Pendekar Surgawi
Sore itu disebuah pertambangan Batu Roh seorang anak bernama Qing Shan, tergeletak tak berdaya di bawah guyuran hujan yang deras.
Fisik kecilnya yang telah kehabisan tenaga, sudah tidak bisa lagi menanggung beban kerja yang dipaksakan atasnya, juga warga desa yang malang tersebut.
(flash back)
Sebelumnya mereka adalah warga desa yang cukup bahagia, dengan kehidupan yang sederhana, jauh dari huru hara dan peperangan antar kultivator.
Desa yang berada pada pinggiran daerah kekaisaran Han, cukup terisolasi dari wilayah pusat karena jauhnya jarak dan juga tidak adanya tokoh ternama, atau pejabat kekaisaran yang berasal dari desa tersebut.
Desa itu hanya di huni oleh puluhan rumah warga yang merupakan manusia biasa, yang tidak punya basis kultivasi.
Hari hari indah berubah sejak kedatangan gerombolan penjahat yang menamai kelompok mereka dengan Pendekar hati Iblis.
Mereka membakar seluruh rumah warga dan menyisakan satu rumah yang paling besar milik pemimpin desa sebagai tempat dan juga markas mereka sendiri.
Adapun warga semua menjadi manusia terbuang, tidak punya rumah yang biasa mereka pakai sebagai hunian tempat mereka berlindung baik dari sengatan terik matahari dan juga hujan.
Banyak anak - anak yang menjadi yatim dan wanita yang menjadi janda, para perampok pendekar hati iblis yang berjumlah 5 orang benar benar beringas membunuh banyak warga yang tak berdosa tanpa ampun.
Semua digiring ke pertambangan batu Roh melakukan kerja paksa yang hasilnya hanya untuk para pendekar hati iblis.
Setelah beberapa hari kerja diluar batas kewajaran Qing Shan kecil pingsan tak sadarkan diri, makanan dan tempat tinggal yang buruk serta istirahat yang jauh dari kata cukup menjadikan tubuh kecilnya lemah dan kehabisan energi.
(flash off)
"Hei bangunkan anak itu!, seret dia dari sana buat pemandangan buruk saja", ucap si 4 salah satu perampok hati iblis yang menyebut nama mereka dengan nomor sesuai tingkatan kekuatannya.
"Iya tuan!.
Ayo kita angkat dan pindahkan ke sana."
Para orang tua langsung mengangkat tubuh Qing Shan dan membawa tubuh ringkih kecil itu, ke salah satu gua buatan di dinding gunung, yang di khususkan sebagai base camp atau markas para pekerja pria.
Di luar alam dunia Qing Shan saat ini sedang berada di ruang terbuka yang merupakan padang rumput yang begitu luas, udara disini sangat sejuk dan sejauh mata memandang terhampar bertangan padang luas, yang ditumbuhi bunga bunga beraneka warna.
"Dimana aku sekarang?" tanya Qing Shan dalam hatinya Dia merasa aneh dengan tempat ini yang sama sekali berbeda dengan lokasi pertambangan batu Roh yang ada
Lama dia berjalan tidak nampak seorangpun yang bisa Dia tanyai.
"Dimana sebenarnya ini? bagaimana aku harus keluar dari tempat ini?" itulah pertanyaan yang terus terngiang di pikirannya saat ini.
Setelah cukup jauh berjalan Dia menemukan sebuah pondok kecil yang berada di bawah sebuah pohon rindang yang memiliki mata air yang keluar dari celah bebatuan di area tanah sekitar akar pohon tersebut .
"Ini adalah sebuah rumah kecil, apakh disini ada seseorang yang bisa aku temui?"
Qing Shan bertanya dalam hati kecilnya. Dia lalu mendatangi mata air yang begitu jernih itu.
"Air ini begitu jernih dan terlihat begitu menyegarkan."
Hanya cukup dengan melihatnya saja sudah menarik minat Qing Shan untuk meminumnya, maka Diapun mengambil air tersebut dengan kedua tangannya dan segera meminumnya
Segera saja sensasi rasa yang begitu menyegarkan dia rasakan merambat ke seluruh tubuh kecilnya.
"Ah... air ini sangat menyegarkan, rasanya juga sedikit manis"
Ucapnya bermonolog.
Setelah puas meneguk air di telaga mata air jernih tersebut Diapun beranjak naik ke pondok kecil yang ada disana.
Pelan dan perlahan dia menaiki pondok yang bergaya rumah panggung tersebut dengan beberapa anak tangga untuk mencapai pintunya.
Setelah sampai di atas, ada semacam teras yang anehnya dari teras ini semua hamparan tanah yang ada di sana, bisa dilihat dengan cukup jelas, pada jarak yang sangat jauh.
Terlihat seolah pondok tersebut merupakan tempat paling tinggi yang ada disana.
Puas memandang segala sesuatunya, Qing Shan lalu memasuki pondok tersebut dan Dia cukup tercengang mendapati pondok tersebut, yang keadaaan di dalamnya jauh lebih luas, bahkan dibandingkan dari seluruh wilayah desanya.
"Aneh sekali pondok ini kelihatan kecil dan pendek dari luar tetapi sangat luas dan begitu tinggi bila telah berada di dalamnya."
Sejenak pikiran tersebut terbersit di hatinya.
"Dan lagi hari disini tidak pernah malam, selalu saja matahari berada tepat di atas kepala, tanpa bergeser sedikitpun."
ucapnya dalam benaknya mengumpulkan semua bentuk keanehan di alam tersebut.
Setelah mendudukkan badannya, pada bentangan permadani yang ada disana.
Qing Shan tertidur lelap seolah berada di rumahnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Sachroni
udah pingsan tidur juga
2024-10-10
0
y@y@
👍🏼👍⭐👍👍🏼
2023-04-28
0
K4k3k 8¤d¤
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2023-04-27
0