Saling Melupakan.

Sinar matahari menebus masuk melalui jendela kaca yang sedikit terbuka. Dua anak manusia berbeda jenis kelamin itu tampak masih asyik tertidur dengan tubuh yang saling berpelukan. Rere yang pertama kali bangun menyipitkan matanya, ia mengucek matanya perlahan untuk mengurangi rasa lengket dimatanya.

"Arghhhhhhhh ..." Rere mendesis pelan saat merasakan tubuhnya begitu remuk seperti habis dipukuli habis-habisan, apalagi di daerah intinya.

Rere lalu menatap sekelilingnya dan ia kaget bukan kepalang saat melihat tangan kekar melingkari perutnya. Rere segera menjauhkan tubuhnya dan semakin kaget saat menyadari dirinya tidak menggunakan sehelai benang pun.

"Apa yang terjadi?" Rere mengingat-ingat apa yang semalam telah mereka lakukan.

Sekelebat bayangan ia ingat telah melihat kekasihnya Dave sedang berselingkuh dengan sahabatnya Karina, lalu ia mabuk dan ia ... Rere semakin menutup mulutnya syok saat ia ingat bagaimana pria asing ini menyentuhnya dengan begitu lembut, keduanya larut dalam percintaan panas yang membara hingga mereka tertidur.

"Sialan! Kenapa aku bisa kayak gini sih, aku harus secepatnya pergi sebelum pria ini bangun," ucap Rere bergegas turun dari ranjang.

"Awhhhhh ..." Rere berteriak kecil saat merasakan daerah intinya begitu perih. Pria ini benar-benar sudah merobeknya semalam.

Dengan tertatih-tatih, Rere segera memunguti bajunya, tapi ia berdecak kesal saat tahu jika bajunya sudah robek tak beraturan.

"Bukan hanya merobek milikku, dia juga merobek baju termahal ku. Dasar pria lucnut, semoga kita tidak bertemu lagi nantinya," cetus Rere begitu geram, ia akhirnya mengambil kemeja Aldin lalu memakainya dan pergi dari sana.

Aldin baru terbangun setelah hari hampir siang, ia memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Ia menatap sampingnya seraya mengerutkan dahinya.

"Kemana perginya wanita itu?" gumam Aldin heran, ia melihat bekas tempat tidur yang masih berantakan sebagai saksi percintaan panas semalam.

Aldin lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, dimana masih tertinggal bercak merah muda di kasur. Menjadi bukti nyata jika wanita semalam masih perawan saat ia menyentuhnya. Aldin semakin heran, ia pikir wanita itu akan menangis meminta pertanggungjawaban, tapi ini?

"Aku harus menemukan wanita itu," gumam Aldin mengusap wajahnya kasar.

Seharusnya ia tidak melakukan hal gila ini pada wanita asing itu, karena efek sakit hatinya pada Zoya malah membuatnya berakhir dengan minuman dan melakukan kebodohan sepanjang hidupnya. Padahal sebenarnya Aldin itu bukan tipe pria yang mudah berbuat hal tanpa memikirkan resiko.

Aldin di didik sejak kecil untuk menjadi pria yang bertanggung jawab dan cukup ketat dalam urusan percintaan. Bahkan sampai sekarang umurnya 27 tahun, Aldin hanya pernah jatuh cinta sekali, yaitu pada Zoya. Wanita yang sekarang sudah menjadi istri dari anak atasannya sendiri.

Memikirkan bagaimana Zoya hidup bahagia tanpa dirinya membuat dada Aldin semakin sesak. Tapi ia sudah berjanji kepada atasannya, Tuan Anderson untuk melepaskan Zoya, jadi semalam itu ia benar-benar sudah melepaskan Zoya. Ia tidak mau lagi tahu apa yang terjadi dalam hidup wanita itu, entahlah apakah ia bisa melupakannya atau tidak.

Sekarang sudah waktunya dia kembali ke Negara X untuk memulai semuanya dari awal.

******

Rere melanjutkan hidupnya seperti biasa, setelah kejadian beberapa waktu lalu itu, ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pria asing yang telah menidurinya. Ia juga tidak merasakan perubahan apapun dalam dirinya, jadi Rere merasa dirinya baik-baik saja.

"Rere, hari ini kamu bilang ada jadwal pemotretan, jam berapa berangkatnya?" Terdengar teguran dari seorang wanita paruh baya membuat Rere yang tadinya masih malas-malasan langsung terjingkat kaget.

"Astaga Ibu, Rere lupa kalau hari ini ada pemotretan. Sekarang jam berapa, Bu?" ujar Rere langsung turun dari ranjang.

"Jam 8, memangnya jam berapa pemotretannya?" tanya Melik Ibu Rere.

"Aduh, pemotretannya jam sembilan Bu, mana tempatnya jauh lagi. Aku harus mandi sekarang." Rere menggerutu kesal, ia segera melesat ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Renata Aprilia, wanita yang kerap disapa Rere itu merupakan anak dari pasangan Melik dan Danang. Mereka dari keluarga sederhana yang hanya tinggal di gang biasa. Rere menjalani kehidupan keras sejak kecil dan ia sudah terbiasa bekerja selama ia masih sekolah. Harusnya di umur Rere yang sekarang, ia sudah masuk kuliah, tapi kendala biaya membuat Rere tidak melanjutkan kuliah lagi.

Setiap harinya Rere terbiasa bekerja sebagai photography atau terkadang membantu Ibunya berdagang di warung. Sedangkan Ayahnya sendiri bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik sparepart kota Jakarta.

"Ibu, Rere berangkat sekarang ya. Nanti sore Rere bantuin Ibu di warung, sekarang Rere udah telat," ucap Rere dengan terpincang-pincang memakai sepatunya seraya mendatangi Ibunya yang tengah menyiapkan sarapan di ruang belakang.

Bangunan rumah semi permanen itu begitu kecil, hanya muat beberapa barang saja. Jadi keluarga Rere tidak begitu senang mengkoleksi barang-barang yang menurut mereka tidak berguna, atau lebih tepatnya memang uangnya yang tidak ada untuk membeli barang itu.

"Nggak apa-apa, kamu fokus kerja aja. Sarapan dulu gih," kata Melik tidak keberatan sama sekali.

"Nggak usah Bu, nanti makan disana aja, makanannya pasti banyak karena lagi ada acara besar. Rere berangkat dulu ya, Bu." Rere meraih tangan Ibunya lalu menciumnya seraya berpamitan untuk bekerja.

Rere sudah tidak pernah malu lagi jika ada orang yang menghinanya miskin atau sebaginya. Selama ia tidak merepotkan orang itu, maka ia tidak akan perduli. Lagipula sama-sama makan nasi, kenapa harus takut kepada sesama manusia.

******

Aldin sendiri juga sudah melupakan kejadian di hotel pulau Bintan waktu lalu. Ia kembali dalam dunianya yaitu dunia kerja yang kini sudah menjadi teman hidupnya. Bagi Aldin hanya bekerja yang bisa membuatnya lupa akan wanita yang tidak bisa dimiliknya itu.

"Selamat siang Tuan Aldin," ucap Haven assisten Aldin di kantor terlihat mendatangi pria itu di ruangannya.

"Ya?" Aldin menyahut tanpa menoleh.

"Tuan Anderson baru saja menelepon, beliau mengatakan kalau Tuan Dewa mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit," ucap Haven langsung.

"Dewa kecelakaan?" Aldin begitu syok mendengar kabar itu.

"Benar, Tuan. Sudah dua bulan ini Tuan Dewa koma di rumah sakit," ucap Haven lagi.

"Bagaimana bisa dia kecelakaan? Lalu bagaimana dengan Zoya? Dia sudah melahirkan 'kan?" ujar Aldin dengan wajah paniknya, ia membayangkan bagaimana sedihnya Zoya saat tahu jika Dewa kecelakaan seperti ini.

"Iya sudah, bayinya lahir dengan selamat. Tapi dihari yang sama ternyata Tuan Dewa kecelakaan hingga jatuh koma sampai sekarang," ujar Haven.

Aldin terdiam sesaat, ia sudah berjanji untuk tidak perduli dengan Zoya, tapi mungkin tidak ada salahnya jika ia datang menemui Zoya kali ini. Wanita itu pasti butuh sandaran untuk bisa menerima takdir menyakitkan ini.

"Siapkan penerbangan paling cepat, kita akan ke Jakarta hari ini."

Happy Reading.

TBC.

Terpopuler

Comments

Momy Haikal

Momy Haikal

cerita cinta zoya dan dewa paling the best

2023-05-25

2

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kyk knal..dewa sm zoya 🤭🤭🤭

2023-05-13

1

Nona Muda❤️

Nona Muda❤️

Jadi kangen dewa sama Zoya thor 🥰

2023-03-05

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 59 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!