Alena tersadar dari pingsannya dan berteriak. Tentunya teriakan Alena mengejutkan Amy dan Agnes yang menjaganya sejak malam. Mereka sangat mengkhawatirkan putri Ernest yang sedang kritis tapi sepertinya sang putri sudah melewati masa kritisnya dan terbangun dengan keadaan sakit luar biasa.
Seluruh tubuh terasa sakit, Alena sampai tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya bahkan menggerakkan satu tangannya pun terasa sulit. Teriakan Alena terdengar namun kedua pelayannya memintanya untuk segera berhenti agar tidak ada yang mendengar suara teriakan putri Ernest.
"Stts... tolong jangan berteriak, Putri," pinta Amy.
"Jika ada yang mendengar dan melihat keadaan putri, maka kami yang akan celaka dan akan dijatuhi hukuman mati!" ucap Agnes.
"Benar, keadaan putri belum pulih sebaiknya tidak ada yang tahu apa yang terjadi apalagi raja dan ratu tahunya putri sedang pergi," Amy beranjak, "Aku akan mengambil obat," ucapnya.
"Biarkan aku mengambil sup untuk putri," Agnes pun beranjak. Kedua pelayan itu bergerak dengan hati-hati agar tidak ada yang tahu apalagi saat itu masih pukul empat pagi.
Alena yang sedang kedinginan memeluk selimut, seluruh tubuh benar-benar sakit luar biasa. Dia sungguh tidak berdaya dengan keadaannya saat ini. Tidak saja seluruh tubuh yang terasa sakit, tapi kepalanya juga begitu sakit. Penglihatan itu, dia tidak terima. Dia tidak menduga jika Jerry berkhianat dan memberinya sebuah kutukan. Apakah dia bisa kembali lagi?
Dia sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengannya dan dia juga ingin tahu, siapa sebenarnya Ernest tapi jika dia bertanya pada kedua wanita itu, bisa-bisa mereka akan curiga. Sebaiknya dia berhati-hati karena dia tidak tahu di mana dia saat ini.
Amy sudah kembali dengan obat, Agnes belum kembali karena dia sedang membuat bubur secara diam-diam di dapur. Semoga belum ada pelayan yang datang karena jangan sampai ada yang tahu apa yang dia lakukan dan jangan sampai ada yang tahu keadaan putri Ernest.
"Minum obatnya terlebih dahulu, Putri," ucap Amy.
"Kau?" Alena melihat ke arah Amy dengan tatapan penuh selidik.
"Aku Amy, Putri. Aku pelayan yang sudah mengikuti putri selama puluhan tahun. Aku dan Agnes sudah melayani Tuan Putri selama puluhan tahun," jelas Amy sambil membantu sang putri untuk minum obat.
Alena berusaha meneguk habis obat yang pahitnya tidak kira-kira itu. Rasanya ingin muntah, dia bahkan menolak tapi Amy meyakinkan jika keadaannya akan segera membaik jika minum obat itu sampai habis.
"Putri harus menghabiskan obatnya dan cepat pulih jika tidak raja dan ratu akan tahu keadaan putri yang sedang sekarat seperti ini," ucap Amy.
"Apa yang terjadi padaku semalam, Amy?" tanya Alena.
"Apa Tuan Putri tidak ingat sama sekali?" tanya Amy.
"Aku tidak ingat, mungkin kepalaku dipukul oleh seseorang," jawab Alena beralasan.
Amy memeluknya dan menangis, ternyata sang putri mengalami hilang ingatan akibat pukulan tersebut tapi sesungguhnya Alena hanya ingin tahu saja siapa kedua pelayan itu dan apa yang terjadi semalam. Itu terjadi karena dia belum mendapatkan ingatan sang putri di mana tubuhnya dia tempati saat ini.
"Aku sangat sedih melihat keadaan putri yang seperti ini, aku pun tidak bisa menyelamatkan putri. Maafkan aku," ucap Amy.
"Terima kasih, apakah aku boleh tahu apa yang terjadi?" tanya Alena lagi.
"Semalam, tuan putri memutuskan keluar untuk bertemu dengan seseorang untuk membahas sesuatu yang sangat penting. Putri berkata ada misi penting yang harus dilakukan oleh sebab itu Putri mengajak kami keluar. Apa Tuan Putri tidak ingat?"
"Misi penting?" Alena melihat Amy dengan tatapan penuh selidik.
"Benar, apa putri Ernest tidak ingat?" Amy mengulangi pertanyaannya.
"Entahlah," dia benar-benar tidak tahu akan masalah ini. Sepertinya dia harus mencari tahu akan hal ini seorang diri tapi dia berharap bisa mendapatkan ingatan putri Ernest.
"Tuan Putri juga tidak mengatakan hal ini pada kami jadi kami tidak tahu misi apa yang tuan putri maksud."
"Baiklah, bagaimana dengan orang-orang itu?"
"Kami juga tidak tahu tapi orang-orang itu tiba-tiba saja mencegat kereta kuda. Mereka membunuh para pengawal dan menangkap putri lalu memperlakukan putri dengan tidak manusiawi."
Alena diam, bagian itu dia tahu karena sebelum dia mengalahkan orang-orang itu, dia sudah mendapatkan ingatan putri Ernest saat tertangkap. Apakah dia akan mendapatkan ingatan sang putri secara pertahap? Dia harap tidak, dia harap bisa mendapatkan ingatan sang putri secara utuh agar dia tahu misi rahasia apa yang dimaksud oleh Amy.
Agnes masuk ke dalam kamar sambil membawa bubur yang sudah jadi. Tentunya dia melakukan hal itu dengan hati-hati. Mereka berdua benar-benar merahasiakan keadaan Putri Ernest yang sedang terluka parah, mereka pun harus merahasiakan jika sang putri sedikit berbeda.
"Apa yang terjadi dengan Tuan Putri? Kami sudah melihat jika Putri sudah tiada tapi kenapa Putri bisa hidup kembali dan dari mana Tuan Putri mendapatkan kekuatan untuk memukul kalah orang-orang itu?" tanya Amy. Sungguh dia sangat ingin tahu dan tentunya tidak Amy saja yang ingin tahu, Agnes pun sangat ingin tahu.
"Benar, apa yang terjadi padamu, Putri?" tanya Agnes pula.
Alena memandangi kedua pelayan itu, dia juga ingin tahu tapi dengan pertanyaan yang berbeda. Kenapa dia bisa terlempar ke tempat yang aneh itu dan kenapa dia bisa berada di dalam tubuh seorang putri yang lemah? Banyak sekali yang ingin dia tahu, dan dia pun butuh jawaban dari atas apa yang terjadi apalagi baginya yang terjadi padanya saat ini tidaklah masuk di akal.
"Putri, percayalah pada kami. Kami tidak akan pernah mengkhianati dirimu!" Amy memegangi tangan Ernest, dia harap putri Ernest mau berbagi pada mereka seperti biasanya tapi yang saat ini bukanlah putri mereka lagi. Fisik memang putri Ernest tapi jiwa sang agen yang belum tahu apa yang terjadi penuh dengan kecurigaan.
"Jangan memaksa, Amy. Sepertinya Tuan putri sedang mengalami shock berat karena kejadian semalam," ucap Agnes.
"Maaf, aku hanya ingin tahu saja," Amy menunduk dan tampak bersalah.
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku butuh waktu untuk memahami apa yang terjadi. Kau tadi berkata jika aku adalah seorang putri dan sekarang katakan padaku, apa aku hidup di jaman kerajaan?"
Amy dan Agnes saling pandang. Sungguh, putri Ernest benar-benar aneh. Dia tidak seperti biasanya. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Putri," Amy terlihat khawatir.
"Tolong jawab, tahun berapa sekarang?" tanya Alena lagi.
"Ini adalah kerajaan Kent Angria dan sekarang tahun 1498," jawab Agnes.
"Apa?" Alena hampir berteriak akibat terkejut.
"Oh, tidak!" ucapnya lagi. Jadi dia terlempar ke abad 15? Tidak mungkin, dia manusia jaman modern dari abad 20 bagaimana bisa terlempar ke abad 15 di mana semua serba kuno?
"Tidak mungkin, tidak mungkin!" ucap Alena tidak percaya. kepalanya tiba-tiba terasa sakit, apa yang sebenarnya terjadi?
"Apa yang terjadi padaku, apa yang terjadi?" Alena memegangi kepalanya.
"Putri, apa yang terjadi denganmu?" Amy dan Agnes mulai panik melihat keadaan putri Ernest.
"Sakit, kepalaku sakit!" Alena merasa kepalanya mau pecah, sekelebat ingatan dia dapatkan dan itu bukan ingatannya. Rasa sakit itu semakin menjadi, Alena sampai merintih akibat rasa sakit yang luar biasa dia rasakan. Amy dan Agnes pun semakin panik dibuatnya, putri Ernest benar-benar aneh setelah malam naas itu.
Alena meringkuk di atas ranjang, menahan rasa sakit yang semakin menjadi dan ingatan-ingatan yang bermunculan itu semakin membuatnya kesakitan sehingga membuatnya tidak sadarkan diri. Kedua pelayan Ernest yang setia ketakutan melihat keadaan sang putri, apa yang sebenarnya terjadi? Pertanyaan itu menjadi tanda tanya besar di dalam hati mereka dan juga di dalam hati Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Arya Al-Qomari@AJK
Thorrr mau tanya nih, klo tahun 1498 bukannya itu masih termasuk abad 14 terakhir baru 2 tahun kemudian baru abad ke 15.
biar q paham thorrr, makasih
2025-01-11
0
Samsia Chia Bahir
👍👍👍
2024-02-24
0
Herol
njuttt
2024-01-01
2