SP 5

Gavin berjalan masuk terus ke dalam bar itu. Ia melihat-lihat di sana tidak ada Emily.

Suara dentuman musik di sana memekakkan telinga Gavin. Gavin yang sudah lama meninggalkan dunia malam itu membuatnya terasa asing.

Gavin mengeluarkan ponsel bututnya, menghubungi Emily lagi.

"Kamu dimana?" tanya Gavin saat sambungan telepon itu di angkat. Musik yang berdentum membuat suaranya kurang jelas hingga Gavin harus mengeraskan suaranya.

"Kamu udah sampai sini?" tanya Emily balik.

"Udah, ini lagi duduk di kursinya," jawab Gavin.

"Oh, ya udah! Aku ke sana sekarang!"

Setelah itu panggilan telepon tersebut dimatikan saat Gavin menjawab baiklah.

Lama Gavin menunggu hingga akhirnya dia melihat Emily berjalan mendekat. Tapi tidak sendiri, kekasihnya itu bersama dengan Owen.

Tentu saja Gavin heran, kenapa Emily bisa bersama dengan Owen. Bahkan ada Rio dan teman-teman kampusnya yang lain juga di sana.

Perasaan Gavin tidak enak saat ia melihat tangan Owen yang melingkar di pinggang Emily.

"Hai," sapa Emily, ia berdiri bersidekap dada menatap ke arah Gavin.

"Kenapa kamu bisa sama mereka?" tanya Gavin langsung, ia tidak menjawab sapaan Emily.

"Ya senang-senang, lah," jawab Emily membuat Gavin merasa ambigu.

"Oh, iya, kamu butuh uang, kan?" Emily bertanya pada Gavin. "Butuh berapa kamu?" sambung Emily lagi. Gayanya benar-benar berubah, sangat sombong dan memandang Gavin dengan rendah.

Gavin diam saja, ia jadi bertanya-tanya sejak kapan Emily berteman dengan Owen dan Rio.

"Heh, lu tuli? Emily nanya, lu butuh uang, kan?" Owen membentak Gavin membuat Gavin kembali tersadar.

"Iya," jawab Gavin singkat.

Kemudian Gavin berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Emily.

Gavin menarik tangan Emily untuk mendekat padanya dan menjauhkannya dari Owen.

"Apa-apaan, sih?" tanya Emily yang tampak kesal.

"Kamu itu pacar aku, dan aku gak suka lihat kamu dekat sama dia!" tunjuk Gavin ke arah Owen.

Emily menepis tangan Gavin dengan cepat. Ia menatap Gavin dengan remeh. Begitu juga dengan Owen yang berjalan ke depan, melingkarkan tangannya di pundak Emily.

"Jaga tangan lu!" tekan Gavin, menepis tangan Owen dari pundak Emily.

"Kamu apa-apaan, sih? Marah-marah gak jelas!?" bentak Emily yang membuat Gavin menatapnya.

"Aku? Marah-marah gak jelas? Ya tentu aku marah, lah! Kamu itu pacar aku, dan gak ada yang boleh peluk kamu selain aku!!" tekan Gavin. "Bahkan termasuk dia!" tunjuk Gavin pada Owen.

"Pacar? Aku bahkan gak pernah nganggap kamu sebagai pacar aku!" ucap Emily yang membuat Gavin terkejut.

Gavin berjalan mundur kebelakang. Menatap Emily yang menampilkan senyuman sinis padanya.

"Maksud kamu apa?" tanya Gavin syok.

"Lu itu bodoh apa bego, sih? Dia itu gak pernah nganggap lu pacarnya! Dia cuma manfaatin lu buat ngerjain tugas-tugasnya dia, jadi jangan besar kepala apalagi berharap lebih!" Owen mendorong Gavin lebih mundur ke belakang.

Semua teman-temannya yang ikut di sana tertawa. Sepertinya Emily dan Owen memang benar-benar berniat untuk mempermalukan Gavin di depan umum.

Semua orang melirik ke arah perdebatan itu. Membandingkan penampilan Gavin dan juga Owen yang sangat berbeda.

Hati Gavin benar-benar hancur saat mendengar apa yang dikatakan oleh Owen.

"Mily, dia pasti bohong, kan?" Gavin menunjuk Owen, dan berharap kalau Emily mengatakan kalau semua yang Owen katakan adalah bohong.

"Gak! Dia bener, kok!" jawab Emily yang membuat Gavin tertawa sumbang.

Gavin menatap Emily dengan mata yang sangat terluka. Ketulusannya selama menjalin hubungan dengan Emily hanya di manfaatkan saja.

"Aku gak nyangka, ternyata kamu serendah itu, Mil!" ucap Gavin yang membuat Emily marah.

"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?" bentak Emily, Gavin menggeleng.

"Kamu rendahan! Kamu sampah! Kamu murahan! Udah di kasih bayaran berapa kamu sama dia? Seratus juta? Dua ratus? Atau cuma di bayar sama kata-kata manis aja?" tanya Gavin dengan sarkas. Ia menatap mata Emily dengan tatapan mengejek membuat Emily benar-benar kesal.

"Kauuu!!" Emily benar-benar emosi dengan Gavin yang merendahkan dirinya.

"Gak usah munafik deh, Mil. Gue tau, lu juga cuma mau uangnya dia aja, kan? Dasar murahan!!" hina Gavin lagi. Ia benar-benar muak berada di bar ini sekarang.

Owen yang mendengar Gavin merendahkan Emily, langsung mendekat dan memukul wajah Gavin.

Gavin tersungkur ke belakang, memegangi rahangnya yang terasa sakit.

"Gak usah sok belain dia, gue benar, kan? Dia itu wanita murahan!" tunjuk Gavin pada Emily yang wajahnya sudah memerah. Gavin mengabaikan rasa sakit yang terasa di rahangnya itu.

Dan kelap-kelip lampu yang ada di dalam bar itu semakin membuat wajah Emily tampak sangar.

"Lo mau uang, kan? Benar kan?" Emily mendekat, ia merogoh tasnya, dan mengeluarkan uang dari dalam sana.

"Ini, kan, yang Lo mau?" ucap Emily mengacungkan uangnya pada Gavin. Matanya menatap Gavin kesal.

Gavin diam saja, jujur dia sangat butuh uang itu untuk membayar uang kuliahnya. Tapi kini Gavin merasa sangat tidak Sudi menerima uang dari Emily.

"Jawab!! Lo butuh uang, kan? Nih, liat! Uang nih!!" Emily mengibarkan uang itu pada Gavin.

"Ini ambil!!" seru Emily, Gavin hanya diam saja.

"Ambil gak!!" tekan Emily.

Dengan ragu Gavin mengangkat tangannya untuk mengambil uang itu dari Emily. Tapi Emily malah melemparkan uang itu hingga terbang menjatuhi Gavin.

Emily tertawa lebar, mereka yang menyaksikan itu sembari meminum minuman beralkohol itu tertawa lebar.

"Makan tuh, dasar sampah!" ucap Owen.

Gavin memejamkan matanya, ia melihat ke bawah. Harga dirinya hancur, semua orang menertawakan dia. Rahangnya sakit dan kini hatinya juga terasa sangat sakit.

Gavin berjongkok, ia memunguti uang-uang itu membuat mereka yang ada di sana semakin menghinanya.

Owen menatap Gavin dengan sinis. "Dasar miskin!" hina Owen yang membuat Gavin memejamkan matanya.

Gavin bangkit setelah ia mengumpulkan uang itu, segepok uang di tangannya itu sepertinya lebih dari lima juta rupiah.

Dengan tersenyum sinis, Gavin melemparkan uang itu ke wajah Emily, membuat Emily memejamkan matanya karena uang itu terasa menampar wajahnya.

"Kauu ...." Owen menunjuk Gavin saat ia melihat uang itu berhamburan dan jatuh di dekat Emily.

Dengan wajah yang memerah padam, Emily hendak ingin menampar Gavin. Tapi tangannya di tahan oleh Gavin yang menatapnya dengan sangat tajam.

"Jangan pernah menyentuh wajahku dengan tanah kotormu ini!" tekan Gavin, ia menghempaskan tangan Emily hingga wanita itu mengaduh.

"Kurang ajar!!" teriak Emily saat Gavin mempermalukan dirinya. Terlebih beberapa dari pengunjung bar itu menatap ke arah mereka.

"Siapa yang sebenarnya kurang ajar disini?" tanya Gavin sarkas.

Owen berjalan menjauh dari sana, ia meminta sebotol anggur merah dengan kualitas terbaik dan juga harga yang sangat mahal pada bartender di sana.

Owen membawa botol anggur itu, dan mendekat ke arah Gavin.

Saat tiba di samping Gavin, Owen menjatuhkan botol Anggur mahal itu hingga isinya tumpah berserakan dan semua mata menatap ke arah Gavin yang juga terkejut.

"Kau berani memecahkan botol berisi anggur mahal ini? Kau harus mengganti rugi semuanya!!"

****

Terpopuler

Comments

Inyoman Raka

Inyoman Raka

yach semua rekayasanya di owen

2024-04-22

1

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

ownelicik bgtu yaa

2024-04-13

0

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!