Dia menceritakan semua yang terjadi, nenek merasa iba pada Anggi.
"Yang sabar, Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan kita, setiap masalah pasti bisa diselesaikan" nasehat nenek.
"Apa aku sanggub nek, bagaimana aku dengan anaku nanti apa aku bisa merawatnya"
"kalo kamu hamil diusia yang belia seperti ini berarti Tuhan sudah mempercayakan kamu menjadi seorang ibu"
Anggi mengangguk dia akan mencoba menerima kenyataan.
Mungkin Anggi butuh teman curhat membagikan masalahnya pada orang lain, orang tua yang seharusnya ada menjadi peran penting disaat anakknya mempunyai masalah, malah sibuk sendiri.
Teman, sebenarnya dia punya teman bahkan sahabat, mereka sendiri juga dirundung masalah jadi dia tidak mau kedua sahabatnya tau kondisinya saat ini.
Saat ini Anggi tinggal bersama kakek Rohim dan nenek Rohaya, mereka tinggal hanya berdua, mereka mempunyai anak dua tapi mereka sudah tidak memperdulikan orang tuanya sudah tidak pernah pulang.
Kakek Rohim dan nenek Rohaya seneng Anggi mau tinggal dengan mereka, tadinya kakek akan mengantarkan pulang kerumah orang tuanya tapi Anggi berserikeras tidak mau, nenek sudah membujuk memberi nasehat untuk jangan meninggalkan orang tuanya.
"Mereka bukanya tidak sayang tidak peduli, setiap orang tua pasti sangat menyayangi anaknya mungkin mereka banyak masalah yang harus dihadapi"
Tetap Anggi masih ingin tinggal bersama kakek Rohim dan nenek Rohaya untuk beberapa waktu, Anggi sudah tidak mempunyai kakek dan nenek semua sudah meninggal dari ibunya ataupun dari ayahnya.
.
.
.
.
Sedangkan kedua orang tuanya bingung mencari keberadaan Anggi sampai melaporkan kepolisi, dan sudah satu minggu Anggi belum ditemukan.
Berita menghilangnya Anggi sampai didengar Davin, Davin cuek aja dia sudah tidak peduli lagi.
Teman temanya pun juga ikut mencari keberadaan Anggi mereka merasa bersalah disaat Anggi ada masalah mereka tidak ada untuknya.
Waktu begitu cepat sekarang usia kehamilanya berusia 7 bulan, Anggi semakin betah berada dirumah kakek Rohim.
Saat ini dia sedang dikebon membantu merawat tanaman sayuran kakek, walaupun mereka sudah rentan tapi mereka tidak diam saja masih bisa beraktifitas ya walaupun hanya dikebon.
"Anggi sudah sana kamu kembali kerumah" panggil nenek.
"Iya nek sebentar lagi"
Didesa yang jarang pendudukny udaranya pun sangat sejuk jauh dari kebisingan dan damai, membuat dia betah disana tidak mau kembali kerumah orang tuanya.
Kakek sama nenek juga tidak bisa menolak Anggi dengan adanya Anggi dia bisa mengobati rasa kangen sama cucu cucu mereka.
Bahagia sekarang yang Anggi rasakan walaupun tanpa orang tua toh mereka tidak memperdulikan Anggi.
Malamnya.
"Sebentar lagi kamu akan melahirkan apa kamu tidak mau memberitaukan pada orang tuamu" tanya nenek.
"Tidak nek, aku belum siap ketemu sama mereka, maaf ya nek kakek aku selalu merepotkan kakek sama nenek"
"Tidak, justru nenek senang kamu mau hidup sederhana sama nenek, tapi ingat pesan nenek kamu harus memberitaukan mereka kalau kamu hamil dan baik baik saja pasti mereka sangat kawatir"
"Iya nek"
Mereka menikmati makan malam mereka dengan apa adanya hasil dari kebon, sambil bercerita Anggi sangat bahagia.
Semakin lama semakin mendekati hari H dimana Anggi harus mempersiapkan fisik untuk melahirkan.
Selama dia hamil tidak ada masalah hanya mual biasa layaknya ibu hamil, bayi dalam kandunganya sama sekali tidak rewel mungkin mengerti keadaan ibunya.
Banyak pertanyaan yang dilontarkan Anggi pada nenek cara cara dan ciri ciri melahirkan dan apa yang harus dia lakukan.
Nenek dengan sabar memberitaukan apa saja, Anggi terlalu kecil dia belum mengerti belum tau dan belum berpengalaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
N Wage
apakah daerah tempat tinggal anggi jauh dr desa tempat tinggalnyandg kakek nenek penolongnya?
2024-01-01
2
ibeth wati
jadi Anggi putus sekolah ya padahal msh SMP Lo ..kasian
2023-09-11
1