"Udah dulu ya sayang, love you muah" Bima menutup sambungan telfonya
Hhhh.
"Anjirr" ucap Tomy.
"yang ini beda men lebih cantik dari Renata" Bima menunjukan jari jempolnya.
"Ceritanya, ada yang lain lagi nih" kata Revan.
"Iya gue kenal ni cewek waktu gue pas nganteri pulang dari rumah Renata saat gue mau balik, gue lihat dia lagi dijalan montornya mogok gue bantuin lalu gue ajak kenalan"
"Aa modus lo" ucap Revan.
"Siapa namanya?" tanya Tomy
"Namanya Fitria, walau namanya tidak sekeren Renata tapi dia cantik"
"Lo baru kenalan langsung lo tembak gitu"
"Yo i"
"Dasar play boy" kata Revan.
"Dari pada lo, sampai sekarang masih jomblo" hhhh mereka tertawa. Revan kesal
"Kalau gue setia men" kata Tomy.
"Gila rayuanya manjur sekali"
Datang Vindra melemparkan tas dan duduk disebelah Bima.
"Gimana sudah selesai tugas lo?" tanya Bima.
"Udah" jawab Vindra singkat.
"Lo sih gue bantuin nggak mau" ucap Revan.
"Kalau lo yang bantuin paling lo bakal nyusahin orang aja" ucap Tomy
"Gue nggak bakal nyusahin, paling ya Vindra yang ngepel kamar mandi, ya gue jadi mandornya gitu"
"Tu bukan bantuin" kata Tomy sambil melempar bantal ke Revan.
"Dani memang bre**sek tu anak mulutnya minta disobek - sobek biar kapok dia" kesal Bima.
"Iya, tadi lo nggak bilang sama kita, kita kan bisa bawa dia ketempat aman lo bisa menghajar sepuas lo Vin" Revan.
"Gue punya rencana sesuatu" Vindra merencanakan untuk membuat pelajaran sama Dani.
"Apaan?" tanya Tomy.
"Ntar kalian juga akan tau" senyum devilnya
"Oke"
Dibengkel mereka memiliki ruangan khusus untuk mereka dan tidak ada yang boleh masuk kecuali mereka.
Dan mereka juga memiliki tempat basmand tempat tongkrongan atau menyebutnya markas ya Vindra juga memiliki anak buah.
.
.
.
.
"udah mau pulang kak?" tanya Lila.
"Iya, aku mau pulang duluan kalian nggak papa kan aku tinggal duluan"
"Iya kak kalau ada aku pasti semua dijamin aman dan beres" Lila percaya diri.
"Tenang aja kak" sambung Ita Anggi manggut - manggut.
Lalu Lila melihat ada seseorang datang, Lila sama Ita saling memberi kode dengan melalui mengedipkan mata.
"Kalian ni kenapa sih?" tanya Anggi.
"Itu kak" nunjuk Ita dengan dagunya
Anggi mengikuti arah yang ditunjuk mereka dan ternyata Andre datang lagi.
Anggi buang nafas dia lagi, lalu Anggi menghampiri.
"Ada apa kamu kesini?" tanyanya.
"Aku mau membeli kue"
"Oh ya silakan" lalu Anggi panggil pegawainya. "Ta layanin pak Andre ya"
"Iya kak, siap" Ita datang.
"Loh tidak kamu yang layanin"
"Tidak, kan ada yang melayani sendiri"
"Aku maunya kamu yang layanin Gi" Anggi jengah.
"Aku nggak bisa"
"Kamu mau kemana Gi?" Andre melihat Anggi bawa tas.
"Pulang"
"Gue anterin"
"Makasih, ggak usah" lalu Anggi keluar
"Ah sial"
"Bungkus yang ini sama ini kirim alamat kesini" Andre menunjukan alamat dan membayar.
"Ba baik pak" Andre langsung buru - buru nyusul Anggi.
"Perjuanganya benar - benar tanpa lelah" kata Lila.
"Kurang apa sih pak Andre, udah ganteng baik mapan kayak pak Andre orangnya setia" puji Ita sambil membungkus kue - kue pesanan dari Andre.
"Iya, Tapi sayang bu bos nggak mau"
"Kalau bu bos nggak mau, aku juga mau kok hihihi" ucap Ita.
"Ngimpi, lo yang mau tapi pak Andrenya yang nggak mau"
"Iya juga ya" Ita cengengesan.
Andre lari mengejar Anggi tapi Anggi sudah menjalankan montornya. Andre sangat kasal, apa dia ada masalah pikir Andre.
Kali ini Anggi pulang lebih awal dia kepikiran putranya, apa dia sudah mendidiknya dengan baik ternyata sulit mendidik anak sendirian Vindra memang nurut sama dia tapi dia tidak tau apa yang anaknya lakukan diluar sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments