Ernest sudah dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di atas ranjang. Raja dan Ratu pun sudah berada di dalam kamar putrinya begitu juga dengan Arabella. Ratu sedang menangis, mereka menunggu dokter kerajaan yang sedang memeriksa keadaan Ernest.
Amy dan Agnes juga menangis di sisi ruangan, seharusnya mereka tidak membiarkan putri Ernest keluar. Pasti teriknya sinar matahari yang telah membuat keadaan putri yang sudah lemah jatuh pingsan. Padahal putri Ernest tidak terlihat lemah lagi setelah kejadian mengerikan di malam itu tapi kenapa keadaannya justru kembali menjadi lemah?
"Apa yang kalian lakukan sehingga Putri Ernest bisa seperti ini?" tanya raja Leon pada kedua pelayan putrinya.
"Kami sudah mencegah Baginda, tapi Putri tetap ingin pergi," jawab Amy.
"Jangan banyak alasan, kalian sudah gagal menjaga putriku jadi kalian akan dihukum pancung!"
"Tidak, tolong jangan lakukan hal itu yang Mulia," pinta Amy dan Agnes memohon.
"Ayahanda, semua ini kesalahanku," Arabella jatuh berlutut di bawah kaki ayahnya, "Aku yang mengajak Ernest tanpa melihat keadaannya terlebih dahulu. Aku yang sedari tadi berada di sisinya tapi aku sudah lalai sebagai seorang kakak sehingga dia harus mengalami hal ini jadi jangan hukum mereka tapi hukum saja aku," pintanya memohon.
"Bangunlah, jangan berlutut seperti itu," ucap ayahnya.
"Apa yang membuat Ernest jadi seperti ini? Padahal dia terlihat baik-baik saja saat upacara minum teh. Tapi kenapa keadaannya langsung memburuk seperti ini?" sang ratu menangis terisak, tak kuasa menahan kesedihan hatinya.
"Ernest pasti baik-baik saja, Bunda," hibur Arabella.
Dokter istana berusaha mencari tahu apa penyakit yang diderita oleh Ernest tapi dokter pada jaman itu tidaklah memiliki alat canggih yang bisa mendeteksi penyakit dengan mudah namun dia mendapatkan jika ada kadar racun dalam darah Ernest.
"Putri baru saja keracunan, Yang Mulia," ucap sang dokter setelah selesai memeriksa apa yang terjadi pada keadaan putri Ernest.
"Racun? Siapa yang berani meracuni putriku?" teriak raja Leon dengan lantang.
"Bagaimana mungkin? Siapa yang meracuninya?" tanya ratu pula.
"Kalian berdua, apa yang kalian berikan pada putriku?" Raja Leon kembali berteriak pada Amy dan Agnes.
"Kami tidak memberikan apa pun, Yang Mulia. Putri makan seperti biasanya, kami pun selalu mencicipi makanan yang akan Tuan putri nikmati terlebih dahulu," jawab Amy.
"Benar, Yang Mulia. Semua makanan yang akan putri makan pasti kami periksa," jawan Agnes pula.
"Jika begitu, apa yang membuatnya keracunan?" sang raja tampak marah.
"Makanan di taman, apa sudah diperiksa?" tanya ibu ratu.
"Benar, Ernest duduk di taman sebentar saat aku memetik bunga dandelion. Mungkin dia memakan sesuatu yang ada di taman," ucap Arabella.
"Jika begitu segera periksa!" teriak sang Raja.
Beberapa prajurit segera bergegas untuk menjalankan perintah. Amy dan Agnes saling pandang dengan perasaan takut luar biasa. Jangan sampai mereka dihukum pancung oleh raja karena mereka tidak tahu apa pun akan racun yang dikonsumsi oleh Putri Ernest.
Semua makanan yang ada di atas meja diperiksa, raja yang murka memerintahkan semua ahli pengobatan untuk memeriksa semua makanan yang ada dan benar saja, teh yang ada di atas meja putri Ernest ternyata mengandung racun.
Raja yang tahu tentu sangat murka, perintah untuk mencari tahu siapa yang menaruh racun pun dikeluarkan. Tidak akan ada kata maaf untuk kejahatan yang dilakukan oleh pelaku yang menaruh racun di dalam teh. Amy dan Agnes sedikit merasa lega, setidaknya mereka tidak menjadi tersangka tapi keadaan putri Ernest sangatlah memprihatinkan.
Kecurigaan akan racun yang ada di teh sangat kuat karena reaksi racun biasanya sangat cepat. Arabella pun memberi penjelasan saat dia menemui Ernest di dalam kamar, Ernest memang terlihat tidak begitu baik tapi itu karena fisiknya yang memang sudah lemah. Mereka memang berjalan cukup jauh sampai mereka berada di taman. Karena fisik Ernest yang lemah tentunya rentan oleh sinar matahari oleh sebab itu dia memang tidak terlihat begitu sehat dan begitu Ernest duduk di tempat yang memang sudah disediakan untuknya, tanpa sengaja Ernest meminum teh beracun yang memang disiapkan untuknya apalagi racun hanya ditemukan di dalam teh yang ada di dalam gelas milik putri Ernest. itu adalah kesimpulan awal namun semua masih akan diusut lagi.
"Siapa yang begitu tega padamu, Ernest," ibu ratu yang sudah duduk di sisi ranjang memegangi tangan putrinya. Wajah Ernest terlihat begitu pucat, dia belum sadarkan diri.
"Jangan menangis, Bunda. Sekarang keadaannya sudah lebih baik walau dia belum sadar," ucap Arabella.
"Apa kau tidak melihat ada yang aneh di sekitar kalian, Arabella?" tanya ibunya.
"Tidak ada, Bunda. Beberapa putri pejabat memang berbicara buruk mengenai Ernest tapi tidak mungkin ada yang berani menaruh racun secara terang-terangan. Aku dan beberapa putri pejabat itu memang pergi menikmati bunga dandelion meninggalkan Ernest dan kedua pelayannya tapi aku yakin bukan mereka karena mereka sudah bersama dengan Ernest begitu lama jadi mereka tidak mungkin meracuni Ernest apalagi di tempat terbuka," jelas Arabella.
Sontak saja raja dan ratu melihat ke arah Amy dan Agnes. Beberapa pengawal bahkan sudah bersiap dengan senjata mereka karena mereka akan menangkap Amy dan Agnes jika mendapatkan perintah.
"Bukan kami, Yang Mulia. Kami memang menemani putri Ernest tapi kami tidak melakukannya!" Amy dan Agnes jatuh berlutut dan ketakutan, "Kami tidak melakukannya," ucap mereka lagi.
"Sebelum hal ini jelas, lebih baik tidak asal menuduh. Lebih baik kita cari kebenarannya terlebih dahulu," ucap sang ratu.
"Kami benar-benar tidak melakukannya, yang mulia Ratu."
"Sudah, sekarang jaga Ernest dengan baik. Aku percaya dengan kalian tapi jika kalian mengkhianati kepercayaanku, tidak saja kalian yang akan mendapatkan hukuman mati tapi seluruh keluarga kalian pun akan mendapatkan hukuman mati!" ucap sang ratu.
"Kami tidak akan berkhianat, Ratu."
"Jika begitu berdirilah, jaga Ernest baik-baik dan mulai sekarang kalian harus memeriksa semua makanan yang akan di konsumsi oleh Ernest!" perintah ang ratu.
"Akan kami lakukan," jawab Amy dan Agnes.
Ratu Hana beranjak namun tatapan matanya tidak lepas dari putrinya Ernest yang sedang terbaring lemah. Rasanya tidak tega melihat keadaan putrinya yang seperti itu, dia harap Ernest segera sadar dan membaik. Amy dan Agnes diminta untuk menjaga Ernest dengan baik karena raja dan ratu pergi untuk mengusut siapa yang telah menaruh racun pada teh yang ada di taman.
Arabella diminta untuk menenangkan diri di dalam kamarnya, beberapa putri pejabat yang bersama dengan mereka ketakutan karena mereka bisa jadi tersangka atas apa yang terjadi. Keadaan istana kembali tenang setelah kejadian itu tapi tangisan terdengar dari kamar Ernest karena Amy dan Agnes menangisi keadaan putri mereka.
Entah siapa yang telah menaruh racun di dalam teh, yang pasti orang itu berencana membunuh Ernest. Amy dan Agnes pun tidak melihat Ernest meminumnya. Saat ini mereka sedang panik dan takut. Mereka merasa jika mereka sudah lalai dan mereka mengira sang putri meminum teh itu saat mereka sedang kesal dengan para putri pejabat yang berbicara buruk akan putri Ernest.
"Maafkan kami, Putri. Seharusnya kami tidak membiarkan dirimu meminum teh itu sembarangan," ucap Amy.
"Benar, jika kami tahu aku pasti sudah mencobanya menggantikan dirimu sehingga kau tidak mengalami hal ini," ucap Agnes pula. Jika mereka melihat putri Ernest menikmati teh tersebut, mereka pasti sudah mencegah tapi apakah demikian?
Amy dan Agnes merasa sangat bersalah, mereka masih saja menangis. Dua kali, mereka harus melihat keadaan putri Ernest berada di ujung maut dan kali ini racun. Siapa sebenarnya yang begitu tega hendak membunuh sang putri? Mereka berharap, sang raja dapat menemukan pelaku yang menaruh racun itu agar keadilan dapat ditegakkan untuk sang putri yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Buke Chika
adelia terlalu ceroboh saya kira si adelia nih dalang dari semuanya krn tidak suka sm ernest
2024-05-02
0
Samsia Chia Bahir
Kykx bukan di teh deeehhhh, pasti di obat 😥😥😥
2024-02-24
1
Travel Diaryska
katanya orang agen, tapi kebodohannya hqq syekali. ga waspada -,-
2024-02-23
0