Mati Lampu.

Setelah Ayah Rere kembali, wanita itu segera pulang bersama Aldin. Sepanjang perjalanan mereka pulang, tidak ada obrolan apapun yang tercipta. Rere masih merasa apa yang terjadi hari ini seperti sebuah mimpi buruknya, ia memperhatikan cincin yang berkilauan di jari manisnya dengan perasaan yang tidak menentu.

"Kita cari makan dulu, sepertinya akan turun hujan, nanti tempat parkirnya jauh dan kita tidak bisa keluar," ucap Aldin melirik awan gelap yang menghiasai kota Jakarta.

"Aku tidak lapar, kita langsung pulang saja," ucap Rere ketus.

"Sejak pagi kau belum makan apapun, kau bisa sakit kalau terus seperti itu," ucap Aldin menggeleng tidak setuju.

"Aku tidak perduli, pokoknya aku mau kita pulang," kata Rere semakin keras kepala, jika Aldin melarang ada keinginan dalam dirinya untuk membantah ucapan pria itu.

Aldin menghela nafas panjang, ia tidak membantah, ia mengikuti saja keinginan Rere daripada wanita itu semakin marah. Mobil membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai rumah, tapi ternyata hujan tidak mau menunggu lagi, rintiknya turun ketika mereka belum sampai di rumah Rere.

Saat mereka tiba di gang, hujan semakin deras mengguyur kota Jakarta. Aldin mengambil payung yang ada di jok belakang mobil lalu membukakan pintu untuk Rere.

"Ayo turun," ucap Aldin.

Rere tidak menjawab, ia langsung turun dari mobil Aldin lalu mereka berdua berjalan menyusuri gang menuju kontrakan Rere. Beberapa kali tubuh mereka bersentuhan karena payung yang digunakan tidak terlalu besar, Rere sediri mengusap lengannya yang terasa begitu dingin karena hujan yang sangat lebat.

"Hati-hati, jalannya licin," ucap Aldin secara reflek langsung meraih bahu mungil Rere kedalam dekapannya untuk menjaga wanita itu agar tidak terjatuh.

"Tanganmu!" Bentak Rere melotot kesal.

"Aku hanya ingin menjagamu, sudah ayo jalan lagi, rumahnya sudah dekat," kata Aldin mengabaikan kekesalan wanita itu.

Rere masih mencoba berontak meskipun tidak ada gunanya, sesampainya di rumah, ia juga langsung melepaskan dirinya dari Aldin karena merasa risih jika berdekatan dengan pria itu. Rere lalu membuka pintu rumahnya yang terletak di bawah pot bunga, setelah itu ia langsung masuk tanpa menunggu Aldin dibelakang.

"Kau mau mandi dulu atau aku dulu?" ujar Aldin mengikuti Rere dibelakang.

"Terserah," sahut Rere tidak tahu jika Aldin mengikutinya, ia baru sadar sampai ia sampai di kamar dan ia kaget melihat sosok Aldin berdiri menjulang dibelakangnya.

"Kenapa kau disini?" sentak Rere mengernyit.

"Lalu aku harus kemana?" Aldin malah bingung.

"Keluarlah, jangan masuk ke kamarku," ujar Rere mendorong Aldin agar keluar dari kamarnya.

"Keluar kemana? Di luar juga hujan, kau ingin membiarkan suamimu kedinginan di luar?" ucap Aldin.

"Suami apaan sih, hubungan kita ada cuma karena anak ini, jadi tidak usah bertingkah layaknya hubungan kita normal!" seru Rere dongkol.

"Terserah kau saja, berikan aku handuk kalau begitu, aku ingin membersihkan diriku," kata Aldin malas sekali untuk berdebat, tubuhnya sudah cukup kedinginan karena sempat terkena air hujan tadi.

"Enak aja, cewek yang harus duluan. Kau tunggu saja di ruang tamu sana," kata Rere tidak mau kalah, ia segera menyelonong pergi melewati Aldin untuk sampai ke kamar mandinya.

Aldin mengangkat bahunya acuh, tidak ada niatan untuk membantah ucapan Rere daripada ribut. Aldin memilih menunggu Rere di ruang tamu seraya memainkan ponselnya.

Cukup lama Aldin berdiam diri disana sebelum tiba-tiba lampu padam disusul dengan suara teriakan Rere dari arah ruang belakang.

"Aaaaaaaaa ... gelap!!!" Rere berteriak ketakutan, ia belum menyelesaikan mandinya tapi tiba-tiba semuanya gelap.

Aldin menyalakan senter ponselnya, ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri Rere ke ruang belakang.

"Re? Kamu nggak apa-apa 'kan?" Tanya Aldin berdiri di depan pintu kamar mandi yang tertutup.

"Tolong, gelap, aku takut Al, disini aku tidak bisa melihat apapun," ucap Rere langsung membuka pintu kamar mandi saat mendengar suara Aldin.

Aldin langsung mengarahkan senter ponselnya, tapi ia malah kaget bukan kepalang saat tahu jika Rere belum menggunakan apapun.

"Kyaaaaaaaa!!!!!" Rere kembali berteriak, ia segera menutup asetnya yang terpampang menggunakan kedua tangan, sangking takutnya ia malah lupa tidak menggunakan handuk terlebih dulu.

Aldin mengerjapkan matanya berkali-kali, hingga kemudian ia merasakan tamparan keras mendarat di pipinya.

"Dasar mesum! Beraninya kau melihatku seperti itu!" Rere tiba-tiba mengamuk memukuli Aldin dengan membabi buta, antara kesal dan malu tentunya.

"Hei, apa-apaan ini?" Aldin mencoba menghalau pukulan itu, meski tidak sakit tapi tetap tidak enak rasanya.

"Kau harus dipukul agar tidak mesum!" seru Rere terus saja melanjutkan tingkahnya.

Aldin awalnya masih melawan, lama-lama ia kesal juga, ia langsung mencekal tangan Rere lalu meraih pinggangnya hingga tubuh mereka menempel erat dan ponselnya terjatuh ke lantai hingga mati seketika.

"Akhhh!" Rere berteriak kecil, bulu kuduknya langsung berdiri begitu kulitnya bersentuhan dengan tubuh Aldin.

"Al ..." ucap Rere lirih.

"Begini kau baru bisa diam, katakan, apa kau yang sebenarnya ingin menggodaku?" Aldin berbisik lirih ditelinga Rere, tangannya mendadak bergerak liar mengusap pinggang Rere yang lembut.

"Menggoda apa? Jangan aneh-aneh Al." Rere mencoba melepaskan dirinya, di kegelapan, ia hanya bisa menatap bola mata Aldin yang bergerak-gerak menatap dirinya.

"Lalu apa maksudmu melakukan ini?" Aldin kembali berbisik, perlahan ia maju ke depan lalu menghimpit tubuh mungil Rere di tembok.

"Aku tadi terburu-buru, ruangannya sangat gelap, aku ... " Rere menelan ludahnya kasar, ia memejamkan matanya singkat saat merasakan sentuhan tangan Aldin naik ke atas hingga ke punggungnya. "Al ... " ucap Rere dengan nafas yang memberat.

Aldin diam, ia memperhatikan Rere yang mulai terbawa suasana, ia mendekatkan wajahnya lalu menyentuhkan bibirnya diatas bibir Rere. Dalam keadaaan dingin dan gelap, ditambah ada tubuh lambut dalam pelukannya membuat Aldin terlena, ia mencium bibir Rere dengan sangat dalam dan panas.

Rere kaget, ia mencoba menolak dengan mendorong tubuh pria itu. Tapi sepertinya godaan malam itu lebih kuat, ia yang tadinya ogah-ogahan malah menjijit untuk membalas ciuman Aldin yang tak kalah dalamnya.

Mendapatkan lampu hijau dari Rere, Aldin mulai berani memberikan sentuhan pada tubuh po los Rere. Ia me ra ba dan menjelajahi tubuh lembut itu dengan tangan besarnya. Merasa tidak mungkin melanjutkan hal itu di dapur, Aldin segera menarik kedua kaki Rere hingga menaut di pinggangnya.

"Al ... " Rere memekik kaget, ingin memprotes tapi Aldin kembali membungkam mulutnya dengan ciuman panas.

Rere benar-benar dibuat tidak berdaya oleh ciuman yang memabukkan itu, ia hanya pasrah saat Aldin merebahkan dirinya di kasur kamar. Cuaca yang dingin tapi keduanya semakin memanas, kini Aldin sudah melepas jas dan kemejanya lalu membuangnya asal.

"Al, haruskah kita melakukannya?" Ucap Rere merasa ragu jika harus menyerahkan dirinya saat ini.

"Apa kau keberatan?" Aldin justru balik bertanya, ia tidak masalah jika Rere membatalkannya meski saat ini gairahnya sudah ada dipuncak.

"Aku ..."

Byarrrr!!!!

Tiba-tiba lampu menyala hingga jini Rere bisa melihat jelas wajah Aldin yang ada diatasnya, seketika saja wajahnya memerah malu karena menyadari apa yang baru saja mereka lakukan.

"Minggir, kau menindih perutku," ucap Rere mendorong tubuh tegap Aldin lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh po losnya.

Aldin masih terdiam, ia turun dari ranjang dan membelakangi Rere, ia lalu melirik bagian bawahnya yang terlihat sudah siap untuk bertempur.

"Sialan!"

Happy Reading.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Titik Novrianti

Titik Novrianti

cinta itu buta
buta itu gelaff
gelap itu banyak nyamuknya 😂😂😂🤣🤣🤣

2023-09-06

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

giliran terang bru sadar dn malu ya..pas gelap mah khilap 😅😅

2023-05-13

1

Nona Muda❤️

Nona Muda❤️

Tahan mas tahan, hahaha

2023-03-10

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 59 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!