sekarang buka waktunya untuk bernostalgia di tepi jalan jadi mereka berinisiatif untuk kembali ke desa terlebih dahulu.
karena rasa kangen bisa tentu saja berinisiatif untuk masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh papanya.
tapi entah kenapa papa malah mendorong Lisa untuk terus naik ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Bandi sedangkan papah akan pergi naik mobil bersama mama.
tentu saja apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya ini membuat hati Eliza menjadi bertanya-tanya.
namun begitu Liza tidak berpikir macam-macam dia hanya terlalu lelah untuk berpikir.
"sudah kalau begitu ayo kita berangkat "kata Arnold dengan tersenyum.
Liza masih saja tersenyum masa mendengar papanya menolak untuk dia ikut bersama. namun begitu masih ada mama yang akan selalu membelanya kapanpun dia inginkan.
"Lisa kamu sama pandi aja ya kata dini tiba-tiba. tentu saja Lisa terkejut lagi kenapa bisa seperti ini pikirnya di dalam hati.
lain pula halnya dengan pandi dia malah senang jika Lisa masih satu mobil bersama dirinya syukur-syukur jika Lisa mau duduk di sampingnya.
Jadi Pandi menjawab ."baik tante"
mama dan papa Lisa tertawa kecil dan mereka langsung naik ke dalam mobil masing-masing.
dengan terpaksa Liza masih ikut dalam mobil pandi dan berdiam diri sejak itu di sini pandi merasa aneh kenapa Liza lebih banyak berdiam diri daripada berbicara. padahal mereka sudah berbicara banyak sepanjang perjalanan dari Denpasar ke desa tadi.
"Lisa kok diam aja mikirin aak ya.?" ucap pandi bergurau.
Ketika pandi berbicara seperti itu Liza merasa ingin muntah tapi dia segera menahannya dan menjawab dengan sedikit kaku.
"ah nggak ada apa-apa, cuman Lisa capek aja kok."kata Liza yang mencoba tersenyum ketika memandang pandi.
Berpikir tentang perilaku tidak wajar yang diberikan oleh papa dan mama. Juga dengan pandi yang terlihat seperti sedikit nakal ,tiba-tiba saja Liza seperti mendapatkan sebuah firasat buruk.
sebaliknya Bandi malah berpikir tentang hal lain dia jauh di dalam hati Bandi memuji kecantikan Liza jika dibandingkan dengan gadis-gadis di desa mereka.
"wah cantik juga si Lisa pantas papanya selalu, apa ada jodoh nggak ya pikir pandi sambil memandang Lisa dengan lekat.
"Ada apa sih pandi kok kamu lihatin aku seperti itu hati-hati jalannya lho ntar ketabrak mobil."tegur Lisa yang semakin tidak nyaman. entah kenapa dia merasa risih setiap kali pandi menatapnya dengan cara seperti itu.
"hahaha sorry ya tapi tapi aku tuh sudah mengagumi kecantikan kamu loh "kata pandi yang tertawa sok akrab.
"kalau aku cantik juga kenapa apa urusanmu.?" kata Liza dengan ketus.
"jangan marah dulu aku tuh hanya berpikir kamu kamu itu cantik pantas papa mu selalu memuji kamu di desa, beliau banyak bercerita tentang kamu loh." jawab pandi dengan jujur.
Tiba-tiba saja wajah Liza bersemu merah ,dia tidak menduga jika papanya pintar menggosip sejak sampai di desa. Sampai-sampai tega memuji putrinya sedemikian rupa.
Tapi Liza hanya bisa menjawab "hem saja sebagai tanggapan nya
"ngomong-ngomong ya sudah lama banget liza tidak pulang ke sini. mungkin desa ini sudah banyak perubahannya ya." kata Lisa pelan.
Seolah-olah dia berkata pada dirinya sendiri seraya memandang keluar jendela.
"nyamannya "seru lisa saat angin menerpanya.Dia begitu menikmati pemandangan pedesaan pada siang hari ini.
Tapi siapa tahu sebenarnya pandi mendengar apa yang dia ucapkan itu."tak ada yang berubah kok cuman orangnya saja yang berubah"
"maksudnya apa sih yang berubah Hem .?"tanya Liza yang tidak mengerti.
"ya maksud aku tuh ,orangnya aja yang berubah. dulu kecil sekarang udah besar .kalau desa sih nggak ada perubahan kok" kata pandi secara asal-asalan.
Hampir saja Lisa setuju dengan ucapan pandi itu .Dia hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya seraya memandang keluar jendela mobil menikmati panorama desa.
Selagi menikmati pemandangan itu tiba-tiba liza berteriak dengan keras.
"pandi pandi berhenti pandi berhenti sebentar."karena terkejut tentu saja Bandi menghentikan mobilnya secara tiba-tiba.
"Ada apa Liza , kamu oke .?"tanya pandi yang terkejut.
Anehnya lagi Liza yang ditanya masih tetap diam tidak bersuara sedikitpun .Matanya terus-menerus memandang ke arah sebuah bangunan tua yang ada di seberang. Tidak jauh dari lokasi mobil mereka yang saat ini sedang berhenti di jalan.
Ada suara...
Ini suara musik tradisional yang mengalir lembut terdengar di kuping Liza. Liza tidak pernah mendengar alunan musik seperti ini tapi suaranya itu membuat Liza jatuh dalam kondisi aneh.
Ini mirip seperti kondisi seseorang yang sedang mengkonsumsi narkoba.
Rasanya ada sesuatu yang indah memanggil-manggil Liza untuk datang.Tapi di saat yang sama tubuh Liza tidak bisa bergerak untuk memenuhi kata hatinya itu.
di sini Liza benar-benar terpana dengan alunan musik itu seolah-olah dia ditarik pergi dari tubuhnya sendiri. tapi tidak ada rasa takut di dalam hati melainkan rasa penasaran dan jatuh pada pesona musik tersebut.
"Ini.. suara ini sangat indah"hanya itu saja yang digumamkan oleh Liza di dalam benaknya. Liza tidak berpikir banyak bahkan tidak menyadari jika dia tidak berbicara melalui mulut tapi hanya berbicara melalui pikirannya saja.
Di permukaan Liza hanya mematung menatap bangunan tua yang memanggilnya secara misterius.
"Liza kamu kenapa sih, Liza kamu jangan bengong ya nggak baik bengong di sini."kata pandi dengan keras.
Tapi Lisa sama sekali tidak bereaksi dengan panggilan pandi tadi. Dia tetap diam seribu bahasa. Pandi sama sekali tidak mendengar bunyi musik yang didengar oleh Liza.
Jadi dia tidak tahu jika saat ini Liza sedang menikmati alunan musik yang misterius.
Berkali-kali dipanggil tapi Lisa tidak menjawab .Tentu saja membuat pandi ketakutan dan tiba-tiba merinding sendiri.
Pandi memandang bolak-balik antara Liza dan bangunan tersebut. Secara tidak sadar mobil yang dikemudikan oleh papah Liza juga berhenti untuk melihat apa yang terjadi dengan mobil yang dikemudikan oleh pandi.
"kenapa pandi apa ada yang rusak hem ?" tanya papa Liza pada pandi. Arnold sama sekali tidak turun tapi berbicara melalui jendela mobil.
"nggak tahu pakde ,Liza tadi yang minta berhenti tapi ditanya kok dia malah diem.?" kata Pandi pada Arnold.
"Liza kamu kenapa nak." tanya Arnold pada Liza.
Baru kemudian Liza tiba-tiba tersadar dengan lamunannya sendiri. Dengan tergagap gagap dia menjawab." nggak apa-apa kok pah aku baik-baik saja"
"beneran kamu nggak apa-apa nak Hem.?"tanya dini yang cukup khawatir dia melihat wajah Liza yang pucat tanpa sebab.
"mungkin mabuk perjalanan." pikir dini. Dia juga tahu jika Liza ini berangkat dari Australia, duduk di pesawat berjam-jam .Setelah itu nyambung lagi naik mobil ke desa.
Tentu saja Liza akan keletihan dan merasa capek.
"beneran kamu nggak apa-apa, Liza kalau kamu merasa nggak nyaman kita berhenti dulu.Mari istirahat sebentar, gimana .?"tawar Papa Liza yang juga melihat wajah putrinya memucat padahal tadinya Liza masih baik-baik saja.
"jangan pah aku baik-baik saja kok ini hanya mabuk perjalanan aja." kata Liza yang tidak nyaman diintrogasi oleh papanya itu.
"beneran Liza, nggak apa-apa kok kita berhenti dulu"kata pandi yang setuju dengan cepat. Hanya orang buta yang tidak melihat wajah pucat Liza ini.Liza yang tadinya cantik dan menarik ,sekarang berubah pucat sepucat mayat. karena itulah pandi merasa khawatir.
"nggak apa-apa aku udah bilang nggak apa-apa kok ,ayo jalan dulu nanti kalau sudah tiba di rumah aku bisa istirahat sampai malam" kata Liza tegas. hatinya terasa aneh di satu sisi dia ingin cepat-cepat pergi dari situ dan beristirahat di rumah di sisi lain hatinya menjerit-jerit tidak ingin meninggalkan lokasi ini.
Seperti ada sesuatu yang mengikat hatinya pada bangunan tua. Tapi karena itulah Liza menjadi aneh sendiri dan mencoba untuk pergi secepatnya.
"beneran ya kamu nggak apa-apa"tanya dini lagi.
"Beneran mah."kata Liza lagi yang meyakinkan mamanya.
Setelah diyakinkan oleh Liza ,papa dan pandi langsung mengemudikan mobilnya lagi di jalanan.
Pandi sangat fokus mengemudikan mobilnya sampai dia tidak menyadari jika mata Liza sama sekali tidak berkedip ketika melihat bangunan tua itu. Bangunan tua yang entah bagaimana menarik perhatiannya.
Perlahan-lahan mobil yang dikemudikan oleh Pandi ini meninggalkan area dan juga meninggalkan rumah dengan bentuk kuno tapi sudah terlihat sedemikian bobrok mungkin sudah tidak dihuni selama bertahun-tahun.
Pada saat itulah Liza merasakan sesuatu yang hilang begitu dia tidak bisa melihat bangunan itu lagi.
Hatinya kosong secara tiba-tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments