Pernikahan Tanpa Cinta

Pernikahan Tanpa Cinta

Akar Dari Masalah.

Rere berlari menerobos dinginnya angin malam yang begitu menusuk. Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya yang cantik. Malam ini adalah malam yang paling menyakitkan dalam hidup Rere. Niat hati ingin memberikan kejutan kepada sang kekasih, justru ia mendapati kekasihnya sedang berkhianat dengan sahabatnya sendiri.

"Dave!!!"

Rere mengingat saat dirinya berteriak penuh amarah demi melihat kekasihnya Dave sedang duduk memangku Karina yang asyik bergoyang diatasnya. Pandangan menjijikan itu sontak membuat hatinya terluka namun tidak berdarah.

"Rere?" Dave begitu kaget melihat sosok Rere yang berdiri diambang pintu dan menatapnya penuh amarah itu.

"Kalian menjijikan, jadi ini alasan kalian tidak datang ke acara ulang tahunku? Kalian berselingkuh, kalian benar-benar keterlaluan!" Teriak Rere memandang kedua anak manusia yang kini sibuk mencari bajunya yang terhempas entah kemana.

"Aku bisa jelaskan Re, kamu hanya salah paham." Dengan terpincang-pincang, Dave memakai celananya lalu menghampiri Rere.

"Salah paham kamu bilang Dave? Kau pikir aku buta? Bahkan de sa han kalian berdua sudah terdengar begitu aku masuk tempat sialan ini!" Rere semakin berang, ia tanpa ragu menampar Dave dengan keras.

Pria yang dia percaya dan dicintai dengan tulus, ternyata tidak lebih dari seorang ba ji ngan. Padahal selama ini apapun yang Dave minta selalu ia turuti dan ia usahakan menjadi kekasih yang baik untuk Dave. Tapi nyatanya pria itu tidak cukup jika hanya mencintainya saja.

"Re, kamu nggak usah munafik deh. Ini salah kamu juga tahu, Dave jadi kayak gini gara-gara kamu nggak pernah ngasih kebutuhannya. Pria bukan sekedar butuh cinta Re, come on." Karina wanita tidak tahu diri itu tiba-tiba ikut menyahut.

Rere mengalihkan pandangannya kearah Karina, tangannya mengepal begitu erat. "Oh, jadi ini alasannya? Kau berselingkuh dariku hanya karena wanita ini mau membuka kakinya untukmu? Fix, kau memang ba ji ngan Dave. Terimakasih sudah membuat mataku terbuka, sekarang aku tahu siapa lawan dan siapa kawan. Kalian berdua tidak lebih dari seseorang yang hina dari semua yang terhina di dunia ini," ucap Rere mengusap air matanya kasar.

Sebelum ia benar-benar pergi, ia sempat mengacungkan jari tengahnya kepada dua manusia tukang selingkuh itu.

Mengingat pengkhianatan dari orang terdekatnya itu, membuat hati Rere semakin sakit. Ia tidak punya siapapun lagi, ia juga tidak tahu kemana ia harus pergi. Ia datang jauh-jauh dari Jakarta ke pulau Bintan hanya untuk kekasihnya. Ia bahkan rela membuka tabungan yang seharusnya ia jadikan modal usaha Ibunya untuk datang kesana.

"Semua ini gara-gara Dave sialan itu. Dia harus membayar mahal hari ini," gumam Rere berdecak begitu kesal.

Malam itu Rere berjalan tanpa arah tujuan, hingga pada akhirnya langkah kakinya membawanya ke sebuah bar pinggir pantai yang terletak di samping hotel tempatnya menginap.

"Berikan aku minuman," ucap Rere pada seorang bartender yang berjaga.

Entahlah, malam ini ia hanya ingin melupakan sejenak rasa sakit hati yang kian merajalela. Mungkin dengan sedikit minum bisa membuatnya lebih tenang.

"Apa minuman ini bisa cepat membuat orang mabuk?" tanya Rere menatap minuman yang diberikan bartender itu.

"Tentu saja tidak, Nona. Anda harus minum 1 sampai 2 botol jika ingin mabuk," jawab bartender itu.

Rere mengangguk, ia segera menegak minuman yang berwarna kuning kecoklatan itu. Rasa panas langsung menyerang kerongkongannya begitu minuman itu masuk ke mulutnya. Meski aneh, Rere tetap meminumnya hingga ia benar-benar mabuk.

Dengan langkah sempoyongan, Rere kembali ke hotel tempatnya menginap. Kepalanya sudah berdentam-dentam pusing dan mulutnya mulai merancau tidak jelas. Ia beberapa kali menabrak apa saja yang di depannya. Ia juga beberapa kali mendobrak pintu yang entah kamar siapa.

"Aduh, kamar aku mana sih," rancaunya dengan mata yang setengah terpejam.

"Dave, kamu dimana? Aku datang ... " Rere terus merancau sepanjang langkahnya menuju kamar.

Namun, karena efek mabuk, ia malah menggedor semua pintu yang ada hingga ia menemukan satu pintu yang terbuka untuknya.

"Sayang ... kenapa lama sekali membuka pintunya," ucap Rere tanpa ragu langsung memeluk pria yang berdiri didepannya.

"Siapa kau? Pergi darisini!" Aldin berseru kaget saat wanita itu tiba-tiba memeluk dirinya.

"Pergi kemana? Kenapa kau mengusirku? Apa kau sudah tidak mau denganku lagi? Aku mencintaimu, Dave," ucap Rere mengira jika pria yang berada di pelukannya ini adalah Dave kekasihnya.

"Lepaskan, aku tidak mengenalmu." Aldin terpaksa melepaskan tubuhnya dengan kasar tapi Rere malah mengeratkan pelukannya.

"Aku tidak mau! Kau itu hanya milikku, aku tidak akan melepaskanmu." Rere semakin menjerit dan memeluk Aldin dengan erat.

"Aku sudah menciummu, aku rela memberikan semuanya untukmu tapi kenapa kau harus memutuskan ku! Kau jahat! Apa yang aku berikan selama ini tidak cukup untukmu? Sekarang ambil semuanya! Ambil semuanya Dave! Ambil milikku yang tidak berharga ini" kata Rere itu seraya menangis keras, ia tanpa ragu langsung mencium bibir Aldin dengan begitu panas.

Aldin sendiri ingin menolak tapi tubuhnya berkata lain, ia menendang pintu kamarnya dengan keras lalu memperdalam ciuman mereka. Ini semua juga bukan salahnya, salah Rere yang pertama kali mendatanginya dan menyerahkan dirinya.

Aldin semakin berani saat Rere membalas ciumannya, wanita itu tidak segan membuka kancing kemejanya membuat ia terpancing untuk menurunkan ciumannya ke leher jenjangnya.

"Ah ... Dave ... ." Rere men de sah lirih, ia menjambak rambut Aldin yang kini bermain-main di dadanya.

Keduanya larut dalam ciuman dan sentuhan panas yang membuat keduanya terpancing ingin melakukan hal lebih lagi. Aldin dengan tak sabar langsung mendorong tubuh Rere ke ranjang dan kembali memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat Rere semakin blingsatan.

"Dave, touch me now," pinta Rere memandang Aldin dengan tatapan sayu nya.

Aldin sendiri juga sudah dikuasai nafsu bercampur rasa sakit hati. Ia tanpa ragu menuruti keinginan Rere. Ia mencium bibir Rere kembali seraya melakukan penyatuan.

"Sakitttttt!" Rere memekik seraya mencengkram lengan Aldin begitu kuat saat pria itu merobek miliknya.

"Oh shitttt!" Aldin mengumpat demi menyadari jika wanita yang berada dibawah Kungkungan nya masih perawan.

"Sakit," ucap Rere kembali menangis saat Aldin terus memaksa menerobos dinding sempit itu.

"Kau yang memulainya, jadi jangan salahkan aku jika tidak akan menghentikannya," ucap Aldin mencium bibir Rere seraya memeluknya erat, ia mendorong kembali miliknya dengan lebih kuat hingga ia merasakan cengkraman tangan Rere semakin kuat dan ia berhasil merenggut kesucian Rere yang selama ini dijaga dengan susah payah.

Rere hanya bisa menangis, namun tidak lama karena efek alkohol dan Aldin juga tidak terlalu kasar menyentuhnya. Rasa sakit yang ia rasakan tadi berubah dengan de sa han penuh kenikmatan. Bahkan semalaman penuh keduanya asyik menggali kenikmatan surgawi hingga keduanya lelah dan tidur berpelukan.

Mereka sama sekali tidak tahu jika apa yang dilakukannya itu akan menjadi akar dari sebuah masalah.

******

Hai Hai, kembali lagi dengan cerita author Virzha.

Mohon dukungan like, komen, vote, dan subscribe nya ya guys ...

Happy Reading all ...

Visual Aldin dan Rere_

Terpopuler

Comments

Helda Watie

Helda Watie

setiap kli aku membaca novel di sini.mesti si penulis selalu menggunakan wajah artis korea..apa salah nya .memakai wajah artis tanah air sendiri..setahu aku. wajah artis indonesia boleh tahan loh..hensem2 semua🤣🤣🤣

2023-09-18

1

lisa

lisa

aaa lusiii

2023-09-13

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

masuk thor 😅😅

2023-05-13

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 59 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!