Axel membenarkan ucapan Kayla, sehingga untuk saat ini ia pun mengalah dan langsung saja meninggalkan Kayla di kamarnya. Daripada nantinya ia akan semakin merasa kesal dan malah menyiksa istrinya di tempat ini.
"Berani sekali dia mengancamku seperti itu. Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan saat tiba di apartemen," umpat Axel sembari melangkahkan kakinya keluar dari kamar Kayla.
"Ya ampun Kayla, apa yang baru saja kamu lakukan. Kamu mengancamnya? Itu sama saja kamu telah membangunkan macam yang sedang tidur. Sekarang kamu bisa selamat Kay, tapi tidak tahu bagaimana nasibmu nanti saat berada di apartemen," gumam Kayla yang terlihat panik.
****
Dengan membawa rasa kecewa dan luka yang mendalam, kini Devano pun kembali ke kediamannya. Meskipun tempat tinggalnya itu hanyalah rumah petak yang sangat sederhana, ukurannya pun tidak terlalu besar, tetapi rumah tersebut merupakan peninggalan kedua orang tuanya, sehingga Devano sangat menjaga rumah tersebut. Meskipun ia berada di luar negeri, tetapi ia telah memperkerjakan seseorang untuk merawat dan menjaga rumahnya itu. Hingga saat ia pulang, rumah tersebut terlihat sangat bersih dan rapi.
Kini ia masuk ke dalam kamarnya, perasaannya begitu hancur setelah mendapati kenyataan pahit di dalam hidupnya.
"Akh … brengsek!" Teriak Devano sembari memporak-porandakan barang-barang di atas meja hingga berantakan di atas lantai.
Di sana juga terdapat fotonya bersama Kayla yang terpajang pada sebuah bingkai dan ikut terjatuh hingga bingkai kacanya itu pun terpecah belah. lalu Devano memungut foto tersebut dan saat ini berada di tangannya.
"Kayla, kenapa kamu tega sekali melakukan ini padaku Kay. Padahal aku sangat mencintaimu dan kamu tahu, aku bahkan rela berkorban untukmu, aku berjuang supaya bisa memberikan kehidupan yang layak untukmu. Aku tidak mau membuat hidupmu menderita seperti apa yang orang tuamu takutkan," gumam Devano dalam kesedihannya.
Flashback on …
3 tahun yang lalu, Devano datang berkunjung ke rumah keluarga Askara untuk melamar Kayla menjadi istrinya. Di saat itu ia hanyalah seorang karyawan biasa di salah satu perusahaan di kotanya meskipun ia lulusan sarjana S2 jurusan bisnis.
"Kamu mau memberi makan anak saya apa nantinya Devano. Kamu saja hanya seorang karyawan biasa dengan gaji yang kecil. Kamu tahu kan jika Kayla ini adalah anak perempuan kami satu-satunya, kami sangat memanjakannya, apa yang dia inginkan selalu kami penuhi. Apa kamu yakin dengan kamu menikahinya, kamu akan menjamin hidup Kayla nanti?" Ucap Raymond yang terasa menusuk hingga ke relung hatinya.
"Iya, benar apa yang suami saya katakan. Jika kamu ingin melamar anak saya untuk menjadi istri kamu, seharusnya kamu lihat dulu bagaimana kondisi kamu Dev. Kamu sendiri saja sudah sangat susah, kamu hanya hidup sebatang kara. Bagaimana nantinya kamu akan menghidupi anak dan juga cucu saya," ucap Karina pula.
Flashback off.
Ucapan kedua orang tua Kayla itu masih sangat terngiang di telinganya sampai saat ini. Meskipun maksud kedua orang tua Kayla sebenarnya bukan itu, mereka hanya ingin Devano menjadi lebih baik. Mereka ingin Devano mencari pekerjaan yang lebih layak agar bisa menghidupi anaknya nanti. Sebagai orang tua yang begitu menyayangi anaknya, bahkan tidak pernah membuat anaknya merasa kekurangan sedikitpun. Pastinya mereka sangat khawatir jika anaknya nanti akan hidup menderita di saat sudah menikah.
Hal tersebut membuat Devano pun bertekad pergi ke luar negeri untuk membangun bisnis di saat ia mendapatkan tawaran dari salah satu teman yang membantunya di sana. Hingga ia pun berhasil dan kembali ke tanah air untuk melamar pujaan hati. Akan tetapi ia malah mendapatkan kekecewaan, karena kekasihnya itu telah menikah dengan orang lain.
"Aku tidak akan tinggal diam Kay, aku akan membalasnya. Kalau aku tidak bisa mendapatkanmu, aku pastikan tidak akan ada orang lain juga yang bisa memilikimu," gumam Devano menatap tajam.
****
Setelah menikmati makan malam bersama keluarga Kayla, kini Kayla dan Axel pun berpamitan untuk pulang ke apartemen.
"Kayla, Axel, kapan kalian akan menginap di sini? Mama masih sangat merindukan Kayla, tetapi kalian sudah mau pulang," ucap Karina.
"Iya Ma, nanti kalau ada waktu aku dan Kayla pasti akan menginap di sini. Tapi malam ini benar-benar tidak bisa Ma, karena besok pagi-pagi aku harus pergi ke kantor, ada meeting penting. Jarak dari sini ke kantor juga agak jauh, apalagi aku tidak membawa pakaianku," kata Axel beralasan.
"Ma, lain waktu aku dan Axel pasti akan menginap di sini kok. Sekarang kita pulang dulu ya Ma, Pa," ucap Kayla.
"Iya, kalian berdua hati-hati ya," ucap Raymond.
"Hati-hati ya Sayang. Axel pelan-pelan ya bawa mobilnya," ucap Karina pula.
"Iya Ma, Pa," jawab Kayla dan Axel.
Lalu mereka berdua pun segera saja masuk ke dalam mobil dan berlalu.
****
Akan tetapi seakan lupa dengan pesan orang tua Kayla untuk membawa mobil dengan pelan, di saat ini Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bahkan ia terkadang terlihat mengerem mendadak sehingga membuat Kayla pun merasa ketakutan.
"Axel, pelankan sedikit Axel, aku takut," ucap Kayla
"Kenapa kau harus takut, bukankah kau tadi menantangku dengan berani. Ini adalah akibat karena kau tadi telah berani mengancamku seperti itu," ucap Axel.
"Aku minta maaf Axel. Tolong pelankan mobilnya, aku sangat takut. Bagaimana kalau nanti kita berdua akan celaka?" Teriak Kayla. Karena bisingnya suara mobil tidak bisa membuatnya berbicara pelan.
"Lebih baik kau diam saja Kayla. Nikmati saja," kata Axel tersenyum smirk, ia sangat senang melihat Kayla ketakutan seperti itu.
Axel terus saja melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Kayla yang terus memohon kepadanya, bahkan ia terlihat semakin gila hingga Kayla pun memejamkan matanya sembari terus berdoa di dalam hati untuk keselamatan dirinya.
Tidak memerlukan waktu lama, kini mereka pun telah tiba di apartemen. Kayla tampak bernafas lega setelah tadi merasa syok dengan apa yang telah Axel lakukan.
"Kamu benar-benar gila ya, sakit jiwa kamu Axel. Bagaimana kalau tadi kita celaka," ucap Kayla.
"Aku tidak peduli Kayla," ucap Axel.
Lalu mereka berdua pun turun dari mobil dan segera saja masuk ke dalam apartemen. Di saat itu juga segera saja Axel menarik tangan Kayla dan menariknya menuju ke dalam kamar Kayla lalu menghempaskan tubuh istrinya itu ke atas tempat tidur.
Kayla sangat ketakutan melihat Axel yang kini mendekatinya dengan tatapan tajam, lalu pria itu pun mencekik lehernya.
"Akh, lepaskan aku Xel," pinta Kayla dengan lirih, ia merasa kesakitan karena cekikan itu.
"Dengarkan aku Kayla, aku sama sekali tidak menyukai sikapmu tadi. Jangan mentang-mentang kau tadi berada di rumah orang tuamu, lalu kau bisa bersikap seperti itu padaku. Aku peringatkan padamu, jika kau berani melakukan hal itu lagi, aku pastikan hidupmu akan semakin menderita," ancam Axel lalu melepaskan cekikkannya itu dengan sangat kasar dan berlalu pergi meninggalkan kamar Kayla serta membanting pintu kamar tersebut.
Kayla menangis menahan perih. Bahkan sakit di lehernya tidak sebanding dengan sakit hati yang ia rasakan. Ia benar-benar tak menyangka jika hidupnya akan menderita saat menikah dengan Axel. Padahal ia sudah rela berkorban, tetapi kenapa Axel malah memperlakukannya dengan buruk.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Mashitoh
Kasihan Kayla..pisahin aja mereka thor disaat Axel sudah cinta Kayla..ga suka aq sm cowok kasar begitu
2023-05-16
5