Liza yang sedang duduk di sofa benar-benar tercengang mendengar kata-kata dari Fandi.
Seorang pria muda yang baru dikenal selama dua hari tiba-tiba mengatakan cinta dan ingin menjadi pacar.
Jelas aja Liza ingin menolak tapi cukup bingung bagaimana cara menjawabnya. Secara pandi sudah banyak membantunya sejauh ini.
Liza termenung lama karena tidak tahu harus menjawab apa.
"kok diam begitu Liza ayo jawab dong aku lagi nunggu keputusan kamu loh "kata pandi dengan tidak sabarnya.
"Bukan begitu pandi sepertinya ini terlalu cepat deh ,kita kan baru ketemuan dua hari" seru Lisa pelan takut pandi akan tersinggung.
"kenapa kamu nggak percaya dengan kata-kataku tadi. aku itu jatuh cinta pandang pertama sama kamu, tidak ada yang salah kan dengan cinta pandangan pertama?"ujar pandi yang masih saja menggenggam tangan lidah Liza yang tidak nyaman merusak berusaha melepaskan dirinya.
Di dalam hati liza ingin memberikan alasan jika dirinya sudah memiliki pacar di Australia. tapi tentu saja jawaban ini tidak akan relevan sama sekali mengingat dia sudah menceritakan posisinya pada kedua orang tua. tentu saja akan buruk jadinya jika pandi mempertanyakan masalah itu pada Papa dan Mama.
"bukan begitu pandi aku cuman nggak menyangka aja kalau kamu jatuh cinta pada aku secepat ini!" kata liza pelan.
"Liza cinta itu tidak pernah dihitung cepat ataupun lambat. dia sering datang pada saat yang tidak pernah di duga sebelumnya.ibarat pepatah tidak kenal makanya tidak sayang. tidak sayang makanya tidak cinta bukankah begitu cantik?" bujuk pandi.
Pandi juga mengerti jika keinginan ini terlalu cepat bagi Liza tapi dia tidak ingin liza menolaknya tanpa berpikir.
Menghadapi pernyataan pandi yang penuh percaya diri itu. Liza hanya bisa tersenyum dengan perasaan yang tidak menentu.
"maaf pandi, Liza belum pernah memikirkan tentang masalah pacaran. Liza pikir hem.. entahlah Liza juga bingung, maafkan Liza ya pandi, ini semua terlalu cepat"kata Liza yang semakin tidak nyaman.
"tapi Liza aku benar-benar mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu di bandara hatiku berkata bahwa engkaulah gadis yang selama ini aku tunggu. jangan buru-buru menolakku tolong kasih aku kesempatan untuk meyakinkan hatimu, please "bujuk pandi lagi yang terlihat khawatir cintanya sudah ditolak.
Liza membalikkan badan secara otomatis padi tidak bisa melihat jika wajah Liza sedang mengkerut.
"pintar gombal juga dia" pikirnya pada saat itu.
"Liza aku sudah mengatakan isi hatiku padamu. jadi terserah kamu bagaimana untuk menilainya. apapun keputusanmu ,aku akan menerimanya dengan sepenuh hati walaupun itu menyakitkan. jadi tolong jawab lah kau terima atau tidak" kata pandi lagi
"Liza aku akan menunggu putus keputusanmu, jadi..
Melihat Liza tidak menjawab , pandi merasa tidak enak hati jadi dia bangun dan berkata.
"Liza aku akan menunggu jawabanmu tapi hari ini aku harus pergi . Jangan lupa besok aku akan datang lagi menjemputmu untuk jalan-jalan. Terima kasih sebelumnya karena kamu mau mendengarkan isi hatiku. sekali lagi aku minta maaf liza, permisi" kata pandi yang terus keluar dari rumah dan pergi ke mobilnya.
Entah apa yang dipikirkan oleh pandi yang jelas dia tidak pernah berpaling setelah keluar dari rumah. yang jelas Liza berpikir pandi sedang marah pada dirinya karena tidak menjawab langsung.
Tapi itu bukankah itu adalah hak pribadi Liza untuk menolak atau menerima cinta seseorang. Jika pandi tidak bisa menerimanya maka itu adalah masalah karakter pandi sendiri.
Menghadapi tempramen pandi ini Liza jadi bingung sendiri .Dia tidak bisa berkata apapun hanya bisa memandangi kepergian pandi yang menjauh bersama mobilnya.
Sebelum pergi Liza jelas melihat sinar mata pandi yang menyiratkan sesuatu, entah apa itu yang jelas Liza tidak menyukai pandangan seperti itu.
Setelah mobil pandi lenyap dari pandangan matanya barulah kemudian Liza masuk ke dalam kamar
Bukannya memikirkan masalah tentang kata-kata pandi tadi tapi Liza malah terus memikirkan tentang ular putih yang misterius.
Dalam pemikiran Liza dia tidak menganggap serius kata-kata pandi tadi. Dia hanya menganggap itu hanyalah candaan receh dari pandi yang memang suka bercanda.
Yang menjadi pikiran Liza adalah ular putih, seraya berpikir matanya terus saja memandang ke arah bangunan tua .
pikiran Liza yang penuh itu membuat Liza tidak bisa berpikir hal lain selain dari masalah rumah tua.
Untuk beberapa saat Liza blank tapi di detik berikutnya dia bangun dan mengambil buku harian.
Liza tidak mau atau benar-benar tidak bisa menceritakan masalah ular putih itu pada orang lain tidak tahu apa alasannya. yang jelas Liza benar-benar tidak bisa mengungkapkan semua itu dari mulutnya sendiri.
Tapi dia bisa menuliskannya pada buku harian.
*****
23 Februari 2025
Dear diary
Mungkin semua orang tidak percaya kalau Liza ceritakan apa yang baru saja Liza alami. di desa yang indah dan damai ini nyatanya ada sesuatu yang aneh tentang rumah tua.
Entah kenapa Liza menjadi penasaran dengan kondisi rumah tua yang katanya angker.
Diary sayang tahukah kamu jika liza benar-benar penasaran dan ingin tahu apa yang ada di rumah itu.
Saat masuk liza benar-benar dihadapkan dengan seekor ular putih yang besar. Dia menatap Liza dengan pandangan ingin makan liza saja.
Itu sangat menyeramkan sekali liza tidak tahu bagaimana jadinya jika saat itu tidak ada pandi di sana.
Tapi diary walaupun liza menyadari Ada hal-hal buruk di dalam nya.Liza tetap saja masih penasaran dan ingin kembali lagi ke sana.
Ada sebuah misteri yang mengajak Liza ke sana terus menerus,entah apakah itu.
Kejadian hari ini sungguh menakutkan, Liza sama sekali tidak menyangka jika Liza benar-benar bertemu dengan penunggu bangunan itu seekor ular putih.
Bentuk dari ular itu membuat liza takut tapi entah kenapa Liza tetap ingin melihatnya lagi dan lagi. Apakah perasaan yang keinginan ini didorong oleh rasa penasaran atau sesuatu yang berbau mistis.
diary ku sayang jangan bilang dengan siapa-siapa ya ini adalah rahasia antara kau dan aku.
*****
saat Liza menutup buku diarynya ,dia sama sekali tidak menuliskan kisah tentang pandi yang mengutarakan cinta.
Entah sengaja atau tidak yang jelas Liza tidak ingat pada pandi saat menulis buku hariannya.
Hanya setelah menyelesaikan buku hariannya, Liza berinisiatif untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Dia sama sekali tidak ingin kedua orang tuanya khawatir ataupun curiga jika dia sudah melanggar pengaturan yang sudah dibuat oleh mereka.
Pengaturan tentang tidak diperbolehkan pergi ke rumah tua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments