"Terimakasih Gi" ucap Andre.
"Iya aku kan udah bilang, iya" sudah berapa kali Andre berterimakasih sangking senangnya dia bisa makan bareng Anggi.
"Aku senang kamu mau menerima ajakanku" Anggi hanya senyum sangat tipis.
"Tapi kamu tidak perlu bawa aku ketempat seperti ini, kamu ajak aku makan dipinggir jalan aja aku tidak masalah" direstaurants yang lumayan terkenal.
"Tidak - tidak, hari ini spisial jadi aku tidak mau membawamu ketempat sembarangan"
"Terserah deh" pasrah Anggi dia ingin cepat menyeselaikan makannya agar cepat pulang, mereka melanjutkan makan, Andre baik tapi dia tidak mau memberi harapan.
Diparkiran saat Anggi akan masuk kedalam mobil datang Cintia.
"Oh jadi karena perempuan ini kamu menceraikanku" tuduhnya.
"Cintia" kaget Andre.
"Iya ini aku, kamu kaget"
"Nagapain kamu ada disini?" tanya Andre.
"Itu nggak penting mengapa aku disini, yang jelas hanya demi dia kamu menceraikanku"
"Nggak ada hubunganya sama dia, seharusnya kamu introspeksi diri kenapa aku menceraikanmu bukan menyalahkan orang lain yang tidak tau apa - apa"
"Alah alesan, kamu!" nunjuk Anggi "Perempuan gatel merebut suami orang"
"Aku tidak pernah merebut Andre dari kamu" sangkal Anggi memang dia nggak pernah merebut Andre darinya.
"Jangan sok alim deh, kamu perempuan murahan aku tau kamu hamil diluar nikah, tidak jelas siapa ayahnya"
"Cintia" bentak Andre.
"Kamu belain dia, bukan aku?"
"Kalau kamu kesini hanya mencari ribut mending kamu pergi dari sini" usir Andre.
"Seharusnya dia yang pergi dari, bukan aku, semua ini gara - gara kamu perempuan..." saat tanganya mengangkat tangan akan menampar Anggi tiba - tiba tanganya ditahan seseorang.
"Lo berani nyentuh nyokap gue, gue patahkan tanganya lo ini" lalu tanganya didorong agak kasar.
"Kalau lo nggak bisa jagain nyokap gue mending lo menjauh" peringatan Vindra pada Andre.
"Mm bukan begitu Vin..."
"Mending lo selesaikan urusan lo sama wanita ular ini" Cintia menganga dikatain ular.
"Ayo ma" Vindra ngajak pulang mamanya.
"Vin biar aku saja, aku yang ngajak mamamu jadi aku yang antar pulang.
"Tidak usah" tolaknya dengan tatapan tajamnya kemereka.
Lalu Anggi dibonceng Vindra dengan montor sportnya.
"Mau kamu apa sih?"
"Aku mau kita balikan Dre" sambil menarik tangan Andre tapi Andre menepis tangan Cintia.
"Sudah aku katakan aku sudah tidak mencintaimu lagi" lalu Andre masuk kedalam mobilnya.
"Andre..." panggil Cintia tapi Andre tidak mendengarkan pura - pura tuli.
"Hah bre**sek" kesal Cintia.
Setelah Anggi dan Vindra sampai rumah, Vindra banyak yang ingin dia tanyakan yang pada mamanya.
"Kenapa mama bisa sama si Andre itu?"
"Mm mama habis makan"
"Apa mama nerima ajakan dia?"
"I iya"
"Apakah mama sudah termakan rayuannya?" Vindra sangat khawatir karena dia tau Andre seperti apa orangnya.
"Tidak Vin"
"Lalu"
"Mama cuma balas budi aja"
"Balas budi!"
Mmm. Anggi garuk - garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apa ma?"
"Tadi mamanya Dani datang ketoko marah - marah dan Andre berhasil ngusir dia, kalau tidak urusanya bisa panjang"
"Mamanya Dani! mama diapakan hah?"
"Mama tidak apa - apa"
"Tapi ma dia sudah membuat keributan ditempat mama"
"Vin sudahlah, wajar aja kan mamanya Dani marah karena dia tidak mau anakny kenapa - napa, mama juga akan melakukan hal sama bila kamu diapa - apain orang" kalau bukan mamanya dia tidak peduli orang sudah tuapun kalau mengganggu mamanya akan dia beri peringatan.
Keesokan harinya.
"Sudah ganteng anak mama mau kemana hari munggu gini?"
"Biasa ma nongkrong sama teman"
"Teman atau temen" goda Anggi.
"Teman ma"
"Anak mama yang ganteng ini pasti banyak yang naksir ya"
"Nggak ada ma"
"Masak sih, banyak lo teman - teman kamu yang datang ketoko mama suka tanyain kamu terutama para ladies"
Dia cuma lihat mamanya sebentar dan "Apa mama pengen cepat punya mantu?" dia terus berpamitan.
"Sekolah aja dulu yang bener" triak Anggi karena Vindra sudah menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments