Pelaku

Seorang pelayan yang diduga menaruh racun ke dalam teh sudah ditangkap. Pelayan itu pun sudah dibawa ke hadapan raja. Pelayan itulah yang menyiapkan teh, bukti racun pun sudah didapatkan di dalam kamarnya. Penggeledahan besar-besaran pada seluruh pelayan dilakukan dan setelah beberapa saat, bukti dan pelaku pun sudah didapatkan.

Kabar itu tentu sudah didengar oleh Ratu dan Arabella. Mereka sudah tidak berada di kamar putri Ernest lagi karena putri Ernest harus beristirahat. Ratu dan Arabella bergegas karena mereka ingin melihat, pelayan mana yang begitu berani meracuni Ernest?

Sang pelayan yang menaruh racun tampak ketakutan, dia tidak berani mengangkat kepalanya apalagi raja terlihat begitu murka. Ratu dan Arabella sudah berada di sisi raja, mereka menatap ke arah pelayan dengan tatapan penuh kebencian. Ternyata pelayan lancang itu yang telah meracuni putri Ernest. Pelayan itu psudah pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Jadi kau yang telah menaruh racun di dalam teh yang hendak Putri Ernest minum?" tanya sang ratu.

"Ti-Tidak, aku tidak melakukannya!" elak pelayan itu.

"Sebaiknya bicara jujur jika tidak hukuman yang akan kau dapatkan akan lebih berat!" ucap Arabella pula.

"Aku tidak melakukannya, Putri. Aku berani bersumpah!" teriak pelayan itu.

"Tidak melakukannya? Jika begitu jelaskan padaku mengenai bukti yang didapatkan di dalam kamarmu itu?!" teriak raja Murka.

"Pasti ada yang menaruhnya untuk menfitnah aku, Yang Mulia. Aku tidak mungkin menaruh racun untuk mencelakai Putri Ernest!" teriak Pelayan itu membela diri.

"Ada yang ingin memfitnah dirimu? Sebutkan siapa orangnya?" tanya sang raja lagi.

"Aku tidak tahu, sungguh. Aku rasa memang ada yang ingin menjadikan aku kambing hitam atas kasus ini!" teriak pelayan itu lagi.

"Kau tidak bisa menyangkal, semua pelayan yang bekerja bersama denganmu melihat jika kau yang menyiapkan teh dan meletakkan ke atas meja. Jika memang ada yang ingin menjadikanmu kambing hitam, katakan siapa yang ingin memfitnah dirimu?"

"Aku tidak melakukannya yang mulia, sungguh!"

"Cambuk sampai dia mengaku!" perintah raja.

"Aku benar-benar tidak melakukannya yang mulia, aku tidak melakukannya!" teriak pelayan itu tapi kedua tangannya sudah dipegang lalu punggungnya mendapatkan cambukan.

Teriakannya terdengar, para pelayan yang ada di sana tidak berani melihat karena mereka ketakutan. Suara pecutan tali cambuk terdengar diiringi oleh teriakan dan permohonan pelayan tersebut.

"Bukan aku yang Mulia, bukan aku yang menaruh racun tersebut!" teriaknya memohon. Dia harap raja bermurah hati padanya tapi semua bukti yang ada menunjukan jika memang pelayan itu yang melakukannya. Jeritan dan suara cambukan masih terdengar, tidak ada yang berani membantah titah raja yang sedang murka. Ratu dan putri Arabella pun tidak, itu pelajaran bagi orang yang berani mencelakai anggota kerajaan.

Pelayan itu terus menjerit dan memohon, namun tatapan sepasang mata yang penuh dengan ancaman membuatnya takut. Teriakannya terdengar memilukan, tapi dia memang harus menangggung semuanya seorang diri.

"Jawab, kenapa kau ingin membunuh putriku Ernest?!" teriak sang raja murka.

"Ya, memang aku yang melakukannya!" teriak pelayan itu. Semua terkejut, begitu juga sang ratu dan putri Arabella.

"Aku yang melakukannya, memang aku yang melakukannya!' teriak pelayan itu diiringi tawanya yang keras.

"Apa alasanmu melakukan hal itu?" tanya Arabella.

"Aku benci dengan putri Ernest. Dia adalah seorang penyihir, dan dia telah membunuh adikku!" jawab pelayan itu.

"Jaga ucapanmu, apa kau tidak tahu apa yang akan terjadi pada orang yang berani menuduh putriku seorang penyihir?" Raja yang memang sudah murka semakin murka karena tidak terima putrinya dianggap sebagai seorang penyihir.

"Baginda raja tidak mengerti, baginda tidak mengerti perasaanku!" teriak pelayan itu sambil menangis, "Dia adalah adikku satu-satunya, aku begitu menyayangi dirinya tapi kenapa dia harus menjadi korban dari penyihir jahat itu? Tubuhnya kering, jantungnya hilang. Kalian semua tidak tahu bagaimana perasaanku melihat adikku satu-satunya harus mati dengan begitu mengenaskan. Kenapa dia harus mati dengan cara seperti itu?" ucap pelayan itu sambil menangis terisak.

"Kau begitu berani menuduh Ernest sebagai seorang penyihir, apa kau pernah melihatnya dirinya melakukan ilmu sihir? Apa kau melihat adikku yang telah membunuh adikmu?" tanya Arabella.

"Aku memang tidak melihatnya tapi tidak ada yang lain selain Putri Ernest yang melakukannya!" teriak pelayan itu.

"Lancang!" teriak raja seraya beranjak. Raja Leon melangkah mendekati pelayan itu, hatinya benar-benar panas mendengar putrinya dihina seperti itu.

"Aku diam tapi kau berbicara sesuka hatimu. Apa belum cukup tuduhan yang kau berikan pada putriku Ernest?" langkah sang raja terhenti saat berada di hadapan pelayan itu.

"Aku ingin menegakkan keadilan untuk adikku!" teriak pelayan itu.

"Menegakkan keadilan dengan cara menghina putriku?" Raja Leon memandangi pelayan itu sejenak lalu berbalik, "Pancung kepalanya dan lemparkan pada anjing liar. Siapa pun yang berani berbicara yang tidak-tidak mengenai putriku Ernest tanpa adanya bukti maka dia harus mati!" ucap sang raja lagi seraya melangkah pergi.

"Jangan yang mulia, aku hanya ingin menegakkan keadilan untuk adikku saja!" teriak perlayan itu.

Dua pengawal sudah menariknya keluar, dia akan mendapatkan hukuman pancung saat itu juga. Para pelayan ketakutan, padahal raja dan ratu sudah jelas-jelas memberantas orang-orang yang berani berbicara buruk akan putri Ernest tapi pelayan itu sungguh punya nyali.

Raja kembali duduk di singgasananya, ratu dan putri Arabella duduk di samping sang raja. Para pelayan dibubarkan begitu juga dengan para pengawal sehingga hanya mereka bertiga saja yang ada di dalam ruangan itu.

"Bagaimana ini, ayahanda? Gara-Gara isu itu orang-orang sudah terlanjur membenci Ernest dan menganggapnya sebagai seorang penyihir," ucap Arabella.

"Entah siapa yang menyebarkan isu terlebih dahulu, aku sudah berusaha mencari tapi tidak bisa aku temukan," ucap raja Leon.

"Padahal Ernest kembali setelah sekian lama tapi dia justru mendapatkan isu tidak menyenangkan bahkan yang mengancam keselamatan dan hidupnya. Apa yang bisa kita lakukan untuknya?" ratu menangis, isu itu benar-benar sudah mengancam keselamatan putri keduanya.

"Jangan menangis seperti itu, Bunda. Kita sudah berusaha tapi tidak ada yang percaya bahkan isu itu justru semakin menyebar luas."

"Aku rasa lebih baik kita kembali mengasingkan Ernest sampai isu itu mereda dan sampai kita menangkap pelaku yang sebenarnya," ucap Raja Leon.

"Tapi baginda raja, Ernest baru kembali. Bagaimana mungkin kita bisa mengasingkan dirinya lagi? Ernest pasti akan mengira kita tidak menyayanginya."

"Tapi Bunda, mengasingkan Ernest memang jalan yang terbaik agar tidak ada yang mencemooh dan agar tidak ada yang mencelakai dirinya lagi," ucap Arabella.

"Mau sampai kapan dia diasingkan, Arabella? Mau sampai kapan?" tanya ibunya. Kenapa putri keduanya bernasib begitu buruk?

"Tidak perlu menangis, kita bahas hal ini lagi nanti," sang raja pun tampak memikirkan ide untuk mengasingkan putrinya tapi apakah Ernest bisa menerima hal itu? Sepertinya mereka harus memikirkan hal itu baik-baik. Jika Ernest memang harus diasingkan demi keselamatannya maka mau tidak mau memang harus dilakukan.

Terpopuler

Comments

afifah

afifah

entah knp semua orang tidak bisa di percaya, bisa jadi arabella pelakunya, dan bisa jd juga ibunda ratu, dan bisa jd juga sang raja, karena tidak menginginkan putri lemah, tp aku lebih kuat ke arabella deh pelakunya, sama seperti film tainland the crown princes, pelakunya kakak nya sendiri, bahkan semua org tidak percaya karena dia begitu lembut dan baik.

2023-11-23

4

Leng Loy

Leng Loy

Beginilah klo ada musuh dalam selimut susah nyarinya 😁 mungkinkah Arabella atau Bunda Ratu pelakunya 😕

2023-10-29

0

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

aku rasa putri arabella biang keroknya

2023-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Jiwa Yang Berpindah
2 Balik Menyerang
3 Kembali Ke Istana
4 Penglihatan
5 Abad Ke-15
6 Takdir Kita Berdua
7 Kecurigaan
8 Kunjungan Raja Dan Ratu
9 Princess Arabella
10 Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11 Sedikit Petunjuk
12 Tumbangnya Sang Putri
13 Racun Di Dalam Teh
14 Racun Dan Obat
15 Pelaku
16 Sebuah Siasat
17 Keputusan Raja
18 Ernest tapi bukan Ernest
19 Bahaya Mengintai
20 Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21 Bantuan Dari Sang Pangeran
22 Hampir Ketahuan
23 Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24 Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25 Visual
26 Perjamuan
27 Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28 Rasa Penasaran Sang Pangeran
29 Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30 Pangeran Yang Dimanfaatkan
31 Sudah Ada Di Depan Mata
32 Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33 Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34 Perasaan Rindu Alena
35 Ajakan Menjadi Sekutu
36 Keberuntungan Pangeran Lucius
37 Kecurigaan Arabella
38 Rencana Jahat Untuk Ernest
39 Pergi Berburu
40 Perasaan Cemburu
41 Merasa Gelisah
42 Sudah Memiliki Rencana
43 Memang Sengaja
44 Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45 Tidak Perlu Terburu-buru
46 Malam Ritual
47 Situasi Yang Kacau
48 Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49 Kemampuan Yang Dipertanyakan
50 Pertahanan Terakhir Alena
51 Kegelisahan Raja Dan Ratu
52 Kembali Ke Istana
53 Tantangan Dari Alena
54 Perintah Yang Menguntungkan
55 Undangan Minum Teh
56 Liciknya Pelayan Putri Arabella
57 Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58 Kepergian Pangeran Lucius
59 Hampir Saja
60 Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61 Tidaklah Penting
62 Isu Yang Semakin Buruk
63 Siasat Raja Leon
64 Keributan Di Ruang Sidang
65 Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66 Tabib Yang Diperdaya
67 Diawasi
68 Pertemuan Yang Sangat Singkat
69 Rencana Sang Pangeran
70 Perasaan Gelisah
71 Keputusan Untuk Pergi
72 Putri Yang Marah
73 Pesta
74 Tidak Pantas
75 Kemarahan Arabella
76 Westtrink, Desa Terkutuk
77 Pesan Rahasia
78 Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79 Kekhawatiran Pangeran Lucius
80 Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81 Apa Aku Tidak Cantik?
82 Kisah Kelam Desa Westtrink
83 Keputusan Untuk Kembali
84 Perintah Sang Ratu Kegelapan
85 Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86 Agnes Yang Mencurigakan
87 Isi Kotak Yang Tercuri
88 Pengkhianatan Agnes
89 Harus Berpura-pura Bodoh
90 Mencari Tahu
91 Jawaban Dari Pertanyaan
92 Teori
93 Permintaan Alena
94 Akan Kembali Hidup
95 Membangkitkan Orang Mati
96 Perumpamaan Untuk Agnes
97 Pertemuan Terakhir
98 Hannya Pengganti
99 Hari Yang Dinantikan
100 Malam Ritual
101 Ratu Yang Sesungguhnya
102 Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103 Musuh Yang Terpukul Kalah
104 Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105 Putri Yang Tidak Tahu Diri
106 Akhir Dari Arabella
107 Pertemuan Terakhir
108 Akhirnya Kembali
109 Putri Yang Dicintai
110 Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111 Ernest, Ratu Dua Istana
112 Info Novel Baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Jiwa Yang Berpindah
2
Balik Menyerang
3
Kembali Ke Istana
4
Penglihatan
5
Abad Ke-15
6
Takdir Kita Berdua
7
Kecurigaan
8
Kunjungan Raja Dan Ratu
9
Princess Arabella
10
Cemooh Di Perayaan Minum Teh
11
Sedikit Petunjuk
12
Tumbangnya Sang Putri
13
Racun Di Dalam Teh
14
Racun Dan Obat
15
Pelaku
16
Sebuah Siasat
17
Keputusan Raja
18
Ernest tapi bukan Ernest
19
Bahaya Mengintai
20
Ketakutan Agnes Dan Kadar Racun
21
Bantuan Dari Sang Pangeran
22
Hampir Ketahuan
23
Kadar Racun Yang Semakin Berbahaya
24
Amy Dan Agnes Yang Mulai Curiga
25
Visual
26
Perjamuan
27
Pembunuh Bayaran Yang Tertangkap
28
Rasa Penasaran Sang Pangeran
29
Putri Yang Berubah Menjadi Kejam
30
Pangeran Yang Dimanfaatkan
31
Sudah Ada Di Depan Mata
32
Pecundang Tapi Bukan Pecundang
33
Setangkai Bunga Dan Si Jubah Hitam Misterius
34
Perasaan Rindu Alena
35
Ajakan Menjadi Sekutu
36
Keberuntungan Pangeran Lucius
37
Kecurigaan Arabella
38
Rencana Jahat Untuk Ernest
39
Pergi Berburu
40
Perasaan Cemburu
41
Merasa Gelisah
42
Sudah Memiliki Rencana
43
Memang Sengaja
44
Siasat Untuk Menguak Racun Di Dalam Obat
45
Tidak Perlu Terburu-buru
46
Malam Ritual
47
Situasi Yang Kacau
48
Sang Agen Yang Mulai Bertindak
49
Kemampuan Yang Dipertanyakan
50
Pertahanan Terakhir Alena
51
Kegelisahan Raja Dan Ratu
52
Kembali Ke Istana
53
Tantangan Dari Alena
54
Perintah Yang Menguntungkan
55
Undangan Minum Teh
56
Liciknya Pelayan Putri Arabella
57
Kecurigaan Pelayan Ernest Dan Fitnah Dari Pelayan Arabella
58
Kepergian Pangeran Lucius
59
Hampir Saja
60
Mulai Mencari Pelaku Penaruh Racun
61
Tidaklah Penting
62
Isu Yang Semakin Buruk
63
Siasat Raja Leon
64
Keributan Di Ruang Sidang
65
Sang Tabib Yang Berusaha Membela Diri
66
Tabib Yang Diperdaya
67
Diawasi
68
Pertemuan Yang Sangat Singkat
69
Rencana Sang Pangeran
70
Perasaan Gelisah
71
Keputusan Untuk Pergi
72
Putri Yang Marah
73
Pesta
74
Tidak Pantas
75
Kemarahan Arabella
76
Westtrink, Desa Terkutuk
77
Pesan Rahasia
78
Sedikit Informasi Dan Panah Beracun
79
Kekhawatiran Pangeran Lucius
80
Perasaan Yang Tidak Boleh Ada
81
Apa Aku Tidak Cantik?
82
Kisah Kelam Desa Westtrink
83
Keputusan Untuk Kembali
84
Perintah Sang Ratu Kegelapan
85
Keputusan Pangeran Untuk Menyamar
86
Agnes Yang Mencurigakan
87
Isi Kotak Yang Tercuri
88
Pengkhianatan Agnes
89
Harus Berpura-pura Bodoh
90
Mencari Tahu
91
Jawaban Dari Pertanyaan
92
Teori
93
Permintaan Alena
94
Akan Kembali Hidup
95
Membangkitkan Orang Mati
96
Perumpamaan Untuk Agnes
97
Pertemuan Terakhir
98
Hannya Pengganti
99
Hari Yang Dinantikan
100
Malam Ritual
101
Ratu Yang Sesungguhnya
102
Siasat Untuk Mengelabui Musuh
103
Musuh Yang Terpukul Kalah
104
Rasa Kecewa Ratu Hana Dan Permohonan Arabella
105
Putri Yang Tidak Tahu Diri
106
Akhir Dari Arabella
107
Pertemuan Terakhir
108
Akhirnya Kembali
109
Putri Yang Dicintai
110
Satu Jiwa Dan Satu Tubuh
111
Ernest, Ratu Dua Istana
112
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!