Liza segera bangkit dari tidur siangnya ketika di telepon genggamnya berbunyi telepon itu diletakkan di atas nakas sehingga dia terpasang menggapai-gapai teleponnya dengan malas.
tapi ketika dia membaca nomor yang tertera di sana Liza langsung bangkit dan bersemangat lagi.
ini adalah nomor telepon dari Australia tentu saja dari perusahaan yang akan dia 7 di Australia.
" Halo good afternoon ma'am, hem Liza Hanif right?"
"yes I am....
"oke Liza hanim.. bla bla bla bla...
Liza menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari pernyataan tersebut setelah beberapa waktu dia menutup telepon dan langsung berlarian keluar kamarnya.
tentu saja Liza mencari mama yang sedang sibuk di dapur untuk memasak makan malam.
"Mama Mama panggil Lisa.
"Ada apa sih sayang kok kamu ribut-ribut begitu ,jadi anak gadis kok lari-larian. berjalan aja napa sih "omel dini pada Liza yang berlari-larian di rumah.
Liza menuliskan telinganya dan tersenyum pada mamah seraya mengangkat telepon genggamnya.
"aku dihubungi oleh pihak Australia katanya bisa langsung wawancara 3 hari ini. artinya besok aku harus pergi ke Australia sih"kata Liza yang senang sekaligus sedih.
soalnya mama dan papa juga akan berangkat besok ke Bali.
"oh begitu jadi besok juga ya kamu akan berangkat"
"ya mah padahal kan rencananya aku akan ikut kalian sampai ke desa baru pergi ke bandara untuk pergi ke Australia. tapi kalau sudah seperti ini jadi nggak bisa ngantar kalian ke desa deh"
"nggak apa-apa sayang nanti juga ada waktu yang lain. kalau kamu berangkatnya besok pergilah bersiap-siap dulu lagi pula rumah ini juga akan sepi lebih baik kamu pergi secepatnya"
karena dini dan Arnold memutuskan untuk berangkat ke Bali besok pagi jadi keduanya sudah melakukan beberapa hal sebagai persiapan.
Salah satunya adalah memencet pegawai yang ada di rumah.
Juga membersihkan sesuatu dalam kotak-kotak kardus besar. Sehingga bisa disimpan dengan rapi di dalam ruangan di dalam kamar pribadi Arnold dan dingin.
Sekarang ruangan sudah hampir kosong hanya tinggal kursi dan meja yang perlu ditutupi dengan kain putih.
Mendapatkan jika mendapatkan kabar jika Liza juga akan berangkat besok pagi .Mau tidak mau dini merasa sedih juga.
Sejak lahir Liza jarang sekali berpisah dengan kedua orang tuanya dari TK sampai kuliah pun. Liza masih berdomisili di Jakarta sehingga mereka tidak pernah merasakan berpisah lebih dari satu hari.
Sekarang Liza akan pergi ke Australia sementara kedua orang tuanya pergi ke Bali mereka benar-benar terpisah dari dua negara sekaligus.
Meskipun sedih tapi itulah hidup.
Anak-anak juga memerlukan waktu untuk terbang tinggi.Sebagai orang tua, dini hanya bisa mendoakan agar putrinya baik-baik saja di jalan dan yang penting tidak jatuh ke jalan yang salah.
Contohnya adalah pergaulan bebas.
Karena tidak ada pembantu di rumah ini ,dengan terpaksa dini harus bekerja sendirian di dapur untuk menyelesaikan urusan makan malam.
Awalnya Liza bisa saja membantu dini untuk menyelesaikan masalah dapur tapi sekarang dia juga dihadapkan pada masalah persiapan pergi ke Australia.
Karena itu ibu dan anak ini benar-benar memiliki kesibukannya masing-masing.
Setelah dini menyelesaikan urusannya di dapur dia langsung menghampiri Liza dan membantu putrinya itu untuk berkemas.
Selagi membantu putrinya untuk berkemas-kemas dini tidak lupa untuk menasehatinya dengan beberapa hal.
"ingat kamu jangan terbawa-bawa dengan lingkungan mama takut kamu ini nanti terbawa-bawa dengan pergaulan bebas itu lho nak"nasehat Dini yang sesekali melirik Liza.
"hahaha Mama seperti nggak kenal aku aja.nggak mungkin lah mah kalau aku menjadi seperti itu hanya karena tinggal di Australia"kata Liza yang tertawanya.
"jangan bilang gitu, hati itu adalah sesuatu yang bisa berubah-ubah. hari ini kamu bilang nggak suka tapi mana tahu beberapa hari kemudian kamu malah jatuh cinta dengan orang Australia" kata dini serius.
"ya udah kalau gitu bantu doanya agar aku itu nggak salah jalan ya mah. percaya deh sama Putri Mama, aku ini pintar jaga diri lo" kata Liza membanggakan diri sendiri.
"Mama nggak percaya jika ada gadis perawan yang bilang dia bisa jaga diri kalau bisa jaga diri kenapa banyak gadis-gadis di luar sana yang mengalami perkosaan" kata Dini.
"duh mama ,pembicaranya ndak enak banget. Aku jadi ngeri deh. Kalau mama itu khawatir ya aku nggak usah pergi aja mending ikut kalian ke Bali" kata Liza mengancam mama nya.
"bukan gitu sayang mama itu hanya pengen kamu itu hati-hati" kata Dini yang tangannya masih sibuk membantu Liza.
"Ya mamaku sayang aku ngerti kok"katalisa yang segera mengancingkan lagi koper besar miliknya.
Setelah dikemas rupanya Liza membawa dua koper besar sekaligus.
Ingin rasanya Liza mengcek ulang dan membuang beberapa hal lagi tapi jika dipikir-pikir dia akan pergi lama tentu hal-hal ini akan berguna kelak.
"coba cek lagi apa ada yang kurang?" tanya Dini.
Mereka berdua segera meneliti lagi sebelum menutup koper besar itu.
Kedua nya duduk di sofa menunggu arnold pulang ke rumah. Sementara ibu dan anak berbicara, arnold pulang .
Wajah Arnold yang kuyu beberapa hari ini sekarang terlihat lebih cerah dan lebih bercahaya.
Dia berbicara dengan liza seputar keberangkatan Liza ke australia yang ternyata berbarengan dengan keberangkatan mereka ke Bali.
Di sini arnold juga mengatakan beberapa nasehat yang perlu diingat oleh Liza sebagai anak gadis.
Ada beberapa batasan yang tidak boleh dilanggar oleh Liza begitu dia tinggal di Australia nantinya.
Sama persis apa yang disebutkan oleh dini pada awalnya .Arnold juga mengatakan agar Liza bisa selalu menjaga diri dan tidak larut dalam pergaulan bebas.
Hanya setelah puas membicarakan tentang beberapa hal, semua orang pergi ke meja makan.
Liza sempat berpikir ini adalah makan malam terakhir dengan kedua orang tuanya .Setelah ini entah kapan mereka mereka bertiga bisa berkumpul lagi dan makan malam seperti sekarang.
karena itu sedikitpun dj tidak memotong pembicaraan papah dan mamanya ini semua adalah demi kebaikan dirinya sendiri.
Jauh di dalam hati Liza juga merasakan enggan berpisah dengan kedua orang tuanya. Apalagi pergi sejauh ini tentu saja akan membuat liza sedikit gugup.
Liza juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya di masa depan. Tapi liza tidak menampakkan rasa gugup itu di depan dini dan Arnold.Liza takut mereka berdua akan merasa khawatir yang berlebihan pada diri nya.
Karena itulah liza mencoba tersenyum di sepanjang acara makan malam terakhir ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Thr!b!
Tetap semangat
2023-06-17
0
Manoy Cagar
nyimak thor
2023-05-11
0