Bab 8 : Pertempuran dengan serangan tak terduga

Tidak butuh waktu lama agar sampai pada tempat tujuannya, Qing shan mulai masuk area hutan larangan yang ada di sebelah selatan alam jiwa.

Kehadirannya langsung saja dirasa mengusik dan mengganggu oleh kumpulan Beast yang ada di disana.

"Wah seekor beast banteng berukuran besar di tingkatan kekuatan pendekar pemula level awal tahap puncak...?

Tampaknya beast ini merupakan pimpinan kawanan beast yang ada disini....!

Qing shan berkata kata sendiri dalam hatinya menyaksikan beast yang ada di depannya.

Qing shan terus mengawasi sosok beast banteng yang lebih dominan dari beast lainnya itu, saat dia berada tidak jauh dari hadapan banteng tersebut.

"Ya...ya.. banteng ini sudah sangat marah dan siap bertempur, kelihatan sekali bagaimana banteng itu segera menghembuskan nafasnya dengan keras.

Dari cara dan sikap beast ini, dia memang sedang marah.

Banteng itu mengendus dan sudah mengambil posisi kaki yang siap untuk menyerang....?

Bagus... bagus sekali."

Qing shan terus melihat setiap perubahan, gerak suara maupun sikap para beast yang ada disana.

Dan dia sudah tidak sabar untuk memulai duelnya

"Datanglah binatang jelek, aku telah siap sedari tadi.

Apakah kau hanya akan bersiap siap dengan ancang ancang untuk segera menerjangku seperti itu, tapi tak pernah berani memulainya....?

Seolah faham dengan provokasi Qing shan, sederetan binatang beast lainnya, juga mengeluarkan erangan suara.

Hal itu menandakan mereka sedang berada pada suasana hati yang sangat buruk, juga sama sekali tidak menyenangkan.

"Groarrr ...!

"Geerrrr ... Geerrrr...!"

"Herrrr.....Herrrrr...!"

"Kiekkk .....!"

Berbagai suara segera mengisi tempat itu, membumbung tinggi ke atas langit alam jiwa.

"Siiiittttthhhhhhh......!"

Tidak sedikit juga suara berupa siulan, dari beberapa Beast jenis burung yang bersahutan, menambah ramai suara yang semakin bergemuruh laksana paduan suara hewan itu.

Suara suara beast di alam liar itu membentuk suatu hal, yang terdengar lebih mirip seperti tabuhan genderang perang."

"Phueekkk....!!"

Setelah mengeluarkan suara amarahnya, beast banteng yang tanduknya hampir bertemu satu dengan lainnya itu, datang menerjang dengan kekuatan penuhnya ke arah Qing Shan.

Melihat hal tersebut Qing Shan tidak menunggu serangan lawan, tetapi juga maju menerjang ke arah beast banteng, dengan posisi tangannya yang dibalut petir hijau yang menyambar nyambar, siap melahap dan meledakkan jalur lintasan yang dilaluinya.

"Buummmm ... duarrrrr....!"

"Ayo kau ingin pertempuran bukan banteng jelek?

Ayo tunjukkan seranganmu.....!!"

"Phueekkk....!!"

Dentuman dua kekuatan dahsyat yang saling beradu berkali-kali, menimbulkan ledakan besar yang memancarkan gelombang cahaya energi petir hijau, ke setiap sudut alam jiwa.

Sapuan gelombang energi itu juga memunculkan bunga kembang api, yang bertaburan ke segala arah.

Hal itu menimbulkan fenomena indah namun sangat mematikan.

"Ughhhh... wueeeekkkk.....!"

Untuk beberapa langkah, Qing shan mundur kebelakang dan mulutnya menyemburkan seteguk darah segar sebagai akibat dari tabrakan dua kekuatan besar itu.

Setelah abu yang beterbangan di sekitar area tersebut menghilang, terlihat seekor beast banteng yang merintih kesakitan tergeletak di tanah.

"Phuekkk ..."

Ucapan untuk yang terakhir kalinya dengan nada yang penuh kesedihan yang mendalam, beast itu tidak lagi segarang dan seganas suaranya di saat awal pertarungan, yang begitu sombong dan penuh semangat bertarung.

Akhirnya beast itu mati mengenaskan menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Tubuh beast banteng itu berubah menjadi daging cincang yang terbakar, tanduknya hancur dan kepalanya robek disana sini sehingga memperlihatkan tengkorak kepalanya menandakan dahsyatnya pukulan yang baru saja diterimanya.

"Haaaaooooooo....!'

"Groarrr ...!

"Geerrrr ... Geerrrr...!"

"Herrrr.....Herrrrr...!"

"Kiekkk .....!"

"Huhu hahakkk... kukukk..kakakk.."

Bukannya takut, namun para beast disana semakin menggila, melihat kematian pemimpin mereka mati.

Sekumpulan serigala yang berada di tingkat kekuatan pendekar pemula level awal tahap akhir, segera maju disertai dengan suara lolongan panjang menerjang Qing shan dari segala arah.

Serangan yang datang dari segala sisi pada saat yang bersamaan ini, memaksa Qing shan melompat tinggi ke atas dengan cepat..."Hup "

Qing shan lalu menukik kembali dengan tajam ketempatnya semula berdiri, dengan posisi telapak tangan yang memukul kumpulan srigala yang telah bertemu disatu titik, tempat dia berdiri sebelumnya itu.

" Duuuarrrr ... jeeedarrrr"

Rentetan gelombang energi saling beradu menyapu dan memanaskan udara di tempat itu.

Kumpulan kawanan serigala terjungkal dan berhamburan ke segala arah.

Qing shan sendiri terdorong kebelakang beberapa langkah dan kembali mengeluarkan seteguk darah segar, yang menyembur dari mulutnya.

"Ughhhhh...."

Ha..ha..haah... ternyata begini ya rasanya bertarung itu...?

Pertarungan dengan para kawanan beast ini adalah pertarungan pertamaku.

Meski masih cukup lemah, tapi aku cukup puas dengan ini hahahahahah

Qing shan sangat senang dengan pengalaman pertempuran pertama baginya hari ini, lewat pertarungan ini dia sadar sepenuhnya, bahwa kekuatannya masih cukup lemah.

Pengalaman ini akan menjadi guru yang akan membuatku faham berbagai situasi dan keadaan dalam suatu pertempuran yang sebenarnya.

Ternyata begini akibat sebuah perbedaan peringkat, karena berada pada level yang seringkat di bawahku, meski para beast ini telah menyerang bersama sama, tetap saja itu akan menempatkan pihak kawanan beast srigala, sebagai pihak yang kalah.

Qing shan melihat tubuh para beast itu robek disana sini, yang membuatnya meninggalkan ceceran darah di mana mana.

Kawanan beast yang lain meraung dan menggila, melihat anggota kawanan mereka ditindas dan mati di tangan bocah yang mulai beranjak menuju usia remaja itu.

Segera semuanya satu serangan menerjang ke titik keberadaan Qing shan saat ini.

"Suiittt ......!"

Suara gagak hitam menukik tajam

"Heerrr ... heerr..!"

Suara beast kera yang menunjukkan amarahnya.

"Kiek ......Kiekkkkk....!"

Suara elang.

"Groaarrrrrr....!"

Suara beast macan."

Sekali lagi suara itu memenuhi udara, menandakan dimulainya pertempuran sesi ketiga,.

Setelah selesai meminum sebotol giok air telaga kahyangan, Qing shan kembali fit dan siap menerima serangan kawanan beast dengan kekuatan tempur yang akan mereka keluarkan.

Qing Shan ingin melihat sampai dimana kemampuan bertarungnya dan dimana batasan akhir kekuatannya.

Segera setelah itu serangan dari ratusan bermacam jenis beast menggempurnya dari segala arah, yang datang serentak, termasuk dari atas oleh beast gagak hitam dan elang yang siap memblokir jalur pelarian Qing Shan.

Kali ini tidak ada pilihan selain menghadapi serangan tersebut habis habisan, petir hijau di dorong keluar dari lautan dantian, mengamuk memancar dari seluruh tubuh Qing Shan, bergulung dan bergelombang menyambar ke segala arah siap menjilat dan menghanguskan apapun yang mencoba menghalangi jalannya.

Haaahhhh..... ini tidak baik, sungguh ini tidak baik..!

Aku perlu mengeluarkan segala kemampuan yang aku miliki saat ini.

Ratusan kekuatan yang dipancarkan oleh beast ini, bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng.

Bukan tidak mungkin hal ini akan merenggut nyawaku dan mengantarkan jiwaku, menuju pintu reinkarnasi menemui raja neraka.

Huuuhhhh, Aku kurang cermat tidak jeli membaca dan menghitung hasil dari akibat provokasiku sejak awal.

Beruntung pada dua pertarungan sebelumnya, semakin mematangkan pemahamanku.

Hasil pemahaman dari pertarungan itu dan penyerapan berbagai elemen serangan dari lawan oleh akar spritual surgawi milikku, ternyata membuatku melonjak sehingga berada pada basis kultivasi tingkat pendekar pemula level tiga tahap puncak.

Itu merupakan tahap terakhir pada tingkat pendekar pemula, kedepannya bila aku menerobos akan masuk ke alam pendekar bumi.

Tapi apakah aku masih punya waktu untuk itu....??

Pikiran Qing shan berkecamuk dengan segala hal.

Begitu serangan datang pada jarak yang segera akan menjangkaunya, Qing shan mengerahkan kekuatan puncak pendekar pemula level tiga tahap puncak, ledakan energi langit dan bumi segera membalut dan meliputinya.

Petir kembali menggila, bergulung dan bergelombang ke segala arah, menyambut serangan kawanan beast dari berbagai tingkatan.

Tiga ekor beast pada tingkatan yang sama dengan level Qing shan saat ini, dan seekor beast pada tingkatan alam pendekar bumi, yang merasa terusik ketenangannya dengan pertempuran sebelumnya, ikut masuk dalam formasi serangan di pihak beast.

"Bumm ... bummm.... duaaaaarrrrr"

Suara ledakan menggelegar memenuhi udara memekakkan telinga, beast yang ada di atas segera berjatuhan seperti meteor yang jatuh meluncur menuju tanah dalam keadaan tubuh yang hancur jadi potongan daging mentah yang berserakan.

Semua beast yang berada di tanah juga tidak kalah hancurnya, badan mereka robek parah tercabik cabik jadi potongan kecil, sehingga tidak dapat dikenali lagi bentuknya, bahkan beast tingkat bumi yang turut dalam pertempuran juga tidak luput dari kehancuran itu sehingga turut meregang nyawa.

Qing Shan sendiri tadinya cukup mampu bertahan dengan serangan yang akan datang, namun tanpa di duga tiga ekor binatang beast dengan level yang sama dengannya dan juga satu beast yang berada di atas basis kultivasinya, juga ikut bergabung di detik detik akhir dan sama sekali tidak lagi dapat dihindari.

Hasil akhir memperlihatkan, bagaimana keadaannya cukup buruk saat ini, muntahan darah yang menggumpal terus keluar dari mulutnya, tubuhnya penuh dengan luka yang mengeluarkan darah segar, kesadaran jiwanya redup dan seketika Qing Shan terkulai lemas tak sadarkan diri.

Qing shan tidak sadarkan diri di sebuah kubangan besar yang tercipta akibat ledakan dan tabrakan berbagai kekuatan.

Segera cahaya tipis datang menutupi area kubangan dan array ilusi membalut semua lokasi pertempuran, sehingga tampak seolah olah sama sekali tidak ada pertempuran sebelumnya.

Tampaknya si tua Ming Zhao juga memantau jalannya pertandingan, sehingga mengirimkan perlindungan berupa array ilusi dan array perlindungan pada Qing Shan dari suatu tempat yang tidak diketahui keberadaannya.

Untuk beberapa saat lamanya, Qing Shan terbiar diam tak sadarkan diri, dalam kubangan besar yang dilindungi array tersebut.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

Apa Mc hanya bocah belum 10 tahun...nonton Shiva saja..drpada baca novel Mc bocah???🙏

2023-10-22

1

K4k3k 8¤d¤

K4k3k 8¤d¤

✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼✍🏼

2023-04-28

0

K4k3k 8¤d¤

K4k3k 8¤d¤

semangat semangat terus semangat thor lanjutin update sampai tamat

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Manusia terbuang
2 Bab 2 : Pemahaman kultivasi
3 Bab 3 : Pemahaman kultivasi 2
4 Bab 4 : Penguatan Tulang
5 Bab 5 : Mulai Berkultivasi
6 Bab 6 : Telapak Guntur Pemusnah
7 Bab 7 : Perpisahan Sementara
8 Bab 8 : Pertempuran dengan serangan tak terduga
9 Bab 9 : Pendekar alam bumi
10 Bab 10 : Keluar dari alam jiwa
11 Bab 11 : Meluruskan salah faham
12 Bab 12 : Perbincangan dengan Qin Xiang
13 Bab 13 : Komplotan Kelelawar Setan
14 Bab 14 : Menampar Nyamuk
15 Bab 15 : Suasana yang canggung
16 Bab 16 : Kehangatan keluarga
17 Bab 17 : Petir naga surgawi VS naga petir ungu kehampaan surgawi
18 Bab 18 : Musnahnya sekte racun kematian
19 Bab 19 : Dua leluhur yang putus asa
20 Bab 20 : Pengaturan di alam jiwa
21 Bab 21 : Jalan beladiri Qing Shan
22 BAB 22 : Makna " PENDEKAR SURGAWI"
23 Bab 23 : Desa Suciehn
24 Bab 24 : Pembebasan
25 Bab 25 : Matinya si pengkhianat
26 Bab 26 : Bertemu sahabat masa kecil
27 Bab 27 : Selamat tinggal desa Suciehn
28 Bab 28 : Perjalanan mencari Lin'er
29 Bab 29 : Keluarga Huang
30 Bab 30 : Misi berhasil
31 Bab 31 : Empat tetua sekte iblis
32 Bab 32 : Babat Habis
33 Bab 33 : Habisnya kejayaan sekte hati iblis
34 Bab 34 : Pedang petir merah surgawi
35 Bab 35 : Lintasan kenangan
36 Bab 36 : Seorang wanita memang luar biasa
37 Bab 37 : Berdamailah dengan diri sendiri
38 Bab 38 : Penjahat sebenarnya
39 Bab 39 : Kesepakatan patriak sekte
40 Bab 40 : Utusan putra selir kaisar
41 Bab 41 : Membahagiakan kekasih
42 Bab 42 : Warga alam jiwa dewa
43 Bab 43 : Pukulan kecil Pangeran.
44 Bab 44 : Berteman lebih baik
45 Bab 45 : Pertemuan sekte aliran putih
46 Bab 46 : Ratusan kultivator semesta
47 Bab 47 : Peresmian kota Shunzhuan
48 Bab 48 : Putera kaisar
49 Bab 49 : Rahasia
50 Bab 50 : Rahasia 2
51 Bab 51 : Pemusnahan sekte hitam
52 Bab 52 : Menyusun rencana
53 Bab 53 : Menembus pasukan lapisan pertama
54 Bab 54 : Kekuatan pendekar Dewa
55 Bab 55 : Akhir bagi kekaisaran Wei
56 Bab 56 : Wilayah berbeda musim
57 Bab 57 : Pusat alam
58 Bab 58 : Token dan ibu angkat
59 Bab 59 : Mencari alam kecil
60 Bab 60 : Pria dari desa Shunzhuan
61 Bab 61 : Jurang tanpa batas
62 Bab 62 : Dewa?
63 Bab 63 : Negeri panah angin
64 Bab 64 : Pedagang budak yang baik
65 Bab 65 : Terjebak di antara dua pihak
66 Bab 66 : Formasi batu altar hitam
67 Bab 67 : Kekuatan terbesar adalah pengetahuan
68 Bab 68 : Para pemilik alam jiwa
69 Bab 69 : Kesusahan adalah pondasi dari kebahagiaan
70 Bab 70 : Nikmatnya hasil kerja keras
71 Bab 71 : Perasaan yang tumpah
72 Bab 72 : Kesetiaan yang tulus
73 Bab 73 : Kesetiaan Wun tao
74 Bab 74 : Terhubung oleh batu komunikasi
75 Bab 75 : Pencarian jalan
76 Bab 76 : Kebebasan.
77 Bab 77 : Kekalahan telak
78 Bab 78 : Bantuan di saat kritis
79 Bab 79 : Sebuah keraguan.
80 Bab 80 : Kitab pengobatan
81 Bab 81 : Klan Wu
82 Bab 82 : Memasuki level alam pendekar langit
83 Bab 83 : Arogansi Klan Kuang nan
84 Bab 84 : Karakter baik
85 Bab 85 : Pavilium obat
86 Bab 86 : Pertemuan dengan para tetua pavilium obat
87 Bab 87 : Menuju balai pelelangan
88 Bab 88 : Kesepakatan dengan balai pelelangan
89 Bab 89 : Memasang umpan
90 Bab 90 : Melumpuhkan musuh
91 Bab 91 : Jamuan makan keluarga Huang
92 Bab 92 : Badai di hati Lin'er
93 Bab 93 : Pendekar dewa langit menengah puncak
94 Bab 94 : Kabar gembira.
95 Bab 95 : kembali ke alam bawah
96 Bab 96 : Persiapan pernikahan
97 Bab 97 : Kedatangan tamu
98 Bab 98 : Pergi ke alam salju
99 Bab 99 : Pertemuan keluarga
100 Bab 100 : Pernikahan pangeran.
101 Bab 101 : Masa tenang
102 Bab 102 : Serangan kecil
103 Bab 103 : Menyerang balik
104 Bab 104 : Kemenangan yang manis
105 Bab 105 : Kemerdekaan kembali Klan Wu
106 Bab 106 : Markas Klan Qing Shan
107 Bab 107 : Utusan Klan Selatan.
108 Bab 108 : Rencana penyerangan Klan barat dan Tungku Dewa Alkemis
109 Bab 109 : Berlangsungnya acara lelang
110 Bab 110 : Suasana di Balai pelelangan
111 Bab 111 : Acara pelelangan yang sukses
112 Bab 112 : Persiapan dan akhir dari peperangan.
113 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Bab 1 : Manusia terbuang
2
Bab 2 : Pemahaman kultivasi
3
Bab 3 : Pemahaman kultivasi 2
4
Bab 4 : Penguatan Tulang
5
Bab 5 : Mulai Berkultivasi
6
Bab 6 : Telapak Guntur Pemusnah
7
Bab 7 : Perpisahan Sementara
8
Bab 8 : Pertempuran dengan serangan tak terduga
9
Bab 9 : Pendekar alam bumi
10
Bab 10 : Keluar dari alam jiwa
11
Bab 11 : Meluruskan salah faham
12
Bab 12 : Perbincangan dengan Qin Xiang
13
Bab 13 : Komplotan Kelelawar Setan
14
Bab 14 : Menampar Nyamuk
15
Bab 15 : Suasana yang canggung
16
Bab 16 : Kehangatan keluarga
17
Bab 17 : Petir naga surgawi VS naga petir ungu kehampaan surgawi
18
Bab 18 : Musnahnya sekte racun kematian
19
Bab 19 : Dua leluhur yang putus asa
20
Bab 20 : Pengaturan di alam jiwa
21
Bab 21 : Jalan beladiri Qing Shan
22
BAB 22 : Makna " PENDEKAR SURGAWI"
23
Bab 23 : Desa Suciehn
24
Bab 24 : Pembebasan
25
Bab 25 : Matinya si pengkhianat
26
Bab 26 : Bertemu sahabat masa kecil
27
Bab 27 : Selamat tinggal desa Suciehn
28
Bab 28 : Perjalanan mencari Lin'er
29
Bab 29 : Keluarga Huang
30
Bab 30 : Misi berhasil
31
Bab 31 : Empat tetua sekte iblis
32
Bab 32 : Babat Habis
33
Bab 33 : Habisnya kejayaan sekte hati iblis
34
Bab 34 : Pedang petir merah surgawi
35
Bab 35 : Lintasan kenangan
36
Bab 36 : Seorang wanita memang luar biasa
37
Bab 37 : Berdamailah dengan diri sendiri
38
Bab 38 : Penjahat sebenarnya
39
Bab 39 : Kesepakatan patriak sekte
40
Bab 40 : Utusan putra selir kaisar
41
Bab 41 : Membahagiakan kekasih
42
Bab 42 : Warga alam jiwa dewa
43
Bab 43 : Pukulan kecil Pangeran.
44
Bab 44 : Berteman lebih baik
45
Bab 45 : Pertemuan sekte aliran putih
46
Bab 46 : Ratusan kultivator semesta
47
Bab 47 : Peresmian kota Shunzhuan
48
Bab 48 : Putera kaisar
49
Bab 49 : Rahasia
50
Bab 50 : Rahasia 2
51
Bab 51 : Pemusnahan sekte hitam
52
Bab 52 : Menyusun rencana
53
Bab 53 : Menembus pasukan lapisan pertama
54
Bab 54 : Kekuatan pendekar Dewa
55
Bab 55 : Akhir bagi kekaisaran Wei
56
Bab 56 : Wilayah berbeda musim
57
Bab 57 : Pusat alam
58
Bab 58 : Token dan ibu angkat
59
Bab 59 : Mencari alam kecil
60
Bab 60 : Pria dari desa Shunzhuan
61
Bab 61 : Jurang tanpa batas
62
Bab 62 : Dewa?
63
Bab 63 : Negeri panah angin
64
Bab 64 : Pedagang budak yang baik
65
Bab 65 : Terjebak di antara dua pihak
66
Bab 66 : Formasi batu altar hitam
67
Bab 67 : Kekuatan terbesar adalah pengetahuan
68
Bab 68 : Para pemilik alam jiwa
69
Bab 69 : Kesusahan adalah pondasi dari kebahagiaan
70
Bab 70 : Nikmatnya hasil kerja keras
71
Bab 71 : Perasaan yang tumpah
72
Bab 72 : Kesetiaan yang tulus
73
Bab 73 : Kesetiaan Wun tao
74
Bab 74 : Terhubung oleh batu komunikasi
75
Bab 75 : Pencarian jalan
76
Bab 76 : Kebebasan.
77
Bab 77 : Kekalahan telak
78
Bab 78 : Bantuan di saat kritis
79
Bab 79 : Sebuah keraguan.
80
Bab 80 : Kitab pengobatan
81
Bab 81 : Klan Wu
82
Bab 82 : Memasuki level alam pendekar langit
83
Bab 83 : Arogansi Klan Kuang nan
84
Bab 84 : Karakter baik
85
Bab 85 : Pavilium obat
86
Bab 86 : Pertemuan dengan para tetua pavilium obat
87
Bab 87 : Menuju balai pelelangan
88
Bab 88 : Kesepakatan dengan balai pelelangan
89
Bab 89 : Memasang umpan
90
Bab 90 : Melumpuhkan musuh
91
Bab 91 : Jamuan makan keluarga Huang
92
Bab 92 : Badai di hati Lin'er
93
Bab 93 : Pendekar dewa langit menengah puncak
94
Bab 94 : Kabar gembira.
95
Bab 95 : kembali ke alam bawah
96
Bab 96 : Persiapan pernikahan
97
Bab 97 : Kedatangan tamu
98
Bab 98 : Pergi ke alam salju
99
Bab 99 : Pertemuan keluarga
100
Bab 100 : Pernikahan pangeran.
101
Bab 101 : Masa tenang
102
Bab 102 : Serangan kecil
103
Bab 103 : Menyerang balik
104
Bab 104 : Kemenangan yang manis
105
Bab 105 : Kemerdekaan kembali Klan Wu
106
Bab 106 : Markas Klan Qing Shan
107
Bab 107 : Utusan Klan Selatan.
108
Bab 108 : Rencana penyerangan Klan barat dan Tungku Dewa Alkemis
109
Bab 109 : Berlangsungnya acara lelang
110
Bab 110 : Suasana di Balai pelelangan
111
Bab 111 : Acara pelelangan yang sukses
112
Bab 112 : Persiapan dan akhir dari peperangan.
113
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!