Berangkat dari Jakarta ke Bali pasangan yang sudah menikah selama hampir 20 tahun itu akan pergi menggunakan pesawat terbang.
Tapi begitu tiba ke bandara di Bali mereka harus menyewa mobil lagi ke desa yang akan memakan waktu sekitar satu hari satu malam.
Sekarang keluarga tiga orang benar-benar sudah berada di bandara yang sama namun mereka memiliki tujuan yang berbeda.
Liza akan meninggalkan ibukota dan mengambil pesawat yang akan berangkat ke Australia sementara kedua orang tuanya akan mengambil pesawat yang langsung pergi ke Bali.
Kebetulan sekali jadwal pesawat yang diambil oleh Liza pergi dua puluh menit sebelum jadwal penerbangan kedua orang tuanya.
Karena itu walaupun enggan Liza tetap harus pergi terlebih dahulu.
Dia memeluk mamanya dengan air mata yang ditahan seraya berkata,"jangan lupa telepon liza ya mah, kabarin kalau kalian sudah sampai di tempat"
"oke sayang jangan khawatir tapi kamu juga begitu ya kalau sudah sampai di Australia lupa kabarin mama,oke" kata Dini yang memeluk putrinya semata wayang.Dia tidak kuasa untuk menahan tangis.
"Hem" jawab Lisa.
Lisa beralih pada papa nya, arnold tidak terlihat sedih melainkan kuat seperti batu.
"papa aku sayang papa." kata Liza saat dia memeluk papanya dengan rata.
Arnold tertawa kecil dan mengelus rambut panjang Eliza dengan penuh kasih sayang.
"Papa juga sayang kamu nak ingat apa yang Papa nasehatin tadi malam oke. Cari teman itu pikir-pikir dulu jangan sembarangan kalau tidak mau terjerumus " arnold mengingatkan Liza sekali lagi.
"oke Papa aku tahu"Liza tidak kuasa melepas pelukan papanya. Dia benar-benar enggan dan juga gugup disaat yang sama. Tapi manusia itu harus bergerak maju tidak pernah mundur.
Karena itulah Liza bertekad untuk bertahan di Australia sebisanya tapi dia juga berjanji tidak akan membuat mama dan papanya kecewa.
"sudah sayang pergilah pesawat tidak akan menunggumu hehehe" tepuk Arnold memberitahu Liza.
Suara mekanik mengabarkan jika pesawat dengan tujuan Australia akan segera lepas landas. itu adalah pesawat Liza Hanim.
"oke mamah jangan khawatir nanti aku akan pulang bawa menantu untuk kalian" kata Liza yang mencoba untuk bercanda.
"hahaha bisa-bisa saja kamu masih bisa bercanda dalam keadaan seperti ini" kata Mama yang tersenyum masam.
" mamah ,jangan dibawa sedih dong kita bukannya berpisah lama kalau kangen kan bisa telepon-teleponan sama video call" ujar Liza yang tidak ingin melihat mama kandungnya menangis.
"iya sayang mama tahu itu"
Dengan enggan liza menarik kopernya dan naik ke dalam pesawat terbang. sebelum benar-benar meninggalkan lokasi Liza mengangkat tangannya dan melambaikan ke arah kedua orang tuanya.
"hati-hati sayang." pekik mama Liza dengan keras .Mama Liza bahkan tidak malu suara kerasnya didengar oleh orang lain.
Liza hanya bisa melambaikan tangan dan mengangguk agar mereka tahu bahwa dia benar-benar akan menjaga dirinya di negeri orang.
Setelah itu Liza benar-benar memutar tubuhnya dan masuk ke dalam pesawat.
Sementara itu kedua orang tuanya menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Pesawat yang membawa Putri mereka itu benar-benar terbang di langit meninggalkan kota Jakarta.
Setelah ini entah kapan mereka bisa bertatap muka lagi. Dini tidak kuasa menahan rasa tangisnya. Sekarang tangisan itu pecah di bahu Arnold.
"Huhuhu Papa Liza udah pergi, entah kapan kita bisa ketemu Liza lagi ya pah,huhuhu"bisik dini di sela tangis nya.
"sudah lah mah, ayo kita masuk. Sebentar lagi pesawat kita juga akan terbang" kata Arnold menenangkan istrinya.
"oke pah aku , aku hanya khawatir saja,dia belum pernah pergi sendirian ke tempat yang sejauh itu"kata dini yang mengusap air matanya dengan sapu tangan.
"Huh udah tua masih cengeng juga ayo ikut, nanti juga lupa kalau sudah tiba di Bali"kata Arnold tertawa.
"ya pah ,mungkin nanti aku bisa lupa jika melihat bule-bule yang tampan tanpa pakaian di pantai. Sayangnya kita itu bukan pergi ke kota tapi malahan ke desa yang tidak ada orangnya"ejek Dini lagi.
perbedaan Denpasar dan desa yang saat ini akan mereka tujuh bisa disebut sebagai perbedaan yang cukup besar.
Seperti kata pepatah perbedaan ini mirip seperti antara langit dan bumi. Jadi dini tidak bercanda sama sekali.
"biarin nggak ada orang ,kan ada papa yang nemenin kamu"kata Arnold yang mencoba membujuk dini.
sejak menikah mereka tinggal di ibukota Jakarta yang secara langsung menikmati kemewahan dan kemeriahan hidup di era internet dan teknologi ini.
Tapi tujuan mereka sekarang sangat terbelakang bahkan tidak ada internet sekalipun.
inilah yang mendasari pemerintah setempat mencoba mengembangkan desa agar lebih terbuka untuk umum salah satunya adalah mengenai jaringan komunikasi.
Berharap dengan itu, penduduk desa dan sekitarnya tidak lagi bisa dikatakan gaptek.
"papa ah udah tua masih gombal seperti itu"kata dini yang sekarang mulai tersenyum lagi karena digombalin oleh suaminya. pipinya memerah dengan cepat karena itu.
"Abis punya istri kok cengeng"kata anak yang mencubit hidung dini. Pasangan tua tapi penuh dengan rasa pengantin baru.
Selagi bercanda mereka berdua segera mengepak koper dan naik ke pesawat dengan tujuan Bali.
Arnold sengaja membeli tiket kelas tiga. Jadi situasinya agak ramai.
Setelah mencari-cari pada akhirnya dia menemukan juga kursi dengan nomor yang sama persis pada tiket yang dia pegang.
Arnold buru-buru mengambil koper dan meletakkannya di atas.
"ayo duduk dulu mah ini kursi kita"kata arnold pada Dini
Sebenarnya bukan tidak mungkin Arnold membeli kursi VIP tapi mereka sekarang bukan orang kaya seperti dahulu.
Lagi pula dini bilang dia ingin mencoba hidup susah mulai sekarang. Jangan terlalu dibatasi dengan kemewahan dunia.
Takutnya kebablasan dan akan rindu kembali ke Jakarta. sehingga tidak betah tinggal di desa. Padahal jelas-jelas Arnold harus menetap di situ sampai dia pensiun.
Rumah di Jakarta tidak dijual tapi dititipkan pada seseorang.Agar bisa dibersihkan secara berkala. Dengan begitu Arnold dan dini bisa kembali ke Jakarta kapan saja.
Perjalanan dari Jakarta ke Bali tidak memakan waktu lama ini hanya sekitar dua jam saja. Tapi bagi pasangan tua ini sebenarnya hampir memakan waktu selama abad abad.
ada begitu banyak pemikiran yang terjadi di dalam benak mereka berdua. tentang bagaimana menjalani hidup di pedesaan setelah lama bergelimang kemudahan hidup di kota.
Arnold juga berpikir tentang menemukan sahabat-sahabat lama yang mungkin masih ada di pedesaan saat ini.
Apakah mereka semua akan mengejeknya, Arnold pergi dan tidak pernah kembali setelah sekian lama.
Begitu kembali harus hidup melarat seperti sebelumnya.
Tapi walau bagaimanapun Arnold harus tetap menghadapi semua ini dengan wajah yang tebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments