Ditinggal Sendirian

Alvaro memejamkan matanya, ia tidak tertidur. Pikirannya sibuk menerka dengan perasaannya. Jika benar dia jatuh cinta maka dia akan menjadi lelaki yang sangat menyesal karena sudah menghancurkan cintanya.

Miranda?

Alvaro teringat akan Miranda. Ia tersenyum mengingat wajah cantik kekasihnya itu.

Ya, gue hanya cinta Miranda. Mungkin gue hanya kebawa perasaan melihat Nurul.

Alvaro kemudian membuka matanya dan mencari ponselnya. Ia hendak menghubungi Nandi namun ponselnya lebih dulu berdering, ada panggilan dari Kriss.

"Bro, lu tahu nggak siapa yang gue lihat barusan?"

Wajah Alvaro menjadi datar. Tapi ia cukup penasaran karena gaya bicara Kriss seakan-akan ia sedang membicarakan hal yang penting.

"Nggak!"

"Yaelaahh … coba deh lu tebak."

"Lu nggak usah main tebak-tebakan. Gue lagi capek," ucap Alvaro malas.

"Etss tunggu … lu sama Nurul nggak? Gimana? Berhasil lu cetak goal?"

Alvaro mendengus, "Lu ngomong sekarang atau gue tutup?" sentak Alvaro.

"Santai bro, gue hanya mau memastikan lu menang atau kalah."

Alvaro melirik Nurul sekilas kemudian tersenyum miring.

"Gue ini Alvaro, nggak mungkin gue kalah. Lu bisa tanya ke Ikram kalau lu nggak percaya," ucap Alvaro songong.

Setelah mengucapkan nama Ikram mendadak Alvaro menjadi kesal.

Sialan!

"Wah selamat bro. Jadi kalian udah jadian?"

"Lu ngomong yang nggak penting lagi gue tutup nih Tel –"

"Gue lihat Miranda di bandara."

Degg ….

"Lu serius?" 

"Duarius. Tadi gue ngantar nyokap ke bandara dan nggak sengaja lihat Miranda. Gue mau nyapa tapi lagi banyak wartawan. Oh iya, karena Miranda udah disini dan lu menang taruhan maka kita nggak usah capek-capek paksa dia datang. Dia datang dengan sendirinya. Kalian emang berjodoh. Selamat bro."

Tanpa menjawab Alvaro langsung menutup teleponnya dan membuat Kriss mendengus karena Alvaro memutus telepon sepihak.

"Untung teman gue," gumam Kriss.

Dengan cepat Alvaro mencari kabar tersebut dan benar saja, kabar hangat tentang kepulangan model cantik yang bernama Miranda menjadi trending topik. Alvaro tersenyum sambil mengusap wajah Miranda di ponselnya.

Akhirnya dia pulang juga. Cinta emang tahu kemana harus pulang. Setelah ini gue nggak bakalan biarin lu pergi lagi. Sudah cukup lu ninggalin gue, nggak lagi.

Alvaro langsung memunguti pakaiannya dan memakainya dengan cepat. Ia melirik ke ranjang dan melihat Nurul yang masih tertidur pulas.

"Gimana sama Aina? Gue tinggal atau –"

Alvaro berpikir sejenak kemudian ia memutuskan untuk memakaikan Nurul pakaian dan langsung pergi tanpa meninggalkan pesan.

Gue tinggalin dia disini dengan motor ini dan gue yakin dia bisa pulang naik ini. Sorry … tapi gue harus pergi untuk menjemput cinta sejati gue.

Alvaro keluar dan mengajak sisa pengawalnya untuk pergi. Ia tidak ingin mereka macam-macam pada Nurul dan menyelipkan ancaman pada mereka agar jangan sekali-kali mengganggu gadisnya.

Hari mulai gelap dan Nurul terbangun dengan sisa rasa sakitnya. Ia perlahan-lahan membuka matanya dan tidak mendapati siapapun disana dan justru ia terkejut karena sudah berpakaian lengkap.

"Semoga gue tadi cuma mimpi. Tapi ini terasa begitu nyata. Dan ya, kemana Alvaro?" gumam Nurul.

Nurul berusaha bangkit namun begitu ia menggerakkan kakinya, bagian intimnya terasa begitu sakit. Ia berusaha untuk bangun dan tak sengaja melihat noda merah di atas tempat tidur. Nurul membeku seketika.

"Ternyata bukan mimpi. Lelaki brengsek itu sudah menghancurkan hidupkan dan meninggalkanku sendiri di tempat ini. Aku sudah seperti wanita ******! Kenapa Tuhan? Kenapa ini terjadi padaku? Karma apa yang sedang kutanggung? Dosa apa yang sudah kuperbuat dan kedua orang tuaku lakukan hingga aku harus menanggung ini semua? Hiksss …."

Nurul menangis dan kali ini ia benar-benar menumpahkan tangisnya karena tidak ada seorangpun yang akan mendengarnya.

"Bu Uswa, Nurul ingin mati saja. Kenapa Tuhan begitu tega padaku, Bu. Hiksss …."

Lama Nurul menangisi nasibnya hingga ia memutuskan untuk pulang. Ia belum tahu apa yang akan ia lakukan kedepannya. Jika ia tidak pulang maka seluruh keluarga pantinya akan mencemaskan ya. Jika ia bunuh diri, maka ia akan membuat Bu Uswa gagal mendidiknya.

"Apapun yang terjadi gue harus pulang. Gue harus kuat," tekad Nurul.

Pelan-pelan Nurul turun dari ranjang dan membuka pintu yang sudah tidak lagi terkunci.

Benar-benar ditinggal sendirian.

Hati Nurul terasa ngilu dan kembali air matanya menetes. Ia menyeka air matanya lalu menerbitkan senyum di bibirnya.

"Gue Nurul, gue bukan orang yang lemah. Gue emang sempat putus asa tapi gue salah, gue yakin ini semua adalah ujian. Gue harus tetap yakin dengan prinsip gue yang walaupun dunia terus menjatuhkanku maka aku akan bangkit lagi. Jika jatuh lagi maka aku akan bangkit lagi hingga dunia menyerah dan mengatakan bahwa aku memang tidak mudah untuk dijatuhkan. Semangat Nurul!"

Nurul mulai naik di motor dan perlahan tapi pasti ia sudah mengendarai motor tersebut. Hancur sudah pasti. Sakit pun sudah tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Namun begitu wajah penuh keteduhan dan senyum penuh kehangatan dari Bu Uswa melintas di pikiran Nurul, mendadak ia mendapatkan kembali semangatnya.

Dunia selalu mau main-main sama gue, tapi disini yang main itu gue. Biar kita lihat dunia bakalan menyerah mempermainkan gue atau tidak. Semakin lu hancurin gue, maka gue akan semakin merasakan ketangguhan. Gue emang hancur, tapi … justru yang hancur itu bisa melukai. Pecahan kaca saja bisa melukai kaki atau tangan seseorang walaupun ia sudah hancur. Gue nggak mau mati karena permainan dunia, gue harus jadi pemenang dan setelah itu gue boleh mati dengan tenang.

********

Motor yang dikendarai Nurul kini sudah terparkir di depan rumah yang selama ini menjadi tempatnya bernaung. Ia menatap lekat bangunan yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Hatinya sakit namun ia tidak bisa melakukan apapun. 

Pasti adik-adik sudah tidur.

Nurul sempat melihat ponselnya dan ternyata ia sampai di panti sudah pukul 21. 00. Biasanya jam segitu adik-adiknya sudah diminta untuk istirahat. Nurul juga melihat keadaan panti begitu sunyi.

Satu langkah ia masuk ke dalam rumah, nyalinya mendadak menciut. Ia takut mengecewakan Bu Uswa tapi ia tidak bisa menyembunyikan apapun dari ibunya itu. Walaupun Nurul tidak lahir dari rahimnya, tapi wanita paruh baya itulah yang sudah membesarkannya dengan tangannya sendiri. Nurul sangat menyayangi Bu Uswa.

"Kamu sudah pulang, Nak?"

Suara lembut itu langsung membuat jantung Nurul berhenti berdetak untuk sesaat.

Bu Uswa berjalan mendekati Nurul. Ia yang baru keluar dari kamar untuk mengambil air minum tak sengaja melihat Nurul yang sedang berdiam diri di depan pintu.

Nurul melirik ke arah kanan dimana kamar Bu Uswa. Ia tersenyum getir lalu berlari memeluk wanita kesayangannya itu. Nurul menumpahkan air matanya lagi dalam dekapan hangat Bu Uswa.

"Lho, kok nangis? Kamu kenapa Nak? Ayo cerita sama ibu," ucap Bu Uswa kaget karena Nurul sudah terisak di pelukannya.

"Bu, kenapa dunia begitu kejam kepadaku? Apa salahku?" tanya Nurul yang langsung membuat Bu Uswa meradang dengan benak yang diselimuti tanda tanya besar.

Dengan sabar Bu Uswa mengelus punggung Nurul. Ia pun mengajak Nurul untuk masuk ke kamar Nurul yang berada di sebelah kamarnya.

Kini keduanya sudah duduk di atas tempat tidur Nurul. Nurul berbaring di pangkuan Bu Uswa untuk mencari kehangatan.

"Sekarang ceritakan pada ibu, ada apa sebenarnya?" ucap Bu Uswa dengan lembut namun entah mengapa dadanya terasa begitu sesak.

"Bu, maafkan aku. Aku mengecewakanmu," lirih Nurul. Bulir-bulir air matanya terus mengalir.

"Kenapa berbicara seperti itu, Nak? Kamu tidak pernah mengecewakan ibu selama ini," ucap Bu Uswa yang semakin merasakan sesak di dadanya.

"Bu, Nurul sudah tidak suci lagi. Pria itu menculikku dan merampas mahkota yang sudah Nurul jaga selama ini. Kenapa dunia begitu tega dan sangat kejam pada Nurul, Bu? Apa kesalahan Nurul?!" pekik Nurul histeris.

Jantung Bu Uswa seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Nurul. Dadanya yang sesak ternyata karena perasaannya terhadap Nurul yang kini mengalami kemalangan. Air matanya mengalir dan langsung memeluk Nurul. Keduanya menangis bersama.

"Apa Nurul mati saja, Bu? Dunia seakan tidak ada puasnya menghancurkan Nurul. Mungkin karena Nurul bukan anak yang diinginkan maka dunia pun turut tidak menginginkan Nurul hingga terus dan terus saja menghancurkan Nurul? Nurul sudah lelah, Bu. Sangat lelah dengan kehidupan ini. Bisakah Nurul mati saja," histeris Nurul yang membuat Bu Uswa semakin pilu.

Jika dalam kesendirian Nurul mampu menyemangati dirinya, maka berbeda ketika sudah melihat sosok hangat ini. Ia menjadi begitu rapuh di hadapan Bu Uswa. Padahal ia sudah membentengi dirinya dengan kekuatan agar tidak terlihat lemah namun jika sudah bersama Bu Uswa, ia tak ubahnya seperti anak kecil yang rapuh dan butuh pertolongan.

"Nurul, Nak, jangan berbicara seperti itu. Ada ibu yang selalu bersamamu. Jangan putus asa karena dunia tidak adil padamu. Ada ibu yang selalu menyayangimu. Kau tidak sendiri," ucap Bu Uswa disela-sela tangisnya.

"Tapi Bu, Nurul tidak sanggup menanggung semua ini. Nurul kotor Bu, Nurul berdosa. Ibu tolong bunuh saja Nurul," pekik Nurul yang langsung didekap oleh Bu Uswa.

"Istighfar Nak. Yakinlah ada rencana manis Tuhan dibalik kepahitan ini. Ibu akan selalu bersamamu. Ibu yakin Nurul adalah anak yang kuat. Walau Nurul tidak lahir dari rahim ibu, tetapi ibu adalah ibunya Nurul. Ibu yang akan selalu melindungi dan tidak pernah meninggalkan Nurul kalau bukan suratan takdir. Anak ibu jangan putus asa, bukankah Nurul selalu bilang jika dunia menjatuhkanmu maka kau akan kembali bangkit. Buktikan pada ibu kalau ucapanmu itu bukan omong kosong belaka!"

Bukan tanpa sebab Bu Uswa mengatakan itu pada Nurul. Ia tentu saja sangat hancur mendengar kabar dari anaknya itu. Tetapi ia juga tidak ingin Nurul terpuruk akan keadaan. Ia ingin anaknya itu tegar.

"Bu, tolong aku. Aku sangat membutuhkan pertolonganmu dalam menghadapi keadaan ini, Bu. Jangan tinggalkan aku," isak Nurul yang kembali membuat Bu Uswa menangis.

"Ibu akan selalu ada untukmu, Nak. Jangan takut. Ibumu ada disini bersamamu," ucap Bu Uswa.

"Bu, mari kita pindah malam ini juga. Atau subuh nanti. Aku tidak ingin dicari oleh pria jahat itu lagi, aku takut," ucap Nurul.

Bu Uswa diam. Ia berpikir kemudian ia hanya mengangguk pelan. Ia mengajak Nurul untuk rebahan dan mengelus rambut anaknya itu penuh kasih.

Setelah menenangkan Nurul, Bu Uswa pun meninggalkan kamar Nurul dengan perasaan pilu. Nurul sudah terlelap namun ia yang kini tidak bisa tidur. Ia kembali menatap wajah Nurul yang dengan jelas memancarkan kepahitan hidup.

Sungguh malang nasibmu, Nak. Kalau sudah seperti ini maka aku harus membawa anak-anak ke tempat yang lebih aman. Aku akan menelepon mas Purnomo.

Terpopuler

Comments

Sesye Pattiasina

Sesye Pattiasina

sedih thort😭😭😭😭

2023-09-01

0

Shepty Ani

Shepty Ani

nggak sanggup aku bacanya nangis aku

2023-07-27

1

lili permata

lili permata

Duuuuhhh sampe gue meler ini Thooooorrrrr, mata meraaaaah. Udah berasa kek lagi patah hati beneraaaaaaannnn 😭😭😭😭😭

2023-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Untuk Yang Kesekian Kalinya
2 Irana
3 Tiga Bulan
4 Hasrat Irana
5 Vitamin
6 Sebuah Bukti
7 Fakta Mengejutkan
8 Riswan
9 Fix, Halu
10 Pesan dari nomor tak dikenal
11 Gadis Taruhan Alvaro
12 Kenyataan Pahit
13 Bukan Hari Ini
14 Andai
15 Hari yang dinanti
16 Tempat seharusnya
17 Pamer Kemesraan
18 Noda Merah
19 Ditinggal Sendirian
20 Bolehkah Aku?
21 Paper Bag
22 Bikin Bego
23 Di-to-lak
24 Putus Hubungan
25 Cinta Yang Seharusnya
26 Aku Percaya Kamu
27 Bikin Malu dan Memalukan
28 Gue Kangen
29 Mencarimu
30 Bagaimana dengan Aku?
31 Masih Terluka
32 Cukup Dia Saja
33 Slow Motion
34 Normal-normal Saja
35 Untuk Yang Terakhir
36 Pemain Yang Hebat
37 Steve?
38 Alvaro, Je T'aime
39 AB Rhesus Positif
40 Salah Sangka
41 Saksi Kunci
42 Bagaimana Jika ....
43 Terbiasa Lari Dari Masalah
44 Hari Pertama
45 Safira Magdalena Griffin
46 Mbak Dessy
47 Nggak Mungkin!
48 Tuan Alvaro Tidak Tahu
49 Perasaan Aneh
50 Satu Menit Saja
51 Belimbing Wuluh
52 Sindrom Couvade
53 Deal!
54 Hal Biasa
55 Danissa
56 Bukan Anak Buangan
57 Kakak dan Kakek Lucknut
58 Aluna
59 Pingsan
60 Pernah Patah Hati?
61 Nurul Aina POV
62 Segitiga Bermuda
63 Wajah Familiar
64 Kisah Tak Sempurna
65 Pertemuan Keempat
66 Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67 Bukan Aku
68 Bertemu Keluarga Axelle
69 Teman Lama
70 Besok!
71 Rindu Konon
72 Tertusuk
73 Jadi dia?
74 What a coincidence
75 It's too late
76 Ungkapan yang terlambat
77 Sikap Menggemaskan
78 Lebih dari cukup
79 Deep Talk
80 Jajaran Pria Aneh
81 Karena Harta
82 Keturunan Ben Elard
83 Wanita Di Lift
84 Iya 'Kan Flo?
85 Terbawa Perasaan
86 Blessing in disguise
87 Tawanan Hati
88 Tidak Bisa Lapor Polisi
89 Ruang Nostalgia
90 Yes!
91 Hatinya Milik Gue
92 Obrolan Pagi
93 Hal Tak Terduga
94 Binar Yang Sama
95 Kala Itu
96 Kenapa Datang?
97 Dia Nggak Tahu
98 Paling Hebat
99 Masih Semanis Dulu
100 Lumayan
101 Bab 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 Lamaran Ditolak!
122 Deep Talk With You
123 Sah! Kok bisa?
124 Ke Bulan
125 Mas Ayang
126 Tedi?
127 Hukuman
128 Kepencet
129 Bertumbuhlah
130 Aku Menolak!
131 Di Kafe
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 Saaahh!!
140 Bukan Pecundang!
141 141
142 142
143 143
144 144
145 Just Do It and Move
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 Pengumuman
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 Berbuat Baik
200 Kencan?
201 Rencana Leon
202 Keinginan Leon
203 Mendapat Izin
204 Paman Tian?
205 Lu?!
206 Suara Lucknut!
207 Tentang Kedatangan Frey
208 Perhatian Frey
209 Tertular Papi Alvaro
210 Mari Kita Bermain
211 Mengagumi Dalam Ribut
212 Dua Sekaligus
213 Tuan Cakrawala Shan
214 Sudah Tidak Bisa Nikung!
215 Gue Udah Dijodohkan!
216 Tak Baik-baik Saja
217 Riani adalah ....
218 Everything Will be Okay
219 Merk Sepatu
220 Diskusi Kelompok
221 Harris
222 Dua Kemungkinan
223 Parfum Pak Suwondo
224 Alvaro dan Pak Nadir
225 Saya Tahu Kok Dok!
226 Sapaan Yang Menohok
227 Keributan Di Kantin
228 Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229 Pengakuan
230 Mengumbar Kemesraan
231 Kafe dan Leon
232 Sempat Panik
233 Pengumuman
234 Hari Terakhir Ujian
235 Nggak Akan Sama Lagi
236 Gue yang ngatur endingnya
237 Anggap Selesai
238 Bagaimana Bisa?
239 Hobi Baru
240 Iri Bilang Bos
241 Sindiran Axelle
242 Semua Karena Jessica
243 Savage-nya Keturunan Prayoga
244 Tembak Dia Mas
245 Promise
246 Pemberitahuan Lebih Awal
247 Lu Itu Sad Boy
248 Menjenguk Cici
249 Surprise ...
250 What? Tante?
251 Mogok Bicara
252 Tiga Mahasiswi Centil
253 Keenan dan Jessica
254 Karena Cerita di Novel
255 Keluh Kesah Bunda
256 Keputusan Keenan
257 Pukul 03.00
258 Sebuah Sindiran
259 Flash Back ...
260 Berdarah-darah
261 Alvaro dan Naufal
262 Menenangkan Diri
263 Rasa Yang Pernah Ada
264 Ambisi yang berhalang!
265 Jihan
266 Chemistry
267 Hati ke Hati
268 Keluarga Bahagia
269 Sisi Lain Alvaro
270 Hanya Sebuah Obsesi
271 Sebuah Cerita
272 Mendadak Jadi Bego
273 Eleanor Prayoga Griffin
274 Aluna Tidak Setuju
275 Last
Episodes

Updated 275 Episodes

1
Untuk Yang Kesekian Kalinya
2
Irana
3
Tiga Bulan
4
Hasrat Irana
5
Vitamin
6
Sebuah Bukti
7
Fakta Mengejutkan
8
Riswan
9
Fix, Halu
10
Pesan dari nomor tak dikenal
11
Gadis Taruhan Alvaro
12
Kenyataan Pahit
13
Bukan Hari Ini
14
Andai
15
Hari yang dinanti
16
Tempat seharusnya
17
Pamer Kemesraan
18
Noda Merah
19
Ditinggal Sendirian
20
Bolehkah Aku?
21
Paper Bag
22
Bikin Bego
23
Di-to-lak
24
Putus Hubungan
25
Cinta Yang Seharusnya
26
Aku Percaya Kamu
27
Bikin Malu dan Memalukan
28
Gue Kangen
29
Mencarimu
30
Bagaimana dengan Aku?
31
Masih Terluka
32
Cukup Dia Saja
33
Slow Motion
34
Normal-normal Saja
35
Untuk Yang Terakhir
36
Pemain Yang Hebat
37
Steve?
38
Alvaro, Je T'aime
39
AB Rhesus Positif
40
Salah Sangka
41
Saksi Kunci
42
Bagaimana Jika ....
43
Terbiasa Lari Dari Masalah
44
Hari Pertama
45
Safira Magdalena Griffin
46
Mbak Dessy
47
Nggak Mungkin!
48
Tuan Alvaro Tidak Tahu
49
Perasaan Aneh
50
Satu Menit Saja
51
Belimbing Wuluh
52
Sindrom Couvade
53
Deal!
54
Hal Biasa
55
Danissa
56
Bukan Anak Buangan
57
Kakak dan Kakek Lucknut
58
Aluna
59
Pingsan
60
Pernah Patah Hati?
61
Nurul Aina POV
62
Segitiga Bermuda
63
Wajah Familiar
64
Kisah Tak Sempurna
65
Pertemuan Keempat
66
Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67
Bukan Aku
68
Bertemu Keluarga Axelle
69
Teman Lama
70
Besok!
71
Rindu Konon
72
Tertusuk
73
Jadi dia?
74
What a coincidence
75
It's too late
76
Ungkapan yang terlambat
77
Sikap Menggemaskan
78
Lebih dari cukup
79
Deep Talk
80
Jajaran Pria Aneh
81
Karena Harta
82
Keturunan Ben Elard
83
Wanita Di Lift
84
Iya 'Kan Flo?
85
Terbawa Perasaan
86
Blessing in disguise
87
Tawanan Hati
88
Tidak Bisa Lapor Polisi
89
Ruang Nostalgia
90
Yes!
91
Hatinya Milik Gue
92
Obrolan Pagi
93
Hal Tak Terduga
94
Binar Yang Sama
95
Kala Itu
96
Kenapa Datang?
97
Dia Nggak Tahu
98
Paling Hebat
99
Masih Semanis Dulu
100
Lumayan
101
Bab 101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
Lamaran Ditolak!
122
Deep Talk With You
123
Sah! Kok bisa?
124
Ke Bulan
125
Mas Ayang
126
Tedi?
127
Hukuman
128
Kepencet
129
Bertumbuhlah
130
Aku Menolak!
131
Di Kafe
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
Saaahh!!
140
Bukan Pecundang!
141
141
142
142
143
143
144
144
145
Just Do It and Move
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
Pengumuman
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
Berbuat Baik
200
Kencan?
201
Rencana Leon
202
Keinginan Leon
203
Mendapat Izin
204
Paman Tian?
205
Lu?!
206
Suara Lucknut!
207
Tentang Kedatangan Frey
208
Perhatian Frey
209
Tertular Papi Alvaro
210
Mari Kita Bermain
211
Mengagumi Dalam Ribut
212
Dua Sekaligus
213
Tuan Cakrawala Shan
214
Sudah Tidak Bisa Nikung!
215
Gue Udah Dijodohkan!
216
Tak Baik-baik Saja
217
Riani adalah ....
218
Everything Will be Okay
219
Merk Sepatu
220
Diskusi Kelompok
221
Harris
222
Dua Kemungkinan
223
Parfum Pak Suwondo
224
Alvaro dan Pak Nadir
225
Saya Tahu Kok Dok!
226
Sapaan Yang Menohok
227
Keributan Di Kantin
228
Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229
Pengakuan
230
Mengumbar Kemesraan
231
Kafe dan Leon
232
Sempat Panik
233
Pengumuman
234
Hari Terakhir Ujian
235
Nggak Akan Sama Lagi
236
Gue yang ngatur endingnya
237
Anggap Selesai
238
Bagaimana Bisa?
239
Hobi Baru
240
Iri Bilang Bos
241
Sindiran Axelle
242
Semua Karena Jessica
243
Savage-nya Keturunan Prayoga
244
Tembak Dia Mas
245
Promise
246
Pemberitahuan Lebih Awal
247
Lu Itu Sad Boy
248
Menjenguk Cici
249
Surprise ...
250
What? Tante?
251
Mogok Bicara
252
Tiga Mahasiswi Centil
253
Keenan dan Jessica
254
Karena Cerita di Novel
255
Keluh Kesah Bunda
256
Keputusan Keenan
257
Pukul 03.00
258
Sebuah Sindiran
259
Flash Back ...
260
Berdarah-darah
261
Alvaro dan Naufal
262
Menenangkan Diri
263
Rasa Yang Pernah Ada
264
Ambisi yang berhalang!
265
Jihan
266
Chemistry
267
Hati ke Hati
268
Keluarga Bahagia
269
Sisi Lain Alvaro
270
Hanya Sebuah Obsesi
271
Sebuah Cerita
272
Mendadak Jadi Bego
273
Eleanor Prayoga Griffin
274
Aluna Tidak Setuju
275
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!