GADIS TARUHAN ALVARO
“Nurul please, ini untuk yang nggak kehitung kesekian kalinya gue nyatain perasaan ke elu. Masa lu nggak kasihan sama gue yang lu tolak melulu sih?”
Alvaro menggenggam kedua tangan Nurul dengan tatapan penuh harap agar gadis itu mau menerimanya menjadi kekasih.
“Maaf Ro. Dan untuk yang entah nggak kehitung kesekian kalinya gue juga nggak bisa nerima lu. Lu pun sudah tahu alasannya,” balas Nurul.
Alvaro melepaskan genggamannya dengan lemas. Ia menghela napas frustrasi. Menatap menghiba agar gadis yang ia cintai dan sudah ia kejar-kejar sejak tiga bulan belakangan ini mau membalas perasaannya.
Masa iya pesona Alvaro Genta Prayoga luntur di depan seorang Nurul Aina?
Alvaro bertanya dalam hatinya, mengapa bisa Nurul menolaknya sedangkan hampir semua mahasiswi di kampus mereka ditolaknya.
“Nurul Aina, lu nggak bisa gitu meraba hati gue? Hati gue udah full sama cinta buat lu,” ucap Alvaro yang tak menimbulkan ekspresi apapun di wajah Nurul.
“Alvaro, gue masih sibuk dan belum sempat memikirkan perkara cinta. Masih banyak gadis lain selain gue. Gue harus menyelesaikan skripsi dulu agar beban perkuliahan selesai. Lu tahu sendiri gue bisa kuliah di sini karena beasiswa jadi gue memang fokus kuliah.
“Kesempatan yang langka untuk anak panti seperti gue yang nggak punya orang tua bisa merasakan bangku kuliah hingga menjadi sarjana. Gue nggak mau menyia-nyiakan ini semua dengan melakukan hal yang nggak penting,” ucap Nurul panjang lebar.
Nggak penting?! Bahkan ini penting banget buat gue Nurul.
Nurul Aina, gadis mungil dengan tinggi 150 cm memiliki paras cantik alami dengan kulit berwarna kuning Langsat. Khas orang Indonesia. Dengan kecerdasan yang ia miliki, sejak menempuh pendidikan SMA ia sudah mendapat beasiswa dan saat lulus pun ia diterima di universitas yang kini menjadi tempatnya menimba ilmu melalui jalur bea siswa.
Wajahnya begitu imut apalagi dengan dua lesung pipi di wajahnya yang menambah manis senyumannya. Rambutnya panjang sebahu yang selalu ia kuncir satu. Pakaiannya biasa saja, sangat sederhana karena ia pun hidup di kota ini dengan biaya seadanya pemberian kampus.
Malam harinya ia bekerja part time di mini market untuk menambah biaya hidupnya. Jadi sampai detik ini Nurul sama sekali belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta atau berpacaran. Ia memilih menepikan perasaannya demi cita-cita yang ia gantung setinggi langit.
Sedangkan Alvaro Genta Prayoga, cowok populer yang bisa dikatakan mahasiswa most wanted di kampusnya. Bahkan ia sangat famous di luar lingkungan kampus.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Genta Prayoga itu. Ayahnya seorang pengusaha sukses di berbagai bidang seperti konstruksi, properti hingga memiliki beberapa pabrik tekstil sekaligus garmen turun temurun dari keluarganya.
Sedangkan ibunya merupakan desainer terkenal serta memiliki banyak butik yang tersebar di beberapa kota besar dalam negeri hingga di luar negeri.
Tak ada yang tidak ingin dekat dengan pria kaya itu kecuali Nurul. Nurul bukan menolak karena sadar diri melainkan karena ia memang belum berpikir hingga ke arah sana.
Belum lagi Alvaro akan menjadi penerus usaha keluarganya karena ia hanya anak lelaki sendiri di keluarganya. Kakaknya Aleesha Handayani Prayoga sudah menikah dengan pengusaha batu bara dan menetap di Kalimantan. Ia juga berprofesi sebagai dokter sehingga semua aset keluarga Alvaro lah yang akan mengelolanya.
“Gue tahu Nurul, gue paham bahkan. Tapi kita ‘kan udah sampai di penghujung semester. Lu juga tinggal ngurus skripsi, nggak ada salahnya kita menjalin hubungan. Gue bakalan tunggu jawaban lu. Gue bakalan tagih setelah hari sidang skripsi lo selesai. Gimana? Deal?” ucap Alvaro dengan intonasi yang tegas dan tak ingin dibantah.
Nurul terdiam. Ia menatap lekat kedua mata Alvaro dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Alvaro bahkan sampai dibuat keki oleh tatapan Nurul.
“Baik, tiga bulan dari sekarang lu bakalan dapat jawabannya,” ucap Nurul kemudian ia meninggalkan Alvaro yang masih mematung karena jawaban Nurul barusan.
Nurul menuju ke kelasnya, di sana sudah ada Flora, sahabatnya.
“Lagi?” tanya Flora saat Nurul baru saja duduk di kursinya.
“Hah?”
“Alvaro lagi-lagi nembak lu?” tanya Flora.
Nurul menjawab dengan senyuman singkat dan terlihat seperti terpaksa juga tertekan.
“Sebagai sahabat lu nih ya, gue saranin deh lu jangan mau pacaran sama Alvaro. Ya gue akuin dia itu cowok yang perfect banget. Tapi lu udah tahu nggak sepak terjangnya dalam dunia percintaan?”
Nurul menatap Flora dengan sebelah alisnya terangkat.
“Jadi lu benar-benar nggak tahu kalau si Alvaro Genta Prayoga itu adalah cowok play boy? Udah banyak kok cewek yang jadi mainannya. Nggak kehitung berapa cewek yang udah dia tidurin dan yang lebih gue khawatirin lagi, gue takut lu cuma dijadikan bahan taruhan doang!”
Ucapan tegas dan menggebu-gebu Flora membuat Nurul terkejut. Ia memang tidak begitu peduli dengan berita-berita di kampus karena tujuannya hanya untuk belajar dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum.
“Ma-maksud lu?” tanya Nurul yang seolah menolak apa yang dikatakan Flora barusan.
“Gue yakin lu paham benar deh sama yang tadi gue ceritain. Dan gue berharap lu jangan sampai jatuh cinta sama dia. Please Nurul, demi kebaikan elu juga,” ucap Flora dengan menatap lekat sahabatnya itu.
“Gue--gue nggak suka kok sama Alvaro. Lu tahu ‘kan kalau selama beberapa bulan ini gue aja selalu nolak dia. Gue nggak mikir ke arah sana. Dan makasih karena cerita lu, gue jadi semakin yakin kalau gue tetap harus menolaknya jika datang lagi,” ucap Nurul dengan sedikit tergagap.
Ada yang aneh dengan hatinya ketika mendengar cerita buruk tentang Alvaro. Ia menjadi murung mendadak karena jujur saja, sebenarnya ia sudah mulai merasakan getaran aneh saat Alvaro datang menggodanya.
Apa iya Alvaro kayak gitu? Tapi selama tiga bulan gue dekat sama dia, orangnya baik kok nggak macam-macam. Apa itu cuma rumor doang atau dia sengaja berwajah lugu ke gue?
Melihat Nurul yang termenung, sebuah senyuman terbit di bibir Flora. Sebuah seringai yang jika seandainya Nurul melihat maka ia akan bergidik ngeri.
“Udah ih, lu nggak usah galau gitu. Mending lu fokus sama skripsi daripada sama play boy itu. Oh iya, bantuin gue juga ya Nurul sahabatku yang super duper cerdas,” ucap Flora sambil mengedip-kedipkan matanya dengan manja.
Nurul memutar bola matanya jengah kemudian ia mengangguk. Ia sudah sangat bersyukur memiliki Flora dalam hidupnya yang selalu menemaninya sejak ia masuk ke kampus hingga di penghujung kuliah mereka.
“Yesss!! Gimana kalau kita ke perpustakaan dan nyari bahan,” ajak Flora.
Nurul menatap Flora dengan tajam sedangkan yang ditatap hanya menampilkan deretan gigi putihnya.
“Lu pasti mau bilang gue kok mendadak jadi rajin? Gue bakalan kasih tahu, gue udah kena ultimatum dari kedua orang tua gue supaya gue bisa wisuda tahun ini. Huhh ....”
Nurul sudah yakin ini adalah alasan dibalik mendadak rajinnya sang sahabat. Berteman dengan Flora sudah hampir empat tahun tentu saja Nurul sudah cukup akrab dengan keluarga Flora Damayanti Setiawan yang juga merupakan salah satu keluarga terpandang karena memiliki usaha yang maju dalam bidang percetakan.
Kedua gadis itu berjalan sambil beriringan menuju ke perpustakaan yang agak jauh dari kelas mereka. Sambil asyik membahas tentang skripsi, mereka tidak sadar bahwa ada Alvaro yang sudah berdiri di depan mereka bersama tiga temannya yang selalu setia berada di samping sang idola kampus.
“Kita ketemu lagi Nurul. Emang ya, kalau jodoh itu nggak kemana-mana.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Honeyhae
halo tor, mampir di ceritaku ya 'Bertemu Untuk Cinta'. mohon dukungannya 🥲 n tinggalkan kritik sarannya. aku ninggalin jejak dlu ya tor, baru baca 2 eps punya tor, bgus bngt 😭🤧
2023-08-02
0
Erni Enci
tolak demi massa dpn😊
2023-07-26
0
Tara
dasar playboy ngejar terus.. pas uda dapat maunya di lepehin n cari yg baru😡😓
2023-07-23
1