Di dalam perjalanan pulang Liza terus saja memikirkan tentang ular putih yang baru saja dia lihat. awalnya tidak percaya tapi sekarang dia percaya dengan fenomena itu 100%.
"aku tidak menyangka jika bisa bertemu dengan ular keramat itu. tapi kira-kira ketiga orang yang dikatakan oleh pak Din itu apa benar mati atau kembali ke rumah ya apa ular putih yang membunuh mereka semua?"pikirnya di dalam hati.
"Liza kamu lagi pikirin apa sih ingat kataku nggak boleh bengong di sini oke"kata pandi yang mengejutkan liza secara tiba-tiba.
"nggak apa-apa pandi aku nggak bengong kok lagi mikirin masalah pekerjaan di Australia"ucap Lisa sembarangan.
"baiklah kalau begitu" kata pandi yang langsung percaya begitu saja.
Padahal berbeda dari apa yang dikatakan oleh mulutnya tapi liza benar-benar tetap fokus dengan pemikiran tentang masalah si ular putih.
"ah aku pikir tidak mungkin mereka masih hidup ya mana tahu ketika orang itu ingin berbuat jahat di sana jadi mengganggu ketenangan ular bukankah itu artinya mereka sudah tidak hidup lagi sekarang?"
"lagian kenapa aku bisa ketemu dengan dia ya ,sedangkan kata pak Din tadi pagi .ular itu sudah lama hilang dan menjadi cerita turun-temurun yang belum bisa dipastikan keasliannya"
"jika sudah begitu ular apa yang barusan aku lihat, apakah itu ular yang sama atau ular berbeda namun dari jenis yang sama?" pikir Liza yang menerawang jauh.
"Liza,kau Oke"
Pandi yang tiba-tiba mendapati Liza sedang bengong lagi ,berusaha menegurnya sehingga Lisa berpaling dan berusaha tersenyum.
"pandi kira-kira beneran ada ular putih nggak ya di?"
"Ada apa lagi cantik jangan penasaran gitu dong. kalau ular ya mungkin saja, soalnya rumah itu kan sudah lama tidak ada penghuninya. bener kan" pandi ingin membantah tapi melihat Liza tadi dia juga sempat ketar ketir sendiri.
"iya sih tapi aku penasaran saja. apakah menurutmu hem.. ular siluman sering meminta korban apa tidak?" tanya Liza ragu ragu. Dia sama sekali tidak ingin pandi tahu jika dirinya sudah melihat penampakan yang menyeramkan itu.
Tapi rasa penasaran ini benar-benar mendorongnya untuk terus bertanya.
"hahaha rupanya kau masih saja pernah penasaran tapi percaya deh. nggak mungkin dia meminta korban. apa pak Din bilang begitu sampai kamu penasaran seperti ini?" tanya pandi penasaran.
Sebenarnya apa yang diceritakan oleh pak Din sehingga Lisa nekat pergi ke rumah tua itu tanpa memperdulikan nasehatnya sama sekali.
"nggak ada, pak Din gak cerita apa-apa kok" jawab nya pelan.
"ya udah kamu jangan percaya hal-hal yang seperti itu ya"kata pandi lagi yang melirik kaca spion untuk melihat wajah Liza yang semakin muram.
"apa tadi aku bermimpi ya mungkin karena efek dari cerita pak Din "pikir liza lagi.
Jika itu benar-benar adalah siluman yang menginginkan nyawanya, mengapa dia kabur saat pandi datang.
Jadi ular putih itu adalah sebuah halusinasi semata.
Liza masih saja memikirkan masalah ular putih sampailah mobil yang dikemudikan oleh pandi ini tiba di rumah besar.
Begitu turun dan masuk ke dalam rumah Liza masih ada tidak bisa membuang pemikiran itu dari benaknya.
"Liza?" panggil Pandi dengan keras.
Liza membalikkan tubuhnya dan menatap pandi lagi.
"ingat ya sekarang kalau kamu itu mau jalan-jalan aku akan nemenin kamu, telepon aku oke"kata pandi yang lagi-lagi mengingatkan Liza agar menghubunginya.
Liza gugup dan tidak bisa menjawab apapun karena otaknya sedang blank. Tapi dia segera mengalihkan pembicaraan agar pria itu tidak bertanya tentang hal-hal rumah tua.
"Pandi kamu nggak pergi ke Denpasar?" tanya nya.
Pandi memiliki pekerjaan yang mengharuskan dia tinggal di Denpasar tapi menurut kebiasaannya .Pandi akan kembali setiap ujung minggu karena pekerjaannya itu hanya memiliki jadwal 3 hari dalam satu minggu.
Jadi aneh saja jika Fandi masih ada di desa pada waktu seperti ini.
"aku nggak pergi aku juga udah kabarin sama papa kamu dan minta izin dia untuk menemani kamu ke mana-mana" ungkap pandi terus terang.
"kenapa sih pandi gara-gara aku kamu itu malah minta liburan apa nggak takut dipecat ?"
pandi terkece dan dia maju untuk menarik tangan Liza untuk digenggamnya. Liza sedikit tidak nyaman tapi tidak mencoba menarik tangannya lagi.
"aku itu sengaja minta cuti hanya untuk ngajak kamu jalan-jalan apa itu salah?"
"nggak salah sih tapi aku cuman nggak mau merepotkan kamu aja sampai-sampai pekerjaanmu di Denpasar jadi terbengkalai"
"tenang aja cantik aku kan udah bilang pokoknya demi kamu aku itu rela berkorban apa saja termasuk dengan liburanku ini, secara kamu sudah mencuri hati aku hahaha"
Liza masih muda tapi dia cukup akrab dengan pendekatan seperti ini namun entah mengapa ada penolakan yang keras di dalam hatinya dengan pendekatan pria muda seperti pandi.
padahal tadinya Liza ini sudah ingin naik ke atas tapi berhubungan Affandi belum terlihat indikasi ingin pergi jadi Lisa turun dan duduk di sofa.
"pandi aku tuh ya nggak mau kamu ngorbanin apapun apalagi hanya untuk nemenin aku jalan-jalan jadi pergilah bekerja besok, lagian aku masih akan di sini kok untuk beberapa minggu ke depan"
Fandi merasa dia memiliki kesempatan untuk mengutarakan isi. meskipun mereka baru bertemu selama dua hari tapi pandi entah bagaimana yakin jika Liza tidak mungkin menolak pesonanya apalagi dia baru saja membantu Liza di dalam rumah tua.
"Lisa aku ingin jujur sama kamu sebenarnya aku itu memiliki perasaan sama kamu, pertama kali aku melihat kamu di bandara, itu rasanya spesial sekali. jadi Liza aku jatuh cinta sama kamu dan apa pendapatmu tentang itu?"kata pandi yang sangat berani menggenggam tangan Liza lagi dia menatap Liza dan mengharapkan jawaban detik ini juga.
Di sisi lain Liza malah terkejut dan sama sekali tidak mengharapkan reaksi seperti ini dari pandi seorang laki-laki yang baru dia kenal selama 2 hari. 3 hari paling banyak jika dihitung pada saat perjalanan dari Denpasar ke desa.
Liza benar-benar tidak mengharapkan hal yang seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments