29
Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30
Pangeran Yang Dimanfaatkan
31
Sudah Ada Di Depan Mata
32
Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33
Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34
Perasaan Rindu Alena
35
Ajakan Menjadi Sekutu
36
Keberuntungan Pangeran Lucius
37
Kecurigaan Arabella
38
Rencana Jahat Untuk Ernest
39
Pergi Berburu
40
Perasaan Cemburu
41
Merasa Gelisah
42
Sudah Memiliki Rencana
43
Memang Sengaja
44
Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45
Tidak Perlu Terburu-buru
46
Malam Ritual
47
Situasi Yang Kacau
48
Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49
Kemampuan Yang Dipertanyakan
50
Pertahanan Terakhir Alena
51
Kegelisahan Raja Dan Ratu
52
Kembali Ke Istana
53
Tantangan Dari Alena
54
Perintah Yang Menguntungkan
55
Undangan Minum Teh
56
Liciknya Pelayan Putri Arabella
57
Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58
Kepergian Pangeran Lucius
59
Hampir Saja
60
Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61
Tidaklah Penting
62
Isu Yang Semakin Buruk
63
Siasat Raja Leon
64
Keributan Di Ruang Sidang
65
Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66
Tabib Yang Diperdaya
67
Diawasi
68
Pertemuan Yang Sangat Singkat
69
Rencana Sang Pangeran
70
Perasaan Gelisah
71
Keputusan Untuk Pergi
72
Putri Yang Marah
73
Pesta
74
Tidak Pantas
75
Kemarahan Arabella
76
Westtrink, Desa Terkutuk
77
Pesan Rahasia
78
Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79
Kekhawatiran Pangeran Lucius
80
Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81
Apa Aku Tidak Cantik?
82
Kisah Kelam Desa Westtrink
83
Keputusan Untuk Kembali
84
Perintah Sang Ratu Kegelapan
85
Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86
Agnes Yang Mencurigakan
87
Isi Kotak Yang Tercuri
88
Pengkhianatan Agnes
89
Harus Berpura-pura Bodoh
90
Mencari Tahu
91
Jawaban Dari Pertanyaan
92
Teori
93
Permintaan Alena
94
Akan Kembali Hidup
95
Membangkitkan Orang Mati
96
Perumpamaan Untuk Agnes
97
Pertemuan Terakhir
98
Hannya Pengganti
99
Hari Yang Dinantikan
100
Malam Ritual
101
Ratu Yang Sesungguhnya
102
Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103
Musuh Yang Terpukul Kalah
104
Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105
Putri Yang Tidak Tahu Diri
106
Akhir Dari Arabella
107
Pertemuan Terakhir
108
Akhirnya Kembali
109
Putri Yang Dicintai
110
Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111
Ernest, Ratu Dua Istana
112
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!