Keputusan untuk mengasingkan Ernest sudah diambil. Sang raja pun terpaksa mengambil keputusan itu demi keselamatan putrinya. Ernest terpaksa kembali dikirim ke pengasingan untuk kedua kalinya dan untuk kali ini, dia akan berada di pengasingan untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Ernest akan dibawa kembali setelah isu jika dirinya seorang penyihir sudah reda dan setelah pelaku penyebar isu tertangkap.
Pada saat itu, dia akan dibawa kembali setelah tidak ada lagi yang akan mencelakai dirinya. Walau berat, tapi ibu ratu menyetujui keputusan raja. Keputusan itu mereka ambil berdua setelah bertukar pikiran cukup lama. Sesungguhnya mereka tidak mau tapi mereka harus melakukannya demi keselamatan putri kedua mereka.
Hari ini, ratu berniat menemui Ernest untuk membicarakan rencana pengasingan yang telah mereka putuskan pada putrinya. Tapi sebelum dia menemui Ernest, ratu menunggu ramuan obat yang sedang dibuat oleh pelayan kepercayaannya. Dia hanya ingin Ernest meminum obat yang dia buat saja, agar kesehatan putrinya segera membaik. Kejadian racun itu tidak boleh terulang untuk yang kedua kalinya.
Obat pun sudah jadi, oleh sebab itu ibu ratu bergegas pergi ke kamar Ernest namun saat di perjalanan, ratu bertemu dengan putri pertamanya Arabella yang juga ingin mengunjungi Ernest, untuk melihat keadaan adiknya.
"Ke mana Bunda hendak pergi?" tanya Arabella setelah memberi salam pada ibunya.
"Bunda ingin pergi menjenguk adikmu."
"Kebetulan sekali, aku juga ingin melihat keadaan Ernest."
"Jika begitu, ayo kita pergi bersama," ajak ibu ratu.
"Sebuah kehormatan bagiku, Bunda," Arabella membungkuk lalu melangkah mengikuti ibunya.
Amy dan Agnes yang sedang melihat situasi sudah mendapat kabar jika ibu ratu dan Princess Arabella sedang menuju kamar Ernest untuk menjenguk sang putri. Tentunya mereka segera bergerak untuk mengatakan kabar itu pada putri Ernest agar sang putri bisa menyambut kedatangan mereka.
"Putri, Yang mulia ratu dan putri Arabella sedang menuju kemari," ucap Amy.
"Benarkah? Untuk apa?" Alena yang sedang melihat sesuatu untuk mencari informasi terpaksa berhenti.
"Benar, putri. Sekarang apa yang akan kau lakukan?"
"Pura-Pura masih belum sehat, apalagi?" Alena naik ke atas ranjang, Amy menarik selimut untuk menutupi tubuh sang putri. Agnes yang mengawasi segera memberi instruksi jika ratu dan putri Arabella sudah berada tidak jauh.
Alena pura-pura lemah, dia tidak boleh terlihat sudah lebih baik. Kali ini dia harus berperan sebaik mungkin agar tidak ada yang tahu. Ibu ratu dan putri Arabella masuk ke dalam, tentunya dengan obat yang dibawa oleh pelayan ibu ratu.
"Bagaimana dengan keadaanmu, Ernest?" tanya ibunya seraya melangkah mendekat.
"Sudah lebih baik, Bunda."
"Bunda senang mendengarnya, kau sudah terlihat lebih segar dar pada sebelumnya."
"Sepertinya kita bisa memetik bunga dandelion lagi," ucap Arabella.
"Setelah aku sudah kembali sehat, aku akan menemani kakak."
"Baiklah, sekarang minum obat yang Bunda bawakan untukmu dan setelah ini ada hal penting yang ingin bunda bicarakan padamu," mangkuk diambil, ratu ingin memberikan obat itu untuk putrinya dari tangannya sendiri.
Celaka, Amy dan Agnes tampak was-was. Bagaimana putri Ernest bisa menghindari hal ini? Sebagai putri Ernest, Alena tidak bisa menolak karena apa yang dia lakukan bisa membuat ibu ratu kecewa.
"Yang Mulia Ratu, ijinkan kami yang melakukannya," ucap Agnes yang melangkah mendekat. Dia berinisiatif melakukan hal itu agar putri Ernest tidak meminum obatnya.
"Jangan lancang, yang mulia ratu ingin melakukannya untuk Tuan Putri jadi kau tidak pantas mencegah ibu Ratu!" ucap pelayan sang ratu.
"Aku hanya tidak ingin Ratu mempersulit diri, maaf jika aku lancang" ucap Agnes seraya melangkah mundur.
"Maafkan pelayanku, Bunda. Tolong jangan marah. Jika Bunda ingin men hukum, hukum aku saja," pinta Ernest.
"Tidak apa-apa, Ernest. Tidak perlu dipermasalahankan tapi ijinkan Bunda memberikan obat ini untukmu," ucap ibunya.
"Sebuah kehormatan untukku, Bunda."
Ernest memberi isyarat pada Amy dan Agnes untuk mundur, mereka berdua mengangguk dan mundur. Ratu duduk di dekat Ernest, sedangkan Arabella duduk di dekat kaki adiknya. Alena berusaha mencari cara agar dia tidak meneguk obat itu tanpa menyinggung perasaan ratu.
"Habiskan obatnya, Ernest. Agar kau bisa cepat sembuh" ucap Arabella.
"Obatnya pahit, Kaka. Aku tidak suka," ucap Alena beralasan.
"Tidak ada obat yang manis, Ernest. Bertahanlah, kau akan segera sembuh setelah meminum obat ini," Ibu ratu membantu putrinya untuk minum obat, Alena benar-benar mencari cara agar obat itu bisa ditukar dengan obat yang lain dan agar dia tidak meminumnya olah sebab itu, pada saat obat masuk ke dalam mulutnya, Alena pura-pura batuk hingga obat yang sudah berada di dalam mulut keluar.
"Ada apa, Ernest?" ibu ratu tampak panik, mangkuk obat diberikan pada pelayannya tapi Amy merebutnya dengan cepat. Para pelayan mengambil kain karena obat yang ada di mulut Ernest menyembur keluar.
"Ernest, kau baik-baik saja, bukan?" punggung Ernest diusap dengan perlahan agar batuknya cepat reda.
"Jangan memaksakan dirimu, Ernest," Arabella mengambil sebuah sapu tangan untuk adiknya gunakan.
Amy dan Agnes bekerja sama dengan baik, obat ditukar dengan cepat tanpa ada yang tahu karena semua sedang sibuk dan setelah itu obatnya dibawa mendekat untuk diberikan lagi pada ibu ratu. Semua berjalan dengan mulus, Alena pun sudah tidak batuk lagi dan bersandar di bantal. Alena pura-pura terengah-engah dan terlihat lemas.
"Bagaimana keadaanmu?" Arabella mendekati adiknya dan menyeka keringat yang mengalir di dahi Ernest.
"Aku baik-baik saja, maaf," jawab Alena.
"Jika begitu, segera habiskan obatnya agar kau bisa segera sembuh," ibu ratu kembali meminta obatnya, Amy pun buru-buru memberikan. Tentunya obat yang sudah dia tukar.
"Sekarang habiskan," ucap ibu ratu. Alena melihat ke arah Amy, sang pelayan memberikan isyarat padanya jika sudah aman. Kini dia tidak ragu lagi untuk menghabiskan obat itu. Beruntungnya ada kedua pelayannya yang setia, jika tidak ada mereka berdua maka obat itu sudah masuk ke dalam tubuhnya.
Alena sangat lega setelah semua obat itu abis. Sekarang senyuman menghiasi wajahnya, Ibunya pun tampak lega setelah obat yang dia berikan sudah tidak bersisa.
"Terima kasih, Bunda. Ada apa Bunda dan kakak datang berkunjung?" tanya Alena.
"Sesungguhnya ada yang hendak bunda sampaikan padamu," jawab ibunya.
"Apa itu, Bunda?" tanya Ernest.
"Dengar, aku dan ayahanda sudah mengambil keputusan jika kami akan mengasingkan dirimu."
"Apa?" Ernest terkejut mendengarnya.
"Kenapa, kenapa aku harus diasingkan?" tanya Ernest.
"Kami memutuskan demikian karena kami tidak mau terjadi apa pun padamu lagi, Ernest. Kau akan tinggal di pengasingan sampai ayahanda mendapatkan pelaku yang telah mencemarkan nama baikmu," ucap ibunya.
"Tidak mau, Bunda. Aku tidak mau!" Alena memeluk kaki ibunya dan menangis, "Aku tidak mau pergi ke pengasingan!" ucapnya memohon.
"Jangan menangis, Ernest. Bunda dan Ayahanda memutuskan hal demikian pasti sudah berpikir dengan matang untuk keselamatanmu," ucap Arabella.
"Tidak mau, Kakak. Aku tidak mau pergi ke pengasingan!" ucap Alena.
"Tapi Ayahanda sudah mengambil keputusan jika kau akan diasingkan setelah kedatangan pangeran Lucius William dan kau tahu, keputusannya tidak bisa dibantah," ucap ibunya.
"Jika begitu aku ingin bertemu dengan ayahanda!" Alena beranjak, dia tidak boleh berada di pengasingan.
"Tunggu, Ernest. Dengan keadaanmu yang seperti itu, kau mau pergi ke mana?" tanya ibunya.
"Keadaanmu belum membaik, Ernest. Jangan pergi ke mana pun!" cegah Arabella.
"Aku mau menemui ayahanda dan berbicara dengannya!" Alena melangkah keluar, ratu dan putri Arabella berusaha mencegah. Para pelayan pun mengikuti tapi Alena tetap bersikukuh untuk menemui yang mulia raja karena jika sampai dia diasingkan maka dia tidak akan menemukan pelaku dan dia tidak bisa menegakkan keadilan untuk Ernest.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
yaaaahhhh, dilihat diakhir azzzz 😂😂😂😂😂😂
2024-02-24
0
Leng Loy
Ngeyel banget nyuruh Ernest minum obat pokoknya harus dihabiskan 🤣 sepertinya memang ibunda Ratu sang pelaku 😱
2023-10-29
1
Nuvia Tiway
jangn² putri ernes ank tiri ibunda ratu 🤔
2023-08-25
1