12

di dalam mobil Liza masih tetap Diam seribu bahasa. ini membuatkan Fandi menjadi heran dan tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh gadis ini.

setelah beberapa waktu pada akhirnya pandi mencoba bertanya ,"Liza sebenarnya kamu ini kenapa sih?"

Liza tidak menjawab tapi masih terjebak dalam pemikirannya sendiri. untuk kedua kalinya pandi bertanya barulah Liza mendengarnya dan dia menjawabnya dengan gugup

"ahhh nggak apa-apa kok aku baik-baik aja"dia berkata begitu tapi pandangannya tetap mengarah pada bangunan tua itu.

"apa yang dipikir Liza dengan bangunan tua itu?" tanya pandi pada dirinya sendiri.

Orang-orang di desa cenderung menghindari bangunan tua itu tapi kenapa Liza malah terlihat tertarik ke sana.

"kamu ini aneh banget sih Liza apa bagusnya bangunan itu sampai kamu melihatnya sampai seperti itu?"tanya pandi dengan nada yang serius.

Liza baru saja tiba jadi tentu tidak tahu apa apa tentang pedesaan. ditambah pandi juga tidak nyaman menjelaskan tentang keadaan bangunan tua itu.

Tapi lagi-lagi Liza masih diam dan tidak banyak berbicara. Seolah-olah dia tidak mendengar apa yang dibicarakan oleh pandi.

kesal kesal karena Liza tidak menanggapi perkataannya pada akhirnya pandi hanya bisa menarik nafas panjang dan berkata,"kalau kau berminat untuk ke sana aku bersedia kok menemani kamu tapi itu kalau kau tidak keberatan"

Tapi di Liza masih tetap diam sampai sekarang sehingga pandi tidak bisa berkata apa-apa lagi.Dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

"aneh nih cewek!"pikirnya di dalam hati.

karena Liza sama sekali tidak memiliki reaksi jadi pandi jadi malas untuk berbicara lagi dia mengemudikan mobilnya dan terus melaju sampailah ke sebuah rumah besar.

Rumah besar nan megah dengan dekorasi kuno tapi masih cukup indah. Seolah-olah rumah ini menyimpan begitu banyak kenangan dan begitu banyak memori.

Seperti kata orang mirip rumah antik.

begitu mobil yang dikemudikan oleh pandi ini masuk ke pekarangan rumah beberapa pembantu segera keluar dan berbisik-bisik.

"mungkinkah itu nonanya?"

"ya syukurlah dia sudah sampai dengan selamat "kata seorang pembantu wanita.

Lisa segera keluar dari mobil dengan wajah yang terlihat keletihan. namun begitu tidak bisa menyembunyikan kecantikan alaminya.

Wajahnya yang semula pucat sekarang sudah memerah lagi. Tidak ada jejak sesuatu yang aneh pada diri liza seperti sebelum ini.

"selamat kembali Nona" kata para pembantu rumah tangga serempak ketika Liza masuk ke dalam rumah besar.

kebetulan sekali saat Liza masuk mobil yang dikemudikan oleh papanya juga tiba. Papa dan Mama langsung masuk mengikuti langkah Liza dari belakang.

Liza sama sekali tidak menyadari itu dia hanya tersenyum kepada para pembantu yang baru saja menyapanya. setelah itu dia tersenyum sendiri dan memandang ke sekeliling area.

meski sudah bertahun-tahun tidak mendatangi tempat ini namun kenangan yang samar membuat Liza merasa Aura di sini sangat familiar

Secara tidak sadar dia berkata,"tidak banyak berubah"

setelah puas melihat perabotan yang ada Liza segera naik ke atas menuju kamarnya entah bagaimana dia tahu itu adalah kamarnya tanpa diberitahu oleh siapapun.

langkah kakinya berjalan pelan dan mantap seolah-olah dia sudah berada di sini selama bertahun-tahun.

"Liza"panggil Andien pada saat itulah Liza menghentikan langkah kakinya.

"Ada apa Mama tanya Liza dengan senyum.

"kok kamu main kabur aja nak, nggak ngobrol-ngobrol dulu sama Mama. Mama kan lagi kangen" kata dini dengan wajah bete.

"maaf Mama, Papa. Liza lagi capek banget, mau istirahat dulu ,boleh ya mah" kata Liza dengan lembut.

Tapi liza sama sekali tidak turun dari tangga hanya menyapa papa dan mamanya dari atas.

"iya mah biarlah dia istirahatkan dulu baru ngobrol"kata Arnold pula. lagi pula Arnold jelas melihat wajah Andien tadi sempat pucat.

pada akhirnya dini tidak lagi berisik dia juga ya tahu putrinya ini sedang capek. Sekarang dini hanya bisa puas dengan tersenyum dan melambaikan tangan pada putrinya itu, membiarkan dia pergi ke kamarnya sendiri.

Herannya dini bahkan tidak bertanya kenapa Lisa tahu di mana posisi kamar itu.

Liza menerobos masuk ke kamar yang diyakini adalah kamar miliknya sendiri begitu masuk dia langsung menghempaskan diri ke atas kasur dan tertawa.

"hahaha kamarku hahaha tidak ada yang berubah semuanya persis sama seperti di waktu kecil" beberapa kali Liza tertawa sendiri untuk tidak ada yang mendengarkannya saat ini.

Tidak lama kemudian Liza bangkit dan membuka jendela satu persatu.

Ada dua jendela kaca yang bisa dibuka dengan cara didorong. ketika jendela dibuka angin segera bertiup seolah-olah membelai lembut pipinya.

"oh sungguh segarnya udara desa ini .aku jadi betah deh kalau begini terus"pikir Liza di dalam hati sambil menghirup udara yang menurutnya sangat nyaman ini.

Lisa merentangkan kedua tangannya menyambut udara yang segar itu. tapi tiba-tiba saja dia tersentak saat melihat bangunan tua itu dari kejauhan.

sebuah rumah tua dengan gaya yang kuno memiliki ketinggian yang membuat Liza bisa melihatnya dari jauh.

Entah kenapa perasaan yang tadi dialaminya saat di dalam mobil ,tiba-tiba datang lagi ketika dia melihat rumah tua itu.

Deg..deg..deg..

"Ada apa denganku kenapa jika aku melihat bangunan itu hatiku menjadi aneh, sebenarnya ada apa ini?" pikir Liza di dalam hati.

Lama Liza menatap bangunan itu semakin ditatap semakin dia merasa seolah-olah ada yang memanggil dirinya untuk datang.

Untuk beberapa waktu Liza menatap rumah tua itu tanpa berkedip.

"kenapa aku merasa seolah-olah ada yang menarik di sana"gumamnya pelan.

Sambil berpikir Liza tidak sadar berapa waktu dihabiskannya hanya untuk memandangi rumah tua itu dalam waktu yang lama.

sangat aneh karena Liza memiliki keterikatan dan ketertarikan secara batin pada rumah tua itu.

Padahal Liza sama sekali tidak pernah ke sana.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya hanya setelah itulah Liza jadi sadar.

"Si.. siapa?".

"ini aku ,pandi" terdengar suara pandi di depan Liza segera bangkit dan membuka pintu dengan cepat.

Di dalam hati ,liza bersyukur pandi datang. Jika tidak, tidak tahu sampai kapan dia terus berdiri menatap bangunan yang misterius itu.

"pandi ada apa ya aku baru saja mau istirahat ayo masuk ke dalam"kata Liza dengan ramah.

Diam-diam pandi bersyukur rupanya Liza ini masih sama seperti Liza yang dia jemput di bandara .Seorang gadis yang sangat ramah dan juga cantik.

Mendapat tawaran untuk masuk tentu saja pandi tidak akan menyia-nyiakannya.

"maaf ya jika mengganggu istirahatmu" kata pandi.

"uhh nggak apa-apa ,seharusnya aku yang sudah berterima kasih sama kamu karena udah dijemput .ayo lah hehehehe mari duduk" kata Liza tersenyum seraya mempersilakan pandi untuk duduk di kursi yang memang satu-satunya di kamar itu.

Pada akhirnya pandi bertanya masalah kesehatan liza karena dia terlihat pucat di dalam mobil.

Tentu saja Liza tidak memiliki masalah apapun. Dia hanya terkejut sesaat ketika melewati bangunan misterius.

Dengan cepat mereka berdua larut lagi dalam pembicaraan yang harmonis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!