Suara teriakan seorang pria membuat Zivanya maupun Arion tersentak kaget. Tak disangka pemilik rumah itu sudah tiba. Pria itu tak lain adalah Aries Barley.
"Kakak ... " ucap Arion dengan suara yang sangat pelan.
"Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam rumahku?" Nada bicara Aries masih meninggi. Bahkan tampak raut wajah yang memerah, penuh amarah.
Arion masih bergeming. Sungguh ia paling tidak bisa melihat sang kakak marah. Padahal diawal rencana ia sudah tahu kalau Aries paling tidak suka ada orang yang masuk ke dalam rumahnya tanpa seizinnya.
"JAWAB ARION!"
Kali ini justru Zivanya yang semakin ketakutan. Rasanya gadis itu ingin pergi dari sana saat ini juga. Namun rasanya nihil, setelah ini ia pasti akan terkena imbasnya. Zivanya hanya menundukkan wajah sambil merumat gelas yang sejak tadi ia pegang.
"Kakak gak perlu tahu aku bisa masuk darimana. Yang jelas aku ke sini cuma mau menjemput Zivanya."
Ucapan Arion membuat Zivanya seketika mengangkat wajah dan menoleh ke arahnya. Raut wajah ketakutan sungguh melekat pada gadis itu. Kepalanya reflek menggeleng.
Aries melangkahkan kakinya mendekati mereka. "Oh, jadi kamu yang menyuruh Arion ke sini? Iya Zivanya?" cecarnya memberi tatapan tajam seolah tiada ampun.
"Enggak Bos. Sungguh, bukan aku yang menyuruhnya," kata Zivanya membela diri.
"Gak usah mengelak Zivanya!" bentak Aries semakin geram dengan kepolosan gadis itu.
"Kak! Jangan membentak Zivanya seperti itu!" Arion berusaha membela gadis yang disayanginya.
Lirikan mata Aries beralih ke adiknya. "Kenapa? Dia itu pelayanku, jelas aku gak suka kalau dia sampai menggodamu!"
"Dia sama sekali gak menggodaku, Kak. Aku sudah kenal dia sejak kami masih sekolah. Aku sayang sama dia Kak!"
Melihat Arion sebegitu membelanya, Zivanya merasa terharu serta hatinya terenyuh. Ternyata masih ada orang yang mau membelanya disaat seperti ini, pikir gadis itu demikian.
"Oh jadi karena perasaan ... " Aries tersenyum menyeringai. Kepalanya menengadah sejenak lalu memasukkan kedua tangan ke dalam sakunya. "Sekarang aku tanya sama kamu, Arion. Darimana kamu tahu informasi tentang Zivanya?"
Arion menghela napas. "Sudah aku bilang 'kan. Kakak gak perlu tahu. Sekarang aku mau Kakak lepasin Zivanya. Biarkan dia ikut denganku."
"Gak bisa! Dia sudah menjadi milikku. Ayahnya telah menyerahkan sepenuhnya padaku sebagai jaminan pelunas hutang. Itu artinya dia harus bekerja denganku selama hidupnya!" tegas Aries dengan tatapan yang menusuk tajam.
Arion langsung tidak terima. Ia marah dan mengcengkram kemeja kakaknya. "Berapa yang harus aku tebus darimu Kak? Aku gak rela kalau Zivanya harus bekerja denganmu seumur hidupnya. Dia satu-satunya gadis yang aku cintai!" Sebelah tangannya seketika mengepal dan melayang ke arah Aries.
"Hentikan Arion!" cegah Zivanya. Gadis itu tidak tahu harus apa selain menghentikan pertengkaran dua bersaudara itu. "Ayahku adalah orang tuaku. Meskipun dia terkesan jahat padaku, tapi aku tetap bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Menjadi budak memang bukan pilihanku, melainkan nasib yang harus ku terima."
"Zivanya! Kamu bisa merubah nasibmu asalkan mau ikut bersamaku supaya bebas dari pria macam Aries ini!" sentak Arion merasa geram. Keras kepalanya seorang Zivanya sejak awal ia kenal memang sulit ditaklukan.
"Kamu gak tuli kan?" Arion menatap Aries sekilas lalu kembali kepada Zivanya dengan perasaan kecewa, sedih dan juga marah. Bahkan meskipun mata Arion sudah memerah dan sudah berkaca-kaca. Zivanya tetap pada keputusannya.
"Sudah dengar apa yang telah dikatakan oleh dia barusan? Lebih baik sekarang kamu keluar dari rumahku dan biarkan dia tetap tinggal di sini untuk menjadi pelayanku ... Seumur hidupnya!" lanjut Aries dengan penuh penekanan.
Namun Arion masih tidak terima. "Berapa hutang ayahnya?"
"Yang jelas kamu gak akan mampu melunasinya," jawab Aries seraya berlalu dari mereka dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas dengan santainya.
"Jawab aku Kak. Berapa hutang ayahnya?!" Suara Arion semakin mengeras. Lalu Aries menghentikan langkahnya yang sudah berada di pertengahan anak tangga.
"Satu ... Triliun."
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments