Malam itu Arnold memang tidak kembali seperti yang sudah diperkirakan oleh dini sebelum nya.
Entah apa yang terjadi dan entah mengapa masalah ini disembunyikan dari keluarga.
Yang jelas Arnold tidak pulang selama 2 hari.
Begitu pulang ke rumah wajahnya sudah berubah muram lagi.
Sepertinya apa yang sedang dia usahakan gagal total.
Dini pikir masalah yang dialami oleh suaminya ini adalah masalah besar.
Ditambah lagi wajah jutek Liza yang tidak enak dipandang begitu melihat papanya kembali.
Bukannya datang untuk membujuk atau mengatakan sesuatu yang. Liza malah membombardirnya dengan pertanyaan demi pertanyaan.
Tentu saja pertanyaan itu sekitar pekerjaan dan kesalahan apa kiranya yang dilakukan oleh Arnold sehingga dia pantas dipecat oleh perusahaan.
Padahal Arnold bisa dikatakan sebagai pekerja teladan di perusahaan komunikasi.
"Liza sudah nak ,papamu lagi capek nanti aja nanya nya ya sayang" kata dini yang khawatir.
Dini yakin masalahnya begitu besar sampai Arnold tidak pulang ke rumah dua hari ini.
Tapi Liza tidak pernah mengkhawatirkan kondisi papahnya. Liza hanya ingin tahu kesalahan apa yang papa buat di kantor nya.
Di satu sisi dini juga ingin tahu apa yang terjadi tapi di sisi lain dia merasa prihatin dengan kondisi suaminya ini yang sekarang terlihat lebih tua daripada usianya.
"mamah aku kan cuma nanya baik-baik itu juga salah menurut mama?" bantah liza tidak puas.
"bukan begitu sayang mama cuma bilang .nanyanya nanti aja, papa kamu kan baru kembali, malahan belum sempat minum segelas air putih juga. jadi anak itu pengertian dikit lho nak" kata dini dengan sewotnya.
"Tapi mama aku tuh hanya pengen nanya "kata Liza yang tetap nekad untuk bertanya.
"udahlah kalau kamu masih banyak nanya pergilah ke kamarmu.Biarkan Papa istirahat .apa kamu nggak kasihan lihat wajah papamu seperti ini"bisik dini pelan.
Dia juga tidak ingin suaminya mengetahui jika dalam 2 hari ini Liza berperilaku buruk.Menuduh papa sendiri dengan sesuatu yang belum jelas.
Tapi sayang Arnold terlanjur mendengar pembicaraan mereka ,dia mengernyitkan dahinya sebentar.
Lalu menatap Liza dengan pandangan tajam.
"oke lihat katakan apa yang kau tidak puas dari papamu?" tanya nya dengan tatapan tajam nan dingin.
Liza yang sudah terlalu ingin tahu tiba-tiba menjadi ciut nyali nya."sepertinya Mama benar ini bukan waktunya untuk bertanya." pikir liza.
"nggak apa-apa pah aku hanya pengen nanya aja .Papa itu ke mana aja dua hari nggak pulang hehehe kan loza dan mama jadi khawatir pah." kata Liza yang tidak sesuai dengan hati nuraninya sendiri.
Pertanyaan yang ingin liza tanyakan tidak bisa keluar dari perutnya sama sekali.
Tapi kata kata itu membuat dini bisa melepaskan beban di pundaknya. Liza masih bisa berkompromi juga pada akhirnya.
Masih anak yang tahu menjaga hati orang tua.
"oke pergilah istirahat Papa juga harus istirahat .Tapi nanti malam ayo kita berbincang-bincang .ada sesuatu yang ingin Papa jelaskan"kata Arnold yang merasa pusing.
Dalam 2 hari ini dia kurang tidur demi mengerjakan beberapa bukti untuk menyanggah tuduhan yang tidak bermoral.
Segala tuduhan itu tidak benar sama sekali tapi dia hanya orang kecil yang tidak memiliki kekuasaan di perusahaan swasta.
Inilah nasib orang kecil.
"oke Papa "kata Liza yang langsung kabur ke dalam kamarnya dengan setengah berlari.
Sampai di kamar dia langsung mengunci pintu dan berbaring di ranjang besar nya yang empuk.
"oh ini sangat mengerikan sekali, pandangan papa itu sangat mengerikan aku jadi takut"kata lisa pada dirinya sendiri.
Sedari kecil sampai sekarang, Papa tidak pernah marah sama sekali. Baru kali ini Lisa merasakan pandangan tajam dari papa kandungnya tersebut.
Dini yang ditinggal pergi oleh lisa segera mengambil alih semua tas dan jas di tangan suaminya ini. Ini adalah hal yang biasa dia lakukan jika suaminya baru pulang dari kantor.
Jadi tidak ada perubahan apapun dalam kebiasaan itu
"Papa mau mandi dulu atau mau makan dulu?"tanyanya dengan nada lembut.
"aku mau mandi dan istirahat dulu mah makan nanti aja"kata Arnold yang langsung melangkahkan kakinya ke kamar pribadi.
Di dalam kamar sudah ada kamar mandinya sehingga dia bisa menyelesaikan urusannya di sana.
Dini mengikuti langkah suaminya ini dari belakang.
Langkah kaki Arnold sangat berbeda dari beberapa hari sebelumnya. Dulu Arnold bisa berjalan tegak dengan langkah yang tegas tapi sekarang langkahnya saja sudah layu seperti tidak bertenaga sama sekali.
Dari sini dini khawatir suaminya ini sudah tidak istirahat sama sekali dalam dua hari ke belakang.
Tapi walau bagaimanapun bersyukur saja Arnold bisa pulang ke rumah. Untuk masalah selanjutnya mari pikirkan nanti.
Dengan telaten dini mempersiapkan pakaian ganti dan handuk bersih.
"ini pak handuknya kata dini si raya mengirimkan handuk bersih pada Arnold.
Pria yang hampir mencapai 50 tahun ini mengambil handuk tanpa tersenyum sama sekali.
Dia meninggalkan dini untuk menuju kamar mandi.
Tidak lama kemudian ada bunyi air yang sama-sama terdengar dari pintu kamar mandi.
Dini dengan sabar duduk di tepi ranjang menunggu Arnold selesai.
Karena berpikir Arnold akan membutuhkan waktu di kamar mandi .Jadi dini keluar lagi dan memanggil pembantu rumah tangga agar menghangatkan makanan.
Dia meminta pembantu untuk bersiap-siap kapan saja dipanggil. maksudnya jangan hidangkan dulu makanan sebelum dipanggil untuk menghindari makanan menjadi dingin.
Dini juga tidak berpikir Arnold akan makan begitu selesai dari membersihkan diri.
Setelah menunggu hampir setengah jam barulah Arnold keluar dengan wajah yang lebih segar.
Arnold dengan cepat berganti pakaian tapi tidak langsung keluar dari kamar setelahnya.
Mungkin karena tubuh yang terlalu letih Arnold langsung berbaring dan memejamkan mata untuk beberapa waktu.
"Papa, makan yuk"kata dini pelan.
"nanti aja mah Papa lagi nggak ada selera" Arnold benar benar tidak ingin makan sekarang.
"dikit aja pah atau aku akan mengambil satu piring untuk dimakan di sini gimana?" tawar dini pada suami nya.
"nggak usah nanti ngerepotin Mama aja" kata Arnold menolaknya.
"ngerepotin gimana pah hanya sepiring nasi doang kok"kata dini yang langsung bangkit dari duduknya.
Tidak lama kemudian dini datang lagi dengan sepiring nasi dan segelas air putih.
"ayo makan dulu pah" kata dini pelan. dia memandang Arnold dengan tatapan penuh harap.
Mungkin karena tatapan itu membuat hati Arnold sedikit tergugah.Dengan malas Arnold bangkit dan memaksakan diri untuk menelan nasi.
Dini ingin bertanya tapi takut situasinya tidak tepat. jadi dia diam saja melihat suaminya makan sesendok demi sesendok nasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Putri Minwa
Di balik kesetiaan Nayla mampir ya
2023-04-10
1
Moristajun
bisa bisanya aku benci sama peran utama😭
2023-03-15
2